Atlet Rugby Peraih Emas Porprov 2019 Tewas Tabrak Pohon
Belum sempat menikmati manisnya bonus medali Pekan Olahraga Provinsi (Porpov) Bali 2019, atlet rugby andalan Buleleng, I Gusti Putu Hendra Wahyudi, 18, tewas mengenaskan akibat kecelakaan lalulintas, Kamis (3/10) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Atlet peraih medali emas Porprov Bali 2019 ini tewas usai menabrak pohon perindang di Jalan Mayor Metra Singaraja kawasan Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng.
Informasi di lapangan, korban IGP Hendra Wahyudi yang merupakan siswa Kelas XII SMA Lab Undiksha Singaraja menabrak pohon perindang saat dalam perjalanan ke sekolah, Kamis pagi pukul 06.30 Wita. Kala itu, teruna asal Banjar/Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini berangkat ke sekolah mengendarai motor Honda PCX DK 4694 UAT. Korban melaju dari arah selatan (Sukasada).
Begitu memasuki lokasi TKP tepat di depan Indomaret Liligundi, korban hendak menyalip sebuah kendaraan tak dikenal yang melaju di depannya. Hanya saja, korban Hendra Wahyudi nekat menyalip dari sisi kiri. Teruna kelahiran 26 September 2001 ini pun tak dapat mengendalikan kendaraannya. Walhasil, motor PCX DK 4694 UAT yang dikendarainya menabrak pohon perindang di sebelah barat jalan.
Karena benturan sangat keras, atlet rugby yang baru sebulan lalu sukses sabet medali emas buat Kontingen Buleleng dalam Porprov Bali 2019 di Tabanan ini langsung terkapar di tengah jalan dalam kondisi luka berat. Motornya juga ringsek. Oleh warga setempat, korban Hendra Wahyudi yang tak sadarkan diri langsung dibawa ke RSUD Buleleng di Singaraja.
“Saya tadi keluar dan lihat kondisinya (korban) sudah tidak sadarkan diri. Banyak darah segar keluar,” ungkap seorang saksi mata, Gede Budi. Sayangnya, nyawa atlet berprestasi ini tidak terselamatkan. Ketika sampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, korban Hendra Wahyudi sudah keburu meninggal. Kemudian, jenazah korban langsung dijemput keluarganya dan dibawa pulang ke rumah duka di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kamis pagi pukul 08.30 Wita atau berselang 2 jam pasca kejadian.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu I Gede Sumarjaya, menyatakan kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa atlet rugby ini masih tahap penyelidikan polisi. Namun, keseimpulan sementara, korban tewas karna out of control. “Ini out of control, korban mau menyalip kendaraan di depannya lewat jalu kiri, lalu menabrak pohon perindang,” jelas Iptu Sumarjaya saat dikonfirmasi NusaBali di ruang kerjanya, Kamis kemarin.
Sementara itu, Manajer Tim Rugby Buleleng, Wayan Artanayasa, mengatakan korban IGP Hendra Wahyudi merupakan salah satu atlet terbaiknya yang ikut andil dalam meraih medali emas di Porprov Bali 2019. “Dia itu masuk dalam tim rugby berkekuatan 12 atlet yang sabet medali emas di Porprov 2019. Anaknya baik dan polos,” ungkap Wayan Artanayasa saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Kamis kemarin.
Sebagai manajer tim, Artanayasa mengaku sangat terkejut dan terpukul atas berita duka kematian tragis atlet andalannya ini. Padahal, kata Artanayasa, korban Hendra Wahyudi masih sempat bercanda dalam grup WA, Rabu (2/10) malam. “Tapi, tidak ada yang aneh dalam komennya di grup WA saat itu,” papar Artanayasa yang juga dosen Undiksha Singaraja.
Korban IGP Hendra Wahyudi sendiri sudah ikut gabung menggeluti rugby, cabang olahraga baru di Buleleng, 3 tahun silam. Korban getol berlatih rugby sejak baru duduk di Kelas X SMA Lab Undiksha (dulu bernama SMA Lab Unud Singaraja). Artanayasa mengaku sangat kehilangan dan terpukul atas kematian tragis Hendra Wahyudi.
“Tentu kami merasa sangat kehilangan atas kepergian atlet terbaik kami yang sangat komunikatif. Mudah-mudahan arwah almarhum mendapat tempat terindah di sisi Tuhan,” tandas Artanayasa.
Hingga tadi malam, belum diketahui kapan jenazah korban Hendra Wijaya akan dimakamkan atau diabenkan keluarganya. Pihak keluarga belum berhasil dikonfirmasi NusaBali. Saat ayah korban, I Gusti Ketut Parmita, dihubungi per telepon semalm, terdengar suara jaringan sedang sibuk. Keluarga besar Rugby Buleleng dan KONI Buleleng juga masih mencari informasi terkait kapan upacara pemakaman jenazah korban, untuk segera melayat ke rumah duka. *k23
Informasi di lapangan, korban IGP Hendra Wahyudi yang merupakan siswa Kelas XII SMA Lab Undiksha Singaraja menabrak pohon perindang saat dalam perjalanan ke sekolah, Kamis pagi pukul 06.30 Wita. Kala itu, teruna asal Banjar/Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini berangkat ke sekolah mengendarai motor Honda PCX DK 4694 UAT. Korban melaju dari arah selatan (Sukasada).
Begitu memasuki lokasi TKP tepat di depan Indomaret Liligundi, korban hendak menyalip sebuah kendaraan tak dikenal yang melaju di depannya. Hanya saja, korban Hendra Wahyudi nekat menyalip dari sisi kiri. Teruna kelahiran 26 September 2001 ini pun tak dapat mengendalikan kendaraannya. Walhasil, motor PCX DK 4694 UAT yang dikendarainya menabrak pohon perindang di sebelah barat jalan.
Karena benturan sangat keras, atlet rugby yang baru sebulan lalu sukses sabet medali emas buat Kontingen Buleleng dalam Porprov Bali 2019 di Tabanan ini langsung terkapar di tengah jalan dalam kondisi luka berat. Motornya juga ringsek. Oleh warga setempat, korban Hendra Wahyudi yang tak sadarkan diri langsung dibawa ke RSUD Buleleng di Singaraja.
“Saya tadi keluar dan lihat kondisinya (korban) sudah tidak sadarkan diri. Banyak darah segar keluar,” ungkap seorang saksi mata, Gede Budi. Sayangnya, nyawa atlet berprestasi ini tidak terselamatkan. Ketika sampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, korban Hendra Wahyudi sudah keburu meninggal. Kemudian, jenazah korban langsung dijemput keluarganya dan dibawa pulang ke rumah duka di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kamis pagi pukul 08.30 Wita atau berselang 2 jam pasca kejadian.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu I Gede Sumarjaya, menyatakan kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa atlet rugby ini masih tahap penyelidikan polisi. Namun, keseimpulan sementara, korban tewas karna out of control. “Ini out of control, korban mau menyalip kendaraan di depannya lewat jalu kiri, lalu menabrak pohon perindang,” jelas Iptu Sumarjaya saat dikonfirmasi NusaBali di ruang kerjanya, Kamis kemarin.
Sementara itu, Manajer Tim Rugby Buleleng, Wayan Artanayasa, mengatakan korban IGP Hendra Wahyudi merupakan salah satu atlet terbaiknya yang ikut andil dalam meraih medali emas di Porprov Bali 2019. “Dia itu masuk dalam tim rugby berkekuatan 12 atlet yang sabet medali emas di Porprov 2019. Anaknya baik dan polos,” ungkap Wayan Artanayasa saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Kamis kemarin.
Sebagai manajer tim, Artanayasa mengaku sangat terkejut dan terpukul atas berita duka kematian tragis atlet andalannya ini. Padahal, kata Artanayasa, korban Hendra Wahyudi masih sempat bercanda dalam grup WA, Rabu (2/10) malam. “Tapi, tidak ada yang aneh dalam komennya di grup WA saat itu,” papar Artanayasa yang juga dosen Undiksha Singaraja.
Korban IGP Hendra Wahyudi sendiri sudah ikut gabung menggeluti rugby, cabang olahraga baru di Buleleng, 3 tahun silam. Korban getol berlatih rugby sejak baru duduk di Kelas X SMA Lab Undiksha (dulu bernama SMA Lab Unud Singaraja). Artanayasa mengaku sangat kehilangan dan terpukul atas kematian tragis Hendra Wahyudi.
“Tentu kami merasa sangat kehilangan atas kepergian atlet terbaik kami yang sangat komunikatif. Mudah-mudahan arwah almarhum mendapat tempat terindah di sisi Tuhan,” tandas Artanayasa.
Hingga tadi malam, belum diketahui kapan jenazah korban Hendra Wijaya akan dimakamkan atau diabenkan keluarganya. Pihak keluarga belum berhasil dikonfirmasi NusaBali. Saat ayah korban, I Gusti Ketut Parmita, dihubungi per telepon semalm, terdengar suara jaringan sedang sibuk. Keluarga besar Rugby Buleleng dan KONI Buleleng juga masih mencari informasi terkait kapan upacara pemakaman jenazah korban, untuk segera melayat ke rumah duka. *k23
1
Komentar