Siswa SMP Meninggal Usai Dihukum Lari
Siswa SMP di Mapanget, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), meninggal dunia setelah pingsan saat dihukum lari di sekolah.
MANADO, NusaBali
Siswa bernama Fanli ini dihukum lari oleh guru karena terlambat masuk ke sekolah. Kapolresta Manado Kombes Benny Bawensel mengatakan Fanli bersama 5 siswa lainnya terlambat masuk pada Selasa (1/10). Saat itu Fanli datang sekitar pukul 07.15 Wita.
"Ada 6 orang terlambat kemudian oleh guru mereka dijemur kurang-lebih 15 menit. Kemudian mereka diperintahkan lari di lapangan," kata Kombes Benny saat dimintai konfirmasi, Rabu (2/10) seperti dilansir detik.
Para siswa yang terlambat, termasuk Fanli, dihukum memutari lapangan sekolah sebanyak 20 putaran. "Namun yang bersangkutan saat memasuki putaran keempat jatuh tersungkur," sebut Benny.
Korban langsung dibawa ke RS Auri, lalu dirujuk ke RS Malalayang. Korban dinyatakan tim dokter sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
"Namun sampai di rumah sakit yang bersangkutan meninggal dunia," ujar Benny. Polisi menyebut Fanli tidak punya riwayat sakit.
"Kalau dari keluarga tidak menyatakan ada riwayat penyakit yang berat. Nggak ada riwayat penyakit," kata Benny seperti dilansir detik.
Sebelum jatuh tersungkur, Fanli menurut Benny sempat mengeluh kepada temannya. Namun keluhan ini belum sempat diteruskan ke guru.
Sementara guru yang memberikan hukuman lari kini syok. Guru itu dirawat di rumah sakit sehingga belum bisa dimintai keterangan oleh.
"Sejak kejadian, gurunya masuk ke rumah sakit, syok dan sekarang masih di rumah sakit. Tensinya sempat naik," ujar Benny.
Kasus ini masih ditangani polisi. Sejumlah saksi dari pihak sekolah, teman korban dan keluarga sudah dimintai keterangan. Polisi juga suda melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).*
"Ada 6 orang terlambat kemudian oleh guru mereka dijemur kurang-lebih 15 menit. Kemudian mereka diperintahkan lari di lapangan," kata Kombes Benny saat dimintai konfirmasi, Rabu (2/10) seperti dilansir detik.
Para siswa yang terlambat, termasuk Fanli, dihukum memutari lapangan sekolah sebanyak 20 putaran. "Namun yang bersangkutan saat memasuki putaran keempat jatuh tersungkur," sebut Benny.
Korban langsung dibawa ke RS Auri, lalu dirujuk ke RS Malalayang. Korban dinyatakan tim dokter sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
"Namun sampai di rumah sakit yang bersangkutan meninggal dunia," ujar Benny. Polisi menyebut Fanli tidak punya riwayat sakit.
"Kalau dari keluarga tidak menyatakan ada riwayat penyakit yang berat. Nggak ada riwayat penyakit," kata Benny seperti dilansir detik.
Sebelum jatuh tersungkur, Fanli menurut Benny sempat mengeluh kepada temannya. Namun keluhan ini belum sempat diteruskan ke guru.
Sementara guru yang memberikan hukuman lari kini syok. Guru itu dirawat di rumah sakit sehingga belum bisa dimintai keterangan oleh.
"Sejak kejadian, gurunya masuk ke rumah sakit, syok dan sekarang masih di rumah sakit. Tensinya sempat naik," ujar Benny.
Kasus ini masih ditangani polisi. Sejumlah saksi dari pihak sekolah, teman korban dan keluarga sudah dimintai keterangan. Polisi juga suda melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).*
1
Komentar