Perdamaian Wirya-Sukaja Dicurigai Sandiwara
Sejumlah kader Beringin tidak yakin jika Ketua DPD II Golkar Tabanan (demisioner) Nyoman Wirya ’menyerah’ dan balik mendukung Wayan Sukaja sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021.
TABANAN, NusaBali
Mereka curiga kesepakatan damai itu hanya ‘permainan’ agar kubu Sukaja mencabut laporan ke polisi terhadap empat Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar.
Salah seorang kader Golkar di Tabanan mengaku curiga ada sekenario seperti berikut. Setelah terlihat ada perdamaian antara kubu Wayan Sukaja vs Nyoman Wirya, DPD I Golkar Bali akan cabut skorsing Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Tabanan yang deadlock. Musda Golkar Tabanan pun dilanjutkan. Nah, saat itulah para Ketua PK Golkar se-Tabanan akan kembali memilih Nyoman Wirya sebagai nakhoda partai. Sedangkan dukungan yang sempat diarahkan ke Sukaja, ditarik kembali.
“Pak Nyoman Wirya itu politisi kawakan. Rasanya tidak mungkin dia menyerah dengan kader yang baru bergabung. Apalagi, statetmentnya di koran masih ’makulit’. Saya curiga ini trik,” papar kader Golkar yang enggan namanya dikorankan kepada NusaBali di Tabanan, Minggu (10/7).
Dia yakin memang ada kesepakatan kedua kubu untuk sama-sama membesarkan partai. Namun, dia tidak yakin ada kesepakatan mendukung Sukaja---yang mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 dan Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. Sebab, sebelumnya sudah terbukti sejumlah Ketua PK Golkar se-Tabanan menganulir dukungannya buat Sukaja.
Karena itu, dia mengingatkan kubu Sukaja agar tetap waspada akan janji sorga. Menurut dia, strategi Wirya untuk selamatkan 4 Ketua PK Golkar dari laporan kepolisian dan skenario agar DPD I Golkar Bali buka skorsing dan melanjutkan Musda, sudah tercium di provinsi. Indikasinya, DPD I Golkar Bali menggelar rapat dadakan dan menunjuk I Gusti Putu Wijaya sebagai Caretaker di Tabanan untuk bertugas selama 6 bulan ke depan.
“Saat Musda Golkar Tabanan dilanjutkan nanti, para Ketua PK Golkar se-Tabanan tetap akan pilih Pak Nyoman Wirya. Streteginya bocor, sehingga DPD I Golkar Bali tunjuk Caretaker,” ujar kader Beringin yang mengaku dapat informasi dari pengurus DPD I Golkar Bali tersebut.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi, Kekaderan, dan Keanggotaan (OKK) DPD II Golkar Tabanan (demisioner), Made Arjana, menilai wajar ada kecurigaan permainan Wirya untuk selamatkan empat Ketua PK Golkar yang dipolisikan kubu Sukaja. Secara pribadi, Arjana mengaku sangat yakin antara Wirya dan Sukaja ada kesepakatan membesarkan Golkar. Namun, dia ragu ada kesepakatan 10 PK Golkar se-Tabanan mendukung Sukaja. “Kalau deal politik pasti ada. Kalau klaim dukungan, itu hanya sebatas opini,” tandas Arjana, Minggu kemarin.
Arjana pun desak DPD I Golkar Bali segera lanjutkan Musda Golkar Tabanan. Mengingat bola panas ada di DPD I Golkar Bali, maka para pemilik suara (voter) dan panitia diharapkan segera dipanggil ke provinsi untuk melanjutkan Musda.
“Saya ingatkan demokrasi jangan disetting, biarkan berjalan demokratis,” pinta politisi Golkar yang juga dosen politik salah satu perguruan tinggi di Tabanan ini. Arjana menginginkan Golkar Tabanan dipimpin kader militan yang punya prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tak tercela (PDLT), bukannya kader ‘kutu loncat’.
Sebelumnya, kader lawas yang pentolan kubu Sukaja, Nyoman Wedha Utama, mengaku telah mencabut laporan ke polisi terhadap empat Ketua PK Golkar Tabanan. Mereka yang dipolisikan masing-masing Ketua PK Golkar Pupuan, Ketua PK Golkar Selemadeg, Ketua PK Golkar Tabanan, dan Ketua PK Golkar Marga.
Ketua PK Golkar Tabanan I Gusti Ngurah Indrawan dan Ketua PK Golkar Marga, I Wayan Suardana, sempat merapat ke rumah Sukaja di Banjar Bugbugan, Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (9/7) pagi. Mereka merapat ke rumah Sukaja bersama Ketua PK Golkar Penebel Putu Pidada, Ketua PK Golkar Selemadeg Barat Dewa Putu Nuryasa, Ketua SOKSI Tabanan Nyoman Sumatra, dan Ketua Satkar Ulama Golkar Tabanan H Idris.
Sedangkan Nyoman Wirya sebelumnya minta DPD I Golkar Bali segera mencabut skorsing Musda Golkar Tabanan. Alasannya, situasi sudah kondusif, karena dua kubu yang berseteru: Nyoman Wirya (kandidat incumbent) dan Wayan Sukaja (penantang) telah berdamai. Wirya mengaku sudah dua kali bertemu dan diskusi dengan Sukaja. Pertemuan terakhir digelar di rumah Wirya kawasan Desa Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Kamis (7/7) malam. Pertemuan malam itu dihadiri 9 dari 10 Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan. Yang absen hanya Ketua PK Golkar Pupuan.
Terkait klaim dukungan ke Sukaja, Wirya memberikan jawaban ’makulit’. Wirya menyebut Sukaja---mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan sekaligus Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---sudah dekat dengan Ketua PK Golkar se-Tabanan. Nantinya, ketika Musda Golkar Tabanan dilanjutkan, suara para Ketua PK Golkar yang jadi penentunya. “Intinya, saat Musda kan suara PK Golkar jadi penentu. Nah, Pak Sukaja sudah dekat dengan PK Golkar,” tandas Wirya seolah setuju jika Sukaja naik ke kursi DPD II Golkar Tabanan 2016-2021, menggantikan dirinya, Sabtu (9/7). 7 k21
Mereka curiga kesepakatan damai itu hanya ‘permainan’ agar kubu Sukaja mencabut laporan ke polisi terhadap empat Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar.
Salah seorang kader Golkar di Tabanan mengaku curiga ada sekenario seperti berikut. Setelah terlihat ada perdamaian antara kubu Wayan Sukaja vs Nyoman Wirya, DPD I Golkar Bali akan cabut skorsing Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Tabanan yang deadlock. Musda Golkar Tabanan pun dilanjutkan. Nah, saat itulah para Ketua PK Golkar se-Tabanan akan kembali memilih Nyoman Wirya sebagai nakhoda partai. Sedangkan dukungan yang sempat diarahkan ke Sukaja, ditarik kembali.
“Pak Nyoman Wirya itu politisi kawakan. Rasanya tidak mungkin dia menyerah dengan kader yang baru bergabung. Apalagi, statetmentnya di koran masih ’makulit’. Saya curiga ini trik,” papar kader Golkar yang enggan namanya dikorankan kepada NusaBali di Tabanan, Minggu (10/7).
Dia yakin memang ada kesepakatan kedua kubu untuk sama-sama membesarkan partai. Namun, dia tidak yakin ada kesepakatan mendukung Sukaja---yang mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 dan Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. Sebab, sebelumnya sudah terbukti sejumlah Ketua PK Golkar se-Tabanan menganulir dukungannya buat Sukaja.
Karena itu, dia mengingatkan kubu Sukaja agar tetap waspada akan janji sorga. Menurut dia, strategi Wirya untuk selamatkan 4 Ketua PK Golkar dari laporan kepolisian dan skenario agar DPD I Golkar Bali buka skorsing dan melanjutkan Musda, sudah tercium di provinsi. Indikasinya, DPD I Golkar Bali menggelar rapat dadakan dan menunjuk I Gusti Putu Wijaya sebagai Caretaker di Tabanan untuk bertugas selama 6 bulan ke depan.
“Saat Musda Golkar Tabanan dilanjutkan nanti, para Ketua PK Golkar se-Tabanan tetap akan pilih Pak Nyoman Wirya. Streteginya bocor, sehingga DPD I Golkar Bali tunjuk Caretaker,” ujar kader Beringin yang mengaku dapat informasi dari pengurus DPD I Golkar Bali tersebut.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi, Kekaderan, dan Keanggotaan (OKK) DPD II Golkar Tabanan (demisioner), Made Arjana, menilai wajar ada kecurigaan permainan Wirya untuk selamatkan empat Ketua PK Golkar yang dipolisikan kubu Sukaja. Secara pribadi, Arjana mengaku sangat yakin antara Wirya dan Sukaja ada kesepakatan membesarkan Golkar. Namun, dia ragu ada kesepakatan 10 PK Golkar se-Tabanan mendukung Sukaja. “Kalau deal politik pasti ada. Kalau klaim dukungan, itu hanya sebatas opini,” tandas Arjana, Minggu kemarin.
Arjana pun desak DPD I Golkar Bali segera lanjutkan Musda Golkar Tabanan. Mengingat bola panas ada di DPD I Golkar Bali, maka para pemilik suara (voter) dan panitia diharapkan segera dipanggil ke provinsi untuk melanjutkan Musda.
“Saya ingatkan demokrasi jangan disetting, biarkan berjalan demokratis,” pinta politisi Golkar yang juga dosen politik salah satu perguruan tinggi di Tabanan ini. Arjana menginginkan Golkar Tabanan dipimpin kader militan yang punya prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tak tercela (PDLT), bukannya kader ‘kutu loncat’.
Sebelumnya, kader lawas yang pentolan kubu Sukaja, Nyoman Wedha Utama, mengaku telah mencabut laporan ke polisi terhadap empat Ketua PK Golkar Tabanan. Mereka yang dipolisikan masing-masing Ketua PK Golkar Pupuan, Ketua PK Golkar Selemadeg, Ketua PK Golkar Tabanan, dan Ketua PK Golkar Marga.
Ketua PK Golkar Tabanan I Gusti Ngurah Indrawan dan Ketua PK Golkar Marga, I Wayan Suardana, sempat merapat ke rumah Sukaja di Banjar Bugbugan, Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (9/7) pagi. Mereka merapat ke rumah Sukaja bersama Ketua PK Golkar Penebel Putu Pidada, Ketua PK Golkar Selemadeg Barat Dewa Putu Nuryasa, Ketua SOKSI Tabanan Nyoman Sumatra, dan Ketua Satkar Ulama Golkar Tabanan H Idris.
Sedangkan Nyoman Wirya sebelumnya minta DPD I Golkar Bali segera mencabut skorsing Musda Golkar Tabanan. Alasannya, situasi sudah kondusif, karena dua kubu yang berseteru: Nyoman Wirya (kandidat incumbent) dan Wayan Sukaja (penantang) telah berdamai. Wirya mengaku sudah dua kali bertemu dan diskusi dengan Sukaja. Pertemuan terakhir digelar di rumah Wirya kawasan Desa Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Kamis (7/7) malam. Pertemuan malam itu dihadiri 9 dari 10 Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan. Yang absen hanya Ketua PK Golkar Pupuan.
Terkait klaim dukungan ke Sukaja, Wirya memberikan jawaban ’makulit’. Wirya menyebut Sukaja---mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan sekaligus Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---sudah dekat dengan Ketua PK Golkar se-Tabanan. Nantinya, ketika Musda Golkar Tabanan dilanjutkan, suara para Ketua PK Golkar yang jadi penentunya. “Intinya, saat Musda kan suara PK Golkar jadi penentu. Nah, Pak Sukaja sudah dekat dengan PK Golkar,” tandas Wirya seolah setuju jika Sukaja naik ke kursi DPD II Golkar Tabanan 2016-2021, menggantikan dirinya, Sabtu (9/7). 7 k21
Komentar