Warga Bualu Ketog Semprong
Menteri Kelautan dan Perikanan diminta untuk menolak surat permohonan perpanjangan kontrak oleh PT TWBI.
Turun ke Jalan Tolak Reklamasi
MANGUPURA, NusaBali
Ribuan warga Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Nusa Dua, Badung, mendeklarasikan diri tolak reklamasi Teluk Benoa, Senin (10/7) sore.
Massa dari desa adat lainnya juga ketog semprong (tumpah ruah) di Lapangan Lagoon, Tanjung Benoa, ikut berpartisipasi bergabung bersama masyarakat Desa Adat Bualu. Adapun massa desa adat lainnya yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya berasal dari wilayah Denpasar, Klungkung dan Gianyar. Sekitar pukul 14.30 Wita, massa melakukan longmarch dari Lapangan Legoon menuju ke perempatan Nusa Dua untuk melakukan orasi.
Dalam perjalanan menuju tempat tersebut dengan menggunakan mobil, motor dan berjalan kaki, ribuan massa membawa bendera warna putih, bergambar Pulau Bali, dan bertuliskan ‘ForBali Tolak Reklamasi’. Massa juga berteriak “Tolak Reklamasi dan Hidup masyarakat Bali”. Aksi yang mengusung tema ‘Ketog Semprong Tolak Reklamasi Teluk Benoa’ tersebut dipimpin oleh Wayan Suarsa selaku Bendesa Desa Adat Bualu dan Wayan ‘Gendo’ Suardana, selaku Koordinator ForBali.
Aksi damai yang dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Bualu dan ForBali mengingat pada Rabu (13/7) ini adalah batas akhir bagi Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menjawab surat perpanjangan masa kontrak dari investor (TWBI) untuk menolak atau menerimanya. Dalam orasi, Koordinator ForBali, Wayan Gendo, memohon kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti untuk menolak surat dari investor tersebut. “Kami mohon kepada Menteri Susi untuk turut serta menyelamatkan Bali,” ujarnya berteriak saat berorasi di atas mobil.
Dalam orasinya, ada dua inti permintaan Gendo atas nama rakyat Bali yaitu batalkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 tahun 2014 dan memohon kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menolak surat permohonan perpanjangan kontrak oleh PT TWBI. Wayan Gendo kembali menyatakan sikap tegasnya untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Apabila pemerintah dalam hal ini Menteri Kelautan dan Perikanan menerima permohonan dari PT TWBI maka ForBali akan melakukan gerakan puputan,” ujar Gendo disambut oleh massa dengan teriakan “Tolak Reklamasi”.
Sekitar pukul 15.30 Wita seusai berorasi massa kembali ke Lapangan Legoon. Setelah berkumpul sebentar. Mereka lanjut membubarkan diri. Akibat aksi damai dari ribuan orang selama sekitar satu jam tersebut, Jalan Bypass Nusa Dua sempat macet total. Ratusan polisi pun tampak sibuk mengatur lalu lintas jalan. 7 cr64
MANGUPURA, NusaBali
Ribuan warga Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Nusa Dua, Badung, mendeklarasikan diri tolak reklamasi Teluk Benoa, Senin (10/7) sore.
Massa dari desa adat lainnya juga ketog semprong (tumpah ruah) di Lapangan Lagoon, Tanjung Benoa, ikut berpartisipasi bergabung bersama masyarakat Desa Adat Bualu. Adapun massa desa adat lainnya yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya berasal dari wilayah Denpasar, Klungkung dan Gianyar. Sekitar pukul 14.30 Wita, massa melakukan longmarch dari Lapangan Legoon menuju ke perempatan Nusa Dua untuk melakukan orasi.
Dalam perjalanan menuju tempat tersebut dengan menggunakan mobil, motor dan berjalan kaki, ribuan massa membawa bendera warna putih, bergambar Pulau Bali, dan bertuliskan ‘ForBali Tolak Reklamasi’. Massa juga berteriak “Tolak Reklamasi dan Hidup masyarakat Bali”. Aksi yang mengusung tema ‘Ketog Semprong Tolak Reklamasi Teluk Benoa’ tersebut dipimpin oleh Wayan Suarsa selaku Bendesa Desa Adat Bualu dan Wayan ‘Gendo’ Suardana, selaku Koordinator ForBali.
Aksi damai yang dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Bualu dan ForBali mengingat pada Rabu (13/7) ini adalah batas akhir bagi Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menjawab surat perpanjangan masa kontrak dari investor (TWBI) untuk menolak atau menerimanya. Dalam orasi, Koordinator ForBali, Wayan Gendo, memohon kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti untuk menolak surat dari investor tersebut. “Kami mohon kepada Menteri Susi untuk turut serta menyelamatkan Bali,” ujarnya berteriak saat berorasi di atas mobil.
Dalam orasinya, ada dua inti permintaan Gendo atas nama rakyat Bali yaitu batalkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 tahun 2014 dan memohon kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menolak surat permohonan perpanjangan kontrak oleh PT TWBI. Wayan Gendo kembali menyatakan sikap tegasnya untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Apabila pemerintah dalam hal ini Menteri Kelautan dan Perikanan menerima permohonan dari PT TWBI maka ForBali akan melakukan gerakan puputan,” ujar Gendo disambut oleh massa dengan teriakan “Tolak Reklamasi”.
Sekitar pukul 15.30 Wita seusai berorasi massa kembali ke Lapangan Legoon. Setelah berkumpul sebentar. Mereka lanjut membubarkan diri. Akibat aksi damai dari ribuan orang selama sekitar satu jam tersebut, Jalan Bypass Nusa Dua sempat macet total. Ratusan polisi pun tampak sibuk mengatur lalu lintas jalan. 7 cr64
Komentar