CINEMAWITHOUTWALL Hadirkan Empat Film Pendek
Empat film yang sebelumnya tampil dalam Film Lab Internasional diperkenalkan pada khalayak internasional di Balinale 2019
MANGUPURA, NusaBali.com
Setelah sebelumnya sukses di ajang lomba film pendek Film Lab Internasional pada Agustus lalu, CINEMAWITHOUTWALL kembali melanjutkan misinya untuk memperkenalkan budaya lokalitas yang diangkat pada film-film tersebut di forum Bali International Film Festival (Balinale), Rabu (25/9/2019).
Pada workshop yang diadakan di Cinemaxx Sidewalk Jimbaran, Badung ini, CINEMAWITHOUTWALL yang diinisiasi oleh Caecilia Sherina kembali menampilkan 4 film dari total 12 film yang ditampilkan pada Film Lab Internasional. Keempat film ini antara lain yaitu A Voice in Silence, How to Act Like a Hooman, Nyangih, dan Modal. Tak hanya menampilkan filmnya, namun filmmakers dari beberapa judul tersebut juga berbicara mengenai proses dibalik pembuatan film.
Dalam kilas balik yang dilakukan oleh para filmmakers di Film Lab Internasional oleh CINEMAWITHOUTWALL, para sineas dari berbagai negara ditantang untuk membuat sebuah film pendek dalam waktu 4 hari. Para sineas yang dibagi ke dalam 12 tim ini diterjunkan di 5 desa yang berbeda untuk kemudian mengangkat isu budaya yang terdapat di desa tersebut dalam bentuk film.
Adapun ditampilkannya film-film ini di Balinale 2019 merupakan tindak lanjut setelah event Film Lab Internasional tersebut. Dengan dipertontonkan secara luas, film-film pendek ini mampu menjadi jembatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai sosial dan budaya di Bali, sekaligus meningkatkan citra masyarakat lokal Bali di dunia internasional.
“CINEMAWITHOUTWALL sendiri saat ini sudah disupport oleh Minikino Film Festival, Balinale, dan juga nanti akan ditampilkan di Ubud Writers and Readers Festival. Selain itu kami juga sudah distribusikan film ini ke luar negeri, tepatnya ke Amerika, lalu festival-festival lainnya. Termasuk juga universitas, kami harapkan bisa berkolaborasi dengan universitas-universitas,” ujar Caecilia Sherina, inisiator gerakan CINEMAWITHOUTWALL ini.
Dalam workshop kali ini, Caecilia juga mengungkapkan bahwa ke depannya, CINEMAWITHOUTWALL tak hanya berpusat pada ajang Film Lab Internasional saja, namun juga akan ada sederet program-program baru. “Saat ini kami sedang menyiapkan program berikutnya, selain jalan-jalan membawa kedua belas film tersebut, kita juga sedang mencoba membuka sekolah Sinema Tanpa Batas di lima desa yang sudah kami datangi. Ini karena kami melihat animo masyarakat yang mulai tertarik pada film,” lanjut Caecilia.
Lebih lanjut lagi, jelas Caecilia, nantinya ajang Film Lab Internasional kedua yang akan dilangsungkan tahun depan masih akan diadakan di Bali. “Ini merupakan satu kegiatan yang sangat besar, tantangannya banyak sekali, jadi kita masih akan adakan di Bali dulu, tapi kita akan mengadakannya dengan skala lebih besar dan waktu pelaksanaan lebih panjang. Kita juga mau libatkan lebih banyak lagi sineas dari Eropa dan Amerika Serikat, supaya lebih besar lagi pertukaran ide dan budaya di antara kita. Di Bali sendiri juga memang selalu menarik untuk warga dunia lirik tapi masih banyak kisah-kisah yang belum terangkat,” papar Caecilia.*yl
1
Komentar