Pendangkalan di Dermaga LCM Gilimanuk, Bongkar Muat Terhambat
Areal sekitar Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, diketahui mengalami pendangkalan.
NEGARA, NusaBali
Ketika air surut, sebagian besar kapal motor penumpang (KMP) tidak bisa sandar, sehingga mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat di dermaga yang menjadi dermaga khusus untuk mengangkut kendaraan-kendaraan besar tersebut.
Berdasar informasi, dampak pendangkalan di Dermaga LCM Pelabuhan itu sangat dirasakan ketika air surut, Senin (30/9) malam. Bahkan saat air surut itu juga sempat mengakibatkan antrean truk hingga memasuki tengah malam, dan baru kembali lancar setelah terjadi arus pasang. “Kebetulan kemarin juga Dermaga MB 2 tidak beroperasi karena sedang diservice. Ditambah lagi kapal-kapal tidak dapat bongkar muat di Dermaga LCM, makanya antre,” ujar salah satu petugas di Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (1/9).
Menurutnya, saat air surut, dari belasan KMP yang beroperasi di Dermaga LCM, hanya ada dua KMP yang bisa melakukan proses bongkar muat, lantaran memiliki ramp door yang agak panjang. Sedangkan KMP lainnya yang memiliki ramp door standar, sama sekali tidak bisa sandar.
“Kalau dipaksakan, bisa kandas. Malah risiko kapal rusak. Sebenarnya memang pendangkalannya itu harus segera diatasi. Kalau air surut lagi, pasti akan macet lagi,” ucapnya.
Sementara Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk Agus Supriyatno, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, membenarkan adanya pendangkalan di areal Dermaga LCM Gilimanuk yang kerap mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat ketika terjadi arus surut. Terkait masalah pendangkalan itu sedang dikoordinasikan ke direksi pusat, agar dilakukan pengerukan di areal LCM itu. “Masih kami koordinasikan,” ujarnya.
Disinggung mengenai service di Dermaga MB 2 yang juga sempat mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat, kata Agus, sudah selesai diservice, dan sudah bisa dioperasikan kembali. Meski demikian, apabila masalah pendangkalan di Dermaga LCM tidak segera diatasi, dan kembali terjadi air surut yang berlangsung cukup lama, bongkar muat pasti akan kembali terganggu. *ode
Berdasar informasi, dampak pendangkalan di Dermaga LCM Pelabuhan itu sangat dirasakan ketika air surut, Senin (30/9) malam. Bahkan saat air surut itu juga sempat mengakibatkan antrean truk hingga memasuki tengah malam, dan baru kembali lancar setelah terjadi arus pasang. “Kebetulan kemarin juga Dermaga MB 2 tidak beroperasi karena sedang diservice. Ditambah lagi kapal-kapal tidak dapat bongkar muat di Dermaga LCM, makanya antre,” ujar salah satu petugas di Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (1/9).
Menurutnya, saat air surut, dari belasan KMP yang beroperasi di Dermaga LCM, hanya ada dua KMP yang bisa melakukan proses bongkar muat, lantaran memiliki ramp door yang agak panjang. Sedangkan KMP lainnya yang memiliki ramp door standar, sama sekali tidak bisa sandar.
“Kalau dipaksakan, bisa kandas. Malah risiko kapal rusak. Sebenarnya memang pendangkalannya itu harus segera diatasi. Kalau air surut lagi, pasti akan macet lagi,” ucapnya.
Sementara Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk Agus Supriyatno, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, membenarkan adanya pendangkalan di areal Dermaga LCM Gilimanuk yang kerap mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat ketika terjadi arus surut. Terkait masalah pendangkalan itu sedang dikoordinasikan ke direksi pusat, agar dilakukan pengerukan di areal LCM itu. “Masih kami koordinasikan,” ujarnya.
Disinggung mengenai service di Dermaga MB 2 yang juga sempat mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat, kata Agus, sudah selesai diservice, dan sudah bisa dioperasikan kembali. Meski demikian, apabila masalah pendangkalan di Dermaga LCM tidak segera diatasi, dan kembali terjadi air surut yang berlangsung cukup lama, bongkar muat pasti akan kembali terganggu. *ode
Komentar