3 Pentolan Hanura Badung Loncat ke PDIP
Ketua Hanura Badung, Made Subawa menegaskan ketiga mantan kadernya itu tak ada masalah dengan partai, ketiganya dinilai hanya mencari jalan yang dianggap terbaik.
MANGUPURA, NusaBali
Tiga pentolan Partai Hanura Kabupaten Badung, yakni I Wayan Edi Sanjaya (Waka Humas), I Nengah Sudarsana (Ketua Bappilu) dan I Nyoman Robi Dewantara (Bendahara) memilih hengkang dari partainya dan bergabung ke PDIP. Loncatnya tiga kader tersebut lantaran partai besutan Wiranto itu dianggap tak lagi sepaham. Kepindahan mereka bahkan disampaikan secara terbuka kepada awak media, Minggu (10/7) di sela-sela menghadiri Rakercab I DPC PDIP Badung.
Edi Sanjaya, mengatakan bergabungnya ke PDIP Badung bukan karena terpilih menjadi Ketua Ranting PDIP Cemagi, Kecamatan Mengwi, namun karena memang tidak sepaham lagi. Ditanya alasan mendasar atas kepindahannya, dia mengaku karena PDIP Badung dinilai sangat tepat. “Program yang direncanakan PDIP baik di eksekutif maupun legislatif itu lebih banyak untuk kepentingan masyarakat banyak. Apalagi sekarang ada Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB),” ucapnya.
Hal sama disampaikan eks Ketua Bappilu Hanura Badung, Nengah Sudarsana. Pria asal Canggu, Kuta Utara, itu mengatakan pilih loncat pagar ke PDIP lantaran tidak lagi sepaham dengan Partai Hanura. Namun demikian, dirinya langsung membantah pindah haluan lantaran melihat PDIP Badung telah berhasil memenangkan Ketua DPC PDIP Badung, I Nyoman Giri Prasta sebagai Bupati Badung, berpasangan dengan I Ketut Suiasa. “Bukan demikian, justru kamilah yang membawa Hanura ke Giriasa (sebutan duet I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa), kami lah pentolan-pentolan dari Partai Hanura. Sehingga tidak ada alasan untuk menuding seperti itu. Yang jelas, kami pernah berjuang dalam rangka pilkada,” katanya.
Setali tiga uang, mantan Bendahara DPC Hanura Badung I Nyoman Robi Dewantara turut menyampaikan sikapnya atas kemunduran dirinya dari Partai Hanura dan bergabung ke PDIP. Menurut dia, dinamika di partai politik menjadi hal yang wajar, tetapi ketika dinamika tidak lagi sepaham membuatnya memilih jalan yang berbeda. “Tapi ketika kami tidak sepaham dan tidak bagus adalah wajar ketika kami memilih jalan yang berbeda,”ucap pria asal Dalung, Kuta Utara itu.
Menanggapi hengkangnya tiga kader elitenya, Ketua DPC Hanura Badung, I Made Subawa saat dikonfirmasi mengakui I Wayan Edi Sanjaya, I Nengah Sudarsana dan I Nyoman Robi Dewantara adalah kadernya. Meski demikian, Subawa menjawab diplomatis ketika ditanya perihal merapatnya pentolan Hanura ke PDIP. Ia menyebut keluarnya dari Partai Hanura merupakan hak kader. “Itu hak mereka. Mereka mencari jalan terbaik,” katanya. Dengan partai sebetulnya ketiga pentolan Hanura itu tidak ada masalah apa-apa. Untuk itu, Subawa menyebut kepindahan ketiganya hanya untuk mencari jalan terbaik menurut mereka. 7 asa
Tiga pentolan Partai Hanura Kabupaten Badung, yakni I Wayan Edi Sanjaya (Waka Humas), I Nengah Sudarsana (Ketua Bappilu) dan I Nyoman Robi Dewantara (Bendahara) memilih hengkang dari partainya dan bergabung ke PDIP. Loncatnya tiga kader tersebut lantaran partai besutan Wiranto itu dianggap tak lagi sepaham. Kepindahan mereka bahkan disampaikan secara terbuka kepada awak media, Minggu (10/7) di sela-sela menghadiri Rakercab I DPC PDIP Badung.
Edi Sanjaya, mengatakan bergabungnya ke PDIP Badung bukan karena terpilih menjadi Ketua Ranting PDIP Cemagi, Kecamatan Mengwi, namun karena memang tidak sepaham lagi. Ditanya alasan mendasar atas kepindahannya, dia mengaku karena PDIP Badung dinilai sangat tepat. “Program yang direncanakan PDIP baik di eksekutif maupun legislatif itu lebih banyak untuk kepentingan masyarakat banyak. Apalagi sekarang ada Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB),” ucapnya.
Hal sama disampaikan eks Ketua Bappilu Hanura Badung, Nengah Sudarsana. Pria asal Canggu, Kuta Utara, itu mengatakan pilih loncat pagar ke PDIP lantaran tidak lagi sepaham dengan Partai Hanura. Namun demikian, dirinya langsung membantah pindah haluan lantaran melihat PDIP Badung telah berhasil memenangkan Ketua DPC PDIP Badung, I Nyoman Giri Prasta sebagai Bupati Badung, berpasangan dengan I Ketut Suiasa. “Bukan demikian, justru kamilah yang membawa Hanura ke Giriasa (sebutan duet I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa), kami lah pentolan-pentolan dari Partai Hanura. Sehingga tidak ada alasan untuk menuding seperti itu. Yang jelas, kami pernah berjuang dalam rangka pilkada,” katanya.
Setali tiga uang, mantan Bendahara DPC Hanura Badung I Nyoman Robi Dewantara turut menyampaikan sikapnya atas kemunduran dirinya dari Partai Hanura dan bergabung ke PDIP. Menurut dia, dinamika di partai politik menjadi hal yang wajar, tetapi ketika dinamika tidak lagi sepaham membuatnya memilih jalan yang berbeda. “Tapi ketika kami tidak sepaham dan tidak bagus adalah wajar ketika kami memilih jalan yang berbeda,”ucap pria asal Dalung, Kuta Utara itu.
Menanggapi hengkangnya tiga kader elitenya, Ketua DPC Hanura Badung, I Made Subawa saat dikonfirmasi mengakui I Wayan Edi Sanjaya, I Nengah Sudarsana dan I Nyoman Robi Dewantara adalah kadernya. Meski demikian, Subawa menjawab diplomatis ketika ditanya perihal merapatnya pentolan Hanura ke PDIP. Ia menyebut keluarnya dari Partai Hanura merupakan hak kader. “Itu hak mereka. Mereka mencari jalan terbaik,” katanya. Dengan partai sebetulnya ketiga pentolan Hanura itu tidak ada masalah apa-apa. Untuk itu, Subawa menyebut kepindahan ketiganya hanya untuk mencari jalan terbaik menurut mereka. 7 asa
Komentar