Sudirta Terpilih Jadi Ketua Ikatan Alumni Lemhanas DPR RI 2019-2024
Jelang pelantikan 1 Oktober 2019 mendatang, anggota DPR RI 2019-2024 terpilih hasil Pileg 2019 wajib mengikuti pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
DENPASAR, NusaBali
Anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, I Wayan Sudirta, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024.
Kepengurusan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 yang diketuai Wayan Sudirta ini berisikan para politisi Senayan dati lintas partai. Posisi Sekretaris Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 diduduki Yusid Toyib. Sedangkan posisi Wakil Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 berjumlah 5 orang, yakni Herman Heron, Achmad Dimyati, Eddy Soe-parno, KH Maman Immanulhaq, dan Rahmat Harjono.
Bertindak sebagai Pembina adalah Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Marsekal Madya TNI Wieko Sofyan, Komjen Pol Mochammd Iriawan, serta Deputi Taplaikbs Lemhanas RI dan Para Direktur Taplaikbs Lemhanas. Kepengurusan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 tersebut dibentuk melalui musyawarah saat digelarnya pendidikan Lemhanas bagi anggota DPR RI 2019-2024 terpilih di Kantor Lemhanas, Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, 3-12 September 2019 lalu.
Dari Bali sendiri ada 9 anggota DPR RI terpilih hasil Pileg 2019. Selain Wayan Sudirta (new comer dari PDIP), 8 wakil rakyat Bali di DPR RI 20919-2024 lainnya adalah I Made Urip (incumbent/PDIP), I Nyoman Parta (new comer/PDIP), I Gusti Agung Rai Wirajaya (incumbent/PDIP), I Ketut Kariyasa Adnyana (new comer/PDIP), Gede Sumarjaya Linggih (incumbent/Golkar), AA Bagus Adhi Mahendra Putra (incumbent/Golkar), dan Putu Supadma Rudana (incumbent/Demokrat). Mereka semua harus mengikuti pendidikan Lemhanas.
Wayan Sudirta mengaku mendapat banyak informasi dan wawasan selama 10 hari mengikuti pendidikan Lemhanas. Menurut Sudirta, dalam forum Lemhanas tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai parpol selalu bicara tentang 4 Pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Kebhinnekaan, dan NKRI.
"Kalau dikerucutkan lebih tajam, semua partai melalui perwakilannya di DPR RI sebenarnya bicara untuk kepentingan rakyat dalam bingkai 4 Pilar Kebangsaan tersebut. Namun, yang berbeda hanyalah gaya dan cara," jelas saat ditemui NusaBali di sela-sela kegiatan sosial di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (26/9) sore.
Terkait jabatan sebagai Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024, menurut Sudirta, ini adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. “Saya berterima kasih kepada rekan-rekan Alumni Lemhanas dari berbagai partai dan daerah berbeda, yang secara aklamasi menunjuk saya sebagai Ketua Ikatan Alumni Gelombang II DPR RI 2019-2024,” ujar politisi PDIP asal Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ini.
Sudirta pun berjanji akan berusaha maksimal agar kepercayaan sebagai Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang 2 DPR RI 2019-2024 bisa bermanfaat bagi persatuan, kebhinekaan, dan perekat kebangsaan. Sudirta akan berusaha menjadikan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II ini sebagai media untuk mengkomunikasikan isu-isu kebangsaan. Apalagi, semua partai pada dasarnya pasti punya misi untuk menyuarakan aspirasi rakyat, terutama para konstituennya.
Sudirta juga berjanji akan mengupayakan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 bisa menjadi jembatan untuk membicarakan masalah-masalah berikut mencari solusinya, bukan berdebat menang-menangan. Sebab, kalau dirujuk secara historis, ketika para pendiri bangsa menyepakati Pancasila sebagai dasar negara dengan menghapuskan 7 kata dalam ‘Piagam Jakarta’, mereka memberikan contoh satu bentuk diskusi yang mencari solusi.
"Itulah yang menjadi dasar negara Republik Indonesia sekarang," ujar Wakil Ketua Bidang Polhukam DPD PDIP Bali yang sempat 10 tahun dipercaya sebagai Ketua Tim Perancang Undang-undang DPD RI (2004-2009, 2009-2014) ini.
Mengingat para Alumni Lemhanas Gelombang II yang dipimpinnya sama-sama berada duduk DPR RI 2019-2024, Sudirta yakin masalah-masalah yang masih menjadi ganjalan di masyarakat nantinya bisa dikomunikasikan dengan baik, meskipun setiap anggota akan mengikuti instruksi induk partainya.
"Kalau diurai dengan jernih, setiap partai pasti mewakili aspirasi rakyat yang memilihnya. Dan, rakyat mana pun di Indonesia pasti mengharapkan kesejahteraan, keadilan, kedamaian, kerukunan, keamanan, dan kenyamanan. Tidak mungkin ada rakyat yang bisa me-nikmati kehidupan yang tidak damai, penuh konflik, ketegangan, dan ketidakpastian,” beber Sudirta.
Politisi yang sempat dua kali beruntun maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) Karangasem dari PDIP dalam Pilkada Karangasem 2010 dan Pilkada Karangasem 2015 ini merujuk pada contoh bagaimana bangsa Jepang yang secara individual tidak seunggul bangsa-bangsa Eropa, tapi bisa unggul dalam kerjasama. Dan, keunggulan itulah yang menjadi modal Jepang bangkit dari kekalahan dalam Perang Dunia II.
Menurut Sudirta, Indonesia sebetulnya punya nilai-nilai kegotongroyongan, yang tinggal diaplikasikan semaksimal mungkin. Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara yang maju, kalau tidak ada hambatan dan kendala-kendala yang selama ini terjadi, seperti korupsi, gangguan terhadap Pancasila, konstitusi, NKRI, dan kebhinnekaan. *nat
Kepengurusan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 yang diketuai Wayan Sudirta ini berisikan para politisi Senayan dati lintas partai. Posisi Sekretaris Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 diduduki Yusid Toyib. Sedangkan posisi Wakil Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 berjumlah 5 orang, yakni Herman Heron, Achmad Dimyati, Eddy Soe-parno, KH Maman Immanulhaq, dan Rahmat Harjono.
Bertindak sebagai Pembina adalah Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Marsekal Madya TNI Wieko Sofyan, Komjen Pol Mochammd Iriawan, serta Deputi Taplaikbs Lemhanas RI dan Para Direktur Taplaikbs Lemhanas. Kepengurusan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 tersebut dibentuk melalui musyawarah saat digelarnya pendidikan Lemhanas bagi anggota DPR RI 2019-2024 terpilih di Kantor Lemhanas, Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, 3-12 September 2019 lalu.
Dari Bali sendiri ada 9 anggota DPR RI terpilih hasil Pileg 2019. Selain Wayan Sudirta (new comer dari PDIP), 8 wakil rakyat Bali di DPR RI 20919-2024 lainnya adalah I Made Urip (incumbent/PDIP), I Nyoman Parta (new comer/PDIP), I Gusti Agung Rai Wirajaya (incumbent/PDIP), I Ketut Kariyasa Adnyana (new comer/PDIP), Gede Sumarjaya Linggih (incumbent/Golkar), AA Bagus Adhi Mahendra Putra (incumbent/Golkar), dan Putu Supadma Rudana (incumbent/Demokrat). Mereka semua harus mengikuti pendidikan Lemhanas.
Wayan Sudirta mengaku mendapat banyak informasi dan wawasan selama 10 hari mengikuti pendidikan Lemhanas. Menurut Sudirta, dalam forum Lemhanas tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai parpol selalu bicara tentang 4 Pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Kebhinnekaan, dan NKRI.
"Kalau dikerucutkan lebih tajam, semua partai melalui perwakilannya di DPR RI sebenarnya bicara untuk kepentingan rakyat dalam bingkai 4 Pilar Kebangsaan tersebut. Namun, yang berbeda hanyalah gaya dan cara," jelas saat ditemui NusaBali di sela-sela kegiatan sosial di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (26/9) sore.
Terkait jabatan sebagai Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024, menurut Sudirta, ini adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. “Saya berterima kasih kepada rekan-rekan Alumni Lemhanas dari berbagai partai dan daerah berbeda, yang secara aklamasi menunjuk saya sebagai Ketua Ikatan Alumni Gelombang II DPR RI 2019-2024,” ujar politisi PDIP asal Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ini.
Sudirta pun berjanji akan berusaha maksimal agar kepercayaan sebagai Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang 2 DPR RI 2019-2024 bisa bermanfaat bagi persatuan, kebhinekaan, dan perekat kebangsaan. Sudirta akan berusaha menjadikan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II ini sebagai media untuk mengkomunikasikan isu-isu kebangsaan. Apalagi, semua partai pada dasarnya pasti punya misi untuk menyuarakan aspirasi rakyat, terutama para konstituennya.
Sudirta juga berjanji akan mengupayakan Ikatan Alumni Lemhanas Gelombang II DPR RI 2019-2024 bisa menjadi jembatan untuk membicarakan masalah-masalah berikut mencari solusinya, bukan berdebat menang-menangan. Sebab, kalau dirujuk secara historis, ketika para pendiri bangsa menyepakati Pancasila sebagai dasar negara dengan menghapuskan 7 kata dalam ‘Piagam Jakarta’, mereka memberikan contoh satu bentuk diskusi yang mencari solusi.
"Itulah yang menjadi dasar negara Republik Indonesia sekarang," ujar Wakil Ketua Bidang Polhukam DPD PDIP Bali yang sempat 10 tahun dipercaya sebagai Ketua Tim Perancang Undang-undang DPD RI (2004-2009, 2009-2014) ini.
Mengingat para Alumni Lemhanas Gelombang II yang dipimpinnya sama-sama berada duduk DPR RI 2019-2024, Sudirta yakin masalah-masalah yang masih menjadi ganjalan di masyarakat nantinya bisa dikomunikasikan dengan baik, meskipun setiap anggota akan mengikuti instruksi induk partainya.
"Kalau diurai dengan jernih, setiap partai pasti mewakili aspirasi rakyat yang memilihnya. Dan, rakyat mana pun di Indonesia pasti mengharapkan kesejahteraan, keadilan, kedamaian, kerukunan, keamanan, dan kenyamanan. Tidak mungkin ada rakyat yang bisa me-nikmati kehidupan yang tidak damai, penuh konflik, ketegangan, dan ketidakpastian,” beber Sudirta.
Politisi yang sempat dua kali beruntun maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) Karangasem dari PDIP dalam Pilkada Karangasem 2010 dan Pilkada Karangasem 2015 ini merujuk pada contoh bagaimana bangsa Jepang yang secara individual tidak seunggul bangsa-bangsa Eropa, tapi bisa unggul dalam kerjasama. Dan, keunggulan itulah yang menjadi modal Jepang bangkit dari kekalahan dalam Perang Dunia II.
Menurut Sudirta, Indonesia sebetulnya punya nilai-nilai kegotongroyongan, yang tinggal diaplikasikan semaksimal mungkin. Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara yang maju, kalau tidak ada hambatan dan kendala-kendala yang selama ini terjadi, seperti korupsi, gangguan terhadap Pancasila, konstitusi, NKRI, dan kebhinnekaan. *nat
Komentar