Perwakilan WHDI Banten Ikuti PUG
Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) provinsi Banten mengirim perwakilannya Ni Made Sri Muliasih atau biasa disapa Asih mengikuti bimbingan teknik (bimtek) Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) bagi forum komunikasi Puspa (Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak).
JAKARTA, NusaBali
Acara dihadiri pula oleh organisasi perempuan lainnya. Acara digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) provinsi Banten.
Menurut Asih, materi yang diberikan dalam bimtek sangat bagus. Mereka mendapat penjelasan bagaimana memenuhi kebutuhan hak-hak anak sehingga menambah pengetahuan peserta.
"Pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak penting untuk di tingkatkan. Terutama, soal keterampilan dalam mencegah dan menangani isu perempuan dan anak," ujar Asih kepada NusaBali, Rabu (25/9).
Asih menjelaskan, faktor pendukung pentingnya peningkatan pengetahuan mengenai PUG dan PUHA, karena makin meningkatnya kasus kekerasan. Plus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.
"Oleh karena itu, pemprov Banten bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merasa perlu menggalang partisipasi dari semua pihak," imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, masing-masing perwakilan diberi kesempatan bicara.
Perempuam yang juga menjadi pengurus Puspa di bidang ekonomi pemberdayaan perempuan itu menyampaikan, telah mengadakan pelatihan pembuatan kue kepada ibu-ibu di kampung Kenari yang mayoritas adalah petani dan kehidupannya masih terbelakang. Pelatihan diikuti sekitar 50 orang.
"Setelah mendapat pelatihan, forum komunikasi Puspa memberikan bahan dan alat cetak pembuatan kue. Sekarang mereka sudah membuat kue secata rutin setiap minggu tiga kali. Hasilnya dipasarkan di koperasi RS dan pusat oleh-oleh guna meningkatkan ekonomi keluarga," papar Asih. *k22
Menurut Asih, materi yang diberikan dalam bimtek sangat bagus. Mereka mendapat penjelasan bagaimana memenuhi kebutuhan hak-hak anak sehingga menambah pengetahuan peserta.
"Pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak penting untuk di tingkatkan. Terutama, soal keterampilan dalam mencegah dan menangani isu perempuan dan anak," ujar Asih kepada NusaBali, Rabu (25/9).
Asih menjelaskan, faktor pendukung pentingnya peningkatan pengetahuan mengenai PUG dan PUHA, karena makin meningkatnya kasus kekerasan. Plus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.
"Oleh karena itu, pemprov Banten bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merasa perlu menggalang partisipasi dari semua pihak," imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, masing-masing perwakilan diberi kesempatan bicara.
Perempuam yang juga menjadi pengurus Puspa di bidang ekonomi pemberdayaan perempuan itu menyampaikan, telah mengadakan pelatihan pembuatan kue kepada ibu-ibu di kampung Kenari yang mayoritas adalah petani dan kehidupannya masih terbelakang. Pelatihan diikuti sekitar 50 orang.
"Setelah mendapat pelatihan, forum komunikasi Puspa memberikan bahan dan alat cetak pembuatan kue. Sekarang mereka sudah membuat kue secata rutin setiap minggu tiga kali. Hasilnya dipasarkan di koperasi RS dan pusat oleh-oleh guna meningkatkan ekonomi keluarga," papar Asih. *k22
Komentar