Gubernur Koster Apresiasi Gerakan ‘Bali Tidak Diam’
I Wayan Koster mengundang Rektor seluruh Bali yang masing-masing didampingi pengurus BEM dalam simakrama di Jayasabha.
DENPASAR, NusaBali.com
Gubernur Bali Wayan Koster menggelar Simakrama dengan sejumlah pimpinan perguruan tinggi negeri/swasta dan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali di Jayasabha, rumah jabatan Gubernur Bali, Rabu (2/10/2019) malam. Di hadapan hadirin, Gubernur Koster menyampaikan apresiasinya kepada para mahasiswa di Bali yang mengikuti aksi ‘Bali Tidak Diam’ beberapa waktu lalu dengan tertib.
Gubernur yang mengaku pernah menjadi aktivis mahasiswa semasa kuliah di ITB ini senang aksi di Bali berjalan kondusif, tidak seperti beberapa daerah yang lainnya. "Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih karena adik-adik yang sudah menyampaikan aspirasinya ke DPRD Bali. Saya ikuti perkembangannya dan berjalan dengan baik. Namanya juga aksi, ramai-ramai sedikit tidak apa-apa. Saya juga tahu karena dulu saya juga seperti adik-adik bergelut di dunia aktivis kemahasiswaan di ITB," kata Koster.
Koster merespons baik dan menilai aksi ‘Bali Tidak Diam’ yang dilakukan oleh mahasiswa masih dalam batas yang wajar. "Harus kami sikapi dan harus kami respons baik dari Pemerintahan Provinsi Bali atau Kabupaten/Kota se-Bali, dan juga untuk pemerintah pusat. Saya kira apa yang disampaikan itu sesuatu yang positif dan direspons sesuai konstitusi dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," sambungnya.
Selanjutnya ia menyampaikan permintaan maaf karena saat itu tidak bisa menemui para mahasiswa dalam aksi menyampaikan aspirasinya. Meski begitu ia mengaku sudah menangkap aspirasi para mahasiswa dalam aksi ‘Bali Tidak Diam’ itu.
Aspirasi tersebut, kata Koster, akan ia sampaikan pada Presiden Joko Widodo manakala berkunjung ke Bali. "Tentu saya akan sampaikan kepada Presiden Jokowi nantinya karena dia sering ke Bali. Ketika saya mendampingi beliau, pasti saya akan sampaikan apa yang menjadi gagasan murni dari mahasiswa itu sendiri, yang terbebas dari kepentingan apapun," katanya.
Selain itu Koster berharap apa yang disampaikan mahasiswa Bali dalam forum ini menjadi panduan bersama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Bali ataupun dalam konteks nasional. "Ini adalah forum untuk menyamakan persepsi dan komitmen membangun Bali ke depan secara bersama-sama," tuturnya.
"Selain mendengar aspirasi dari adik-adik mahasiswa, saya juga sudah mendengar masukan masukan dari forum rektor yang disampaikan oleh Anak Agung Raka Sudewi selaku Rektor Unud. Jadi menurut saya apa yang disampaikan itu sangat positif untuk menjalankan kebijakan pembangunan Bali di masa yang akan datang," pungkas Koster.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah VIII Bali – Nusra dan Ketua Forum Rektor PT Bali, Prof Dasi Astawa, mengucapkan terimakasih atas forum simakrama yang digelar Gubernur Koster. "Beberapa Gubernur sebelumnya, jarang sekali ada forum seperti ini. Semoga bisa mempererat hubungan pemerintah dan kalangan perguruan tinggi, dan kami siap untuk mendukung visi Bapak Gubernur, Nangun Sat Kerthi Loka Bali," tegasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Presiden BEM Universitas Udayana Javents Lumbantobing memastikan gerakan mahasiswa dalam aksi 'Bali Tidak Diam' akan tetap dalam koridor menjaga kedamaian pulau Dewata. "Kami pastikan, kami mahasiswa tetap cinta NKRI dan Pancasila sebagai ideologi. Meskipun saat ini kami memandang perlu untuk turun ke jalan, menanggapi masalah RUU KUHP, Kebakaran hutan hingga kisruh di Papua," ungkapnya.
Dalam acara yang juga dihadiri Sekda Dewa Made Indra, Putri Suastini Koster, dan Ketua Aptisi Wilayah VIII Bali, Made Sukamerta tersebut, dideklarasikan pula ‘Deklarasi Bali’. Deklarasi yang dibacakan Bendesa Agung Majelis Desa Adat Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, berisi pernyataan sikap menyikapi perkembangan kondisi politik dan keamanan nasional belakangan ini. *has
1
Komentar