Tingkatkan SDM Petani, Database Pertanian Diverifikasi
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menggandeng Badan Penyuluh mulai menyusun database pertanian di Kabupaten Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Penyusunan itu dilakukan dengan validasi dan verifikasi data pertanian secara keseluruhan. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya petani di Buleleng.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta, mengatakan petani di Buleleng saat ini masih banyak yang belum memahami teknik budidaya dan teknik produksi yang baik dan benar sehingga hal ini perlu menjadi perhatian serius untuk mewujudkan pembangunan di bidang pertanian yang menjadi salah satu target utama dalam pembangunan Kabupaten Buleleng.
Selain itu petani di Buleleng rata-rata belum sampai ke ranah organisasi ekonomi mereka sendiri sehingga hasil produksi masih diserahkan ke pengepul atau pembeli sehingga harga yang didapatkan dari produksi hasil tani belum maksimal. “Peningkatan kemampuan petani tidak hanya mencakup kemampuan teknik budidaya atau teknik produksi, tetapi juga kemampuan petani dalam menangani aspek ekonomi usaha dan kemampuan menumbuhkembangkan organisasi ekonomi mereka,” jelas I Made Sumiarta.
Setelah penyusunan database pertanian, lanjut Sumiarta, pemerintah akan menyusun program tepat untuk mewujudkan target tersebut. Dalam penyusunan database tersebut penyuluh pertanian akan diterjunkan ke lapangan langsung untuk melakukan verifikasi dan validasi data secara menyeluruh. Penyuluh juga diharapkan berperan aktif terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memaksimalkan akurasi data yang didapatkan.
Sementara itu verifikasi dan validasi data tersebut dipimpin Kepala Bidang Program dan Evaluasi Penyuluhan I Wayan Ediana, yang diikuti seluruh penyuluh pertanian dari di Kabupaten Buleleng. Dia menjelaskan validasi dan verifikasi simultan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Nomor 39 Tahun 2019 yang ditindak lanjuti Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Wayan Ediana menambahkan data simultan ini berbasis di tingkat desa dan akan didata dan di-update langsung oleh penyuluh di wilayah kerjanya dari para petani atau kelompok tani binaannya masing-masing dan data yang akan didapat ini bukan berupa sample, melainkan data riel dari lapangan.
Verifikasi dan validasi data ini merupakan pilot project yang baru dilaksanakan di tiga provinsi di Indonesia, yakni di Bali, Jogjakarta, dan Banten. “Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data pertanian yang valid, sehingga pemerintah tahu program apa yang akan dilaksanakan ke depannya sesuai dengan Bappenas. Kami berharap September ini bisa tuntas,” ucap dia. *k23
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta, mengatakan petani di Buleleng saat ini masih banyak yang belum memahami teknik budidaya dan teknik produksi yang baik dan benar sehingga hal ini perlu menjadi perhatian serius untuk mewujudkan pembangunan di bidang pertanian yang menjadi salah satu target utama dalam pembangunan Kabupaten Buleleng.
Selain itu petani di Buleleng rata-rata belum sampai ke ranah organisasi ekonomi mereka sendiri sehingga hasil produksi masih diserahkan ke pengepul atau pembeli sehingga harga yang didapatkan dari produksi hasil tani belum maksimal. “Peningkatan kemampuan petani tidak hanya mencakup kemampuan teknik budidaya atau teknik produksi, tetapi juga kemampuan petani dalam menangani aspek ekonomi usaha dan kemampuan menumbuhkembangkan organisasi ekonomi mereka,” jelas I Made Sumiarta.
Setelah penyusunan database pertanian, lanjut Sumiarta, pemerintah akan menyusun program tepat untuk mewujudkan target tersebut. Dalam penyusunan database tersebut penyuluh pertanian akan diterjunkan ke lapangan langsung untuk melakukan verifikasi dan validasi data secara menyeluruh. Penyuluh juga diharapkan berperan aktif terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memaksimalkan akurasi data yang didapatkan.
Sementara itu verifikasi dan validasi data tersebut dipimpin Kepala Bidang Program dan Evaluasi Penyuluhan I Wayan Ediana, yang diikuti seluruh penyuluh pertanian dari di Kabupaten Buleleng. Dia menjelaskan validasi dan verifikasi simultan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Nomor 39 Tahun 2019 yang ditindak lanjuti Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Wayan Ediana menambahkan data simultan ini berbasis di tingkat desa dan akan didata dan di-update langsung oleh penyuluh di wilayah kerjanya dari para petani atau kelompok tani binaannya masing-masing dan data yang akan didapat ini bukan berupa sample, melainkan data riel dari lapangan.
Verifikasi dan validasi data ini merupakan pilot project yang baru dilaksanakan di tiga provinsi di Indonesia, yakni di Bali, Jogjakarta, dan Banten. “Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data pertanian yang valid, sehingga pemerintah tahu program apa yang akan dilaksanakan ke depannya sesuai dengan Bappenas. Kami berharap September ini bisa tuntas,” ucap dia. *k23
1
Komentar