Karya Atma Wedana di Tuban Diisi Dharma Wacana
Rangkaian karya Atma Wedana Desa Adat/Pakraman Tuban pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (25/9) sore diisi dengan dharma wacana dari Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda.
MANGUPURA, NusaBali
Prawartaka Karya Atma Wedana Desa Adat/Pakraman Tuban 2019 I Nyoman Sudiana, mengatakan dharma wacana bertujuan, agar krama Desa Adat/Pakraman Tuban bisa lebih memahami makna dari karya tersebut. “Jadi tema dharma wacana yang kami laksanakan itu mengarah pada pelaksanaan Atma Wedana. Sehingga masyarakat bisa memahami mengenai tujuan dan makna dari Atma Wedana,” kata Sudiana mendampingi Bendesa Adat/Pakraman Tuban I Wayan Mendra.
Diakuinya, bahwa sejak 12 Agustus 2019 lalu, seluruh rangkaian karya Atma Wedana berjalan lancar sesuai harapan. Termasuk acara pada Rabu sore hingga malam, mulai dari Ngajum Puspalingga, Mapurwa Daksina, Madatengan, hingga Madengen-dengen. “Tentu saja semua itu berkat dukungan semua pihak. Mulai dari para peserta, masyarakat umum, hingga para anggota panitia penyelenggara. Saya harap, di pelaksanaan-pelaksanaan berikutnya, karya semacam ini bisa berjalan lebih baik lagi,” tuturnya, dan menyatakan mendapat banyak pengetahuan baru, sejak dilibatkan dan dipilih sebagai prawartaka karya.
Sementara Wayan Mendra membeberkan, karya tersebut digelar secara massal guna membantu meringankan beban krama. Dan itu sudah menjadi komitmen pihaknya, untuk senantiasa menjalankan kegiatan bernapaskan budaya dan agama tersebut secara periodik.
Untuk diketahui, dalam pelaksanaannya kali ini, terdapat 54 peserta Nyekah/Mamukur, 39 peserta Ngelangkir, 6 peserta Ngelungah, dan 6 peserta Ngaben. Selain itu, karya tersebut juga dirangkaikan dengan upacara potong gigi atau matatah, dengan jumlah peserta sebanyak 48 krama. Secara umum, pelaksanaan Atma Wedana dengan Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Wijaya Nanda selaku Yajamana Karya tersebut terselenggara secara gratis. Hal itu berkat dukungan berbagai pihak, termasuk LPD Desa Adat/Pakraman Tuban.
Puncak karya pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (26/9), dengan dengan prosesi Mesangi, Puja Tarpana dan Natab, serta Memendak, dan Medatengan. Berikutnya disambung prosesi Nuwek, Puja Pralina, Ngeseng dan Mayasin Sekah, Nganyut, serta Ngeremekan pada Sukra Kliwon Medangkungan, Jumat (27/9). Nyegara Gunung dan Ngulapin ring Segara Kangin, Mamitang Ring Pura Dalem, serta Ngelinggihang ring Soang-soang Merajan diagendakan pada Anggara Wage Matal, Selasa (1/10). *dar
Diakuinya, bahwa sejak 12 Agustus 2019 lalu, seluruh rangkaian karya Atma Wedana berjalan lancar sesuai harapan. Termasuk acara pada Rabu sore hingga malam, mulai dari Ngajum Puspalingga, Mapurwa Daksina, Madatengan, hingga Madengen-dengen. “Tentu saja semua itu berkat dukungan semua pihak. Mulai dari para peserta, masyarakat umum, hingga para anggota panitia penyelenggara. Saya harap, di pelaksanaan-pelaksanaan berikutnya, karya semacam ini bisa berjalan lebih baik lagi,” tuturnya, dan menyatakan mendapat banyak pengetahuan baru, sejak dilibatkan dan dipilih sebagai prawartaka karya.
Sementara Wayan Mendra membeberkan, karya tersebut digelar secara massal guna membantu meringankan beban krama. Dan itu sudah menjadi komitmen pihaknya, untuk senantiasa menjalankan kegiatan bernapaskan budaya dan agama tersebut secara periodik.
Untuk diketahui, dalam pelaksanaannya kali ini, terdapat 54 peserta Nyekah/Mamukur, 39 peserta Ngelangkir, 6 peserta Ngelungah, dan 6 peserta Ngaben. Selain itu, karya tersebut juga dirangkaikan dengan upacara potong gigi atau matatah, dengan jumlah peserta sebanyak 48 krama. Secara umum, pelaksanaan Atma Wedana dengan Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Wijaya Nanda selaku Yajamana Karya tersebut terselenggara secara gratis. Hal itu berkat dukungan berbagai pihak, termasuk LPD Desa Adat/Pakraman Tuban.
Puncak karya pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (26/9), dengan dengan prosesi Mesangi, Puja Tarpana dan Natab, serta Memendak, dan Medatengan. Berikutnya disambung prosesi Nuwek, Puja Pralina, Ngeseng dan Mayasin Sekah, Nganyut, serta Ngeremekan pada Sukra Kliwon Medangkungan, Jumat (27/9). Nyegara Gunung dan Ngulapin ring Segara Kangin, Mamitang Ring Pura Dalem, serta Ngelinggihang ring Soang-soang Merajan diagendakan pada Anggara Wage Matal, Selasa (1/10). *dar
Komentar