Golkar Dorong Muntra Tantang Giri Prasta
Golkar-Demokrat-Gerindra Galang Koalisi untuk Pilkada Badung 2020
Wayan Muntra akan diusung jadi Calon Bupati di Pilkada Badung 2020, asalkan mau berdamai dengan Plt Ketua DPD II Golkar Badung Wayan Suyasa
DENPASAR, NusaBali
Mantan Ketua DPD II Golkar Badung yang baru dilengserkan paksa, I Wayan Muntra, didorong partainya maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) ke Pilkada Badung 2020 untuk menantang incumbent dari PDIP, Nyoman Giri Prasta. Wayan Muntra dibukakan ‘karpet merah’ maju berebut kursi Bupati Badung, dengan syarat mau berdamai dengan kepengurusan DPD II Golkar Badung di bawah pimpinan Plt I Wayan Suyasa.
Wayan Muntra sebelumnya dilengserkan paksa dari kursi Ketua DPD II Golkar Badung pasca Pileg 2019 lalu. Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer kemudian mengangkat Wayan Suyasa sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Badung. Wayan Muntra pun menggugat ke Mahkamah Partai Golkar, di mana hingga saat ini kasusnya masih berproses.
Menurut Wayan Suyasa, pihaknya membuka pintu damai dan rekonsilisasi terbuka dengan Wayan Muntra. "Kalau Pak Wayan Muntra mau terbuka dan rekonsiliasi dengan kader kita semua, kenapa tidak? Kita bisa usung beliau jadi kandidat calon menggunakan kendaraan Golkar untuk tarung Pilkada Badung 2020. Bahkan, saya siap upayakan sampai dapat rekomendasi dari DPP Golkar," ujar Suyasa saat dikon-firsi NusaBal di Mangupura, Jumat (4/10).
Suyasa yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Badung 2019-2024, menyebutkan Golkar memiliki 7 kursi DPRD Badung hasil Pileg 2019 atau kuasai 17,50 persen dari total 40 kursi legislatif. Maka, Golkar masih kekuarangan 1 kursi atau 2,50 persen suara parlemen lagi untuk memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen guna mengusung aket calon secara mandiri di Pilkada Badung 2020. Golkar berusaha menggaet Demokrat, yang punya 2 kursi DPRD Badung atau 5,00 persen suara parlemen hasil Pileg 2019, guna mengusung paket calon di Pilkada Badung, 23 September 2020 mendatang.
"Kita sekarang masih wait and see (menunggu dan melihat). Kalau ada kader Golkar atau figur eksternal ada mau maju tarung menggunakan kendaraan Partai Golkar, ya kita akan berproses. Tetapi, seperti saya bilang tadi, kalau Pak Wayan Muntra siap maju tarung, kita bukakan jalan kok," tandas politisi senior Golkar asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Menurut Suyasa, Golkar membukakan karpet merah bagi Wayan Muntra untuk maju tarung ke Pilkada Badung 2020, dengan berbagai alasan. Pertama, Muntra merupakan kader potensial yang memiliki peluang tarung ke eksekutif. Kedua, Golkar juga punya kursi parlemen yang lumayan di DPRD Badung. "Potensi Pak Muntra ada kok. Dia sudah lama memimpin partai. Ya, nanti kita komunikasi dengan Pak Muntra dan kader Golkar," jelas Suyasa.
Suyasa sendiri mengaku belum ada niat berlaga menjadi penguasa eksekutif di Gumi Keris Badung. "Saya tetap fokus di jalur legislatif. Biarkan nanti ada proses di partai dengan mekanisme yang ada (untuk menjaring kandidat calon ke Pilkada 2020, Red)," papar mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung yang sebelumnya menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Badung 2014-2019 ini.
Sementara itu, Demokrat sudah jajaki koalisi dengan partai lain yang punya kursi di parlemen, untuk tarung Pilkada Badung 2020. Selain menjajaki Gerindra yang punya 2 kursi DPRD Badung 2019-2020, Demokrat juga berkomunikasi dengan Golkar untuk membangun koalisi.
Ketua OKK DPD Demokrat Bali, I Ketut Ridet, mengatakan pihaknya sudah komunikasi dengan Gerindra dan Golkar untuk koalisi usung paket calon di Pilkada Badung 2020. Bukan hanya itu, NasDem yang punya 1 kursi DPRD Badung atau kuasai 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019, juga dijajaki Demokrat.
"Komunikasi untuk penjajakan koalisi dengan Golkar, Gerindra, dan NasDem untuk Pilkada Badung 2020 sudah kita lakukan. Komunikasi politik ini harus kembali dimatangkan," ujar Ketut Ridet saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Menurut Ridet, Demokrat hanya punya 2 kursi DPRD Badung alias 5,00 persen suara parlemen, sama seperti Gerindra. Andaikan berhasil menggaet Gerindra dan NasDem pun, Demokrat belum bisa mengusung paket calon di Pilkada Badung 2020, jika Golkar gagal dirangkul. Sebab, kekuatan gabungan Demokrat-Gerindra-NasDem baru 5 kursi legislatif atau hanya 12,50 persen suara parlemen. Jadi, kuncinya ada di Golkar. “Makanya, semua parpol (non PDIP) yang punya kursi di DPRD Badung kita jajaki,” tegas politisi Demokrat asal Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sempat maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) di Pilkada Bangli 2015 ini.
Sementara, kubu Gerindra pastikan akan ambil peran dalam Pilkada Badung 2020. Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali, I Made Gede Ray Misno, menyebutkan partainya akan memasang strategi menang di Pilkada 2020 nanti. "Maka, semuanya akan dihitung secermat mungkin, termasuk kekuatan partai dan potensi kader yang akan maju. Sekarang kita harus menang, sudah bosan kalah terus di Pilkada. Maka, kita mau koalisi untuk menang," kelakar Ray Misno.
Hanya saja, sejauh mana komunikasi Gerindra dengan parpol lain di Badung, menurut Ray Misno, semua sedang berjalan. "Ke mana arahnya, nanti akan ditentukan oleh DPP Gerindra dan DPD Gerindra Bali. Yang jelas, perintah partai adalah kita harus menang di Pilkada,” kata mantan Ketua KPU Denpasar ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, PDIP nyaris jadi mayoritas tunggal di Badung, dengan mendominasi 28 kursi DPRD hasil Pileg 2019 atau kuasai 70,00 persen suara parlemen. PDIP satu-satunya parpol yang bisa usung paket calomn secara mandiri di Pilkada Badung 2020.
PDIP hampir dipastikan akan usung kembali pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa sebagaiu Cabup-Cawabup di Pilkada Badung 2020. Maka, jika Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem sepakat berkoalisi, Cabup yang mereka usung (termasuk Wayan Muntra, kalau mau) dipastikan akan tarung head to head melawan Giri Prasta. Sebalik-nya, jika Golkar atau trio Demokrat-Gerindra-NasDem justru merapat ke PDIP, makan akan terjadi Pilkada ‘calon tunggal’ di Badung. *nat
Wayan Muntra sebelumnya dilengserkan paksa dari kursi Ketua DPD II Golkar Badung pasca Pileg 2019 lalu. Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer kemudian mengangkat Wayan Suyasa sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Badung. Wayan Muntra pun menggugat ke Mahkamah Partai Golkar, di mana hingga saat ini kasusnya masih berproses.
Menurut Wayan Suyasa, pihaknya membuka pintu damai dan rekonsilisasi terbuka dengan Wayan Muntra. "Kalau Pak Wayan Muntra mau terbuka dan rekonsiliasi dengan kader kita semua, kenapa tidak? Kita bisa usung beliau jadi kandidat calon menggunakan kendaraan Golkar untuk tarung Pilkada Badung 2020. Bahkan, saya siap upayakan sampai dapat rekomendasi dari DPP Golkar," ujar Suyasa saat dikon-firsi NusaBal di Mangupura, Jumat (4/10).
Suyasa yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Badung 2019-2024, menyebutkan Golkar memiliki 7 kursi DPRD Badung hasil Pileg 2019 atau kuasai 17,50 persen dari total 40 kursi legislatif. Maka, Golkar masih kekuarangan 1 kursi atau 2,50 persen suara parlemen lagi untuk memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen guna mengusung aket calon secara mandiri di Pilkada Badung 2020. Golkar berusaha menggaet Demokrat, yang punya 2 kursi DPRD Badung atau 5,00 persen suara parlemen hasil Pileg 2019, guna mengusung paket calon di Pilkada Badung, 23 September 2020 mendatang.
"Kita sekarang masih wait and see (menunggu dan melihat). Kalau ada kader Golkar atau figur eksternal ada mau maju tarung menggunakan kendaraan Partai Golkar, ya kita akan berproses. Tetapi, seperti saya bilang tadi, kalau Pak Wayan Muntra siap maju tarung, kita bukakan jalan kok," tandas politisi senior Golkar asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Menurut Suyasa, Golkar membukakan karpet merah bagi Wayan Muntra untuk maju tarung ke Pilkada Badung 2020, dengan berbagai alasan. Pertama, Muntra merupakan kader potensial yang memiliki peluang tarung ke eksekutif. Kedua, Golkar juga punya kursi parlemen yang lumayan di DPRD Badung. "Potensi Pak Muntra ada kok. Dia sudah lama memimpin partai. Ya, nanti kita komunikasi dengan Pak Muntra dan kader Golkar," jelas Suyasa.
Suyasa sendiri mengaku belum ada niat berlaga menjadi penguasa eksekutif di Gumi Keris Badung. "Saya tetap fokus di jalur legislatif. Biarkan nanti ada proses di partai dengan mekanisme yang ada (untuk menjaring kandidat calon ke Pilkada 2020, Red)," papar mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung yang sebelumnya menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Badung 2014-2019 ini.
Sementara itu, Demokrat sudah jajaki koalisi dengan partai lain yang punya kursi di parlemen, untuk tarung Pilkada Badung 2020. Selain menjajaki Gerindra yang punya 2 kursi DPRD Badung 2019-2020, Demokrat juga berkomunikasi dengan Golkar untuk membangun koalisi.
Ketua OKK DPD Demokrat Bali, I Ketut Ridet, mengatakan pihaknya sudah komunikasi dengan Gerindra dan Golkar untuk koalisi usung paket calon di Pilkada Badung 2020. Bukan hanya itu, NasDem yang punya 1 kursi DPRD Badung atau kuasai 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019, juga dijajaki Demokrat.
"Komunikasi untuk penjajakan koalisi dengan Golkar, Gerindra, dan NasDem untuk Pilkada Badung 2020 sudah kita lakukan. Komunikasi politik ini harus kembali dimatangkan," ujar Ketut Ridet saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Menurut Ridet, Demokrat hanya punya 2 kursi DPRD Badung alias 5,00 persen suara parlemen, sama seperti Gerindra. Andaikan berhasil menggaet Gerindra dan NasDem pun, Demokrat belum bisa mengusung paket calon di Pilkada Badung 2020, jika Golkar gagal dirangkul. Sebab, kekuatan gabungan Demokrat-Gerindra-NasDem baru 5 kursi legislatif atau hanya 12,50 persen suara parlemen. Jadi, kuncinya ada di Golkar. “Makanya, semua parpol (non PDIP) yang punya kursi di DPRD Badung kita jajaki,” tegas politisi Demokrat asal Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sempat maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) di Pilkada Bangli 2015 ini.
Sementara, kubu Gerindra pastikan akan ambil peran dalam Pilkada Badung 2020. Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali, I Made Gede Ray Misno, menyebutkan partainya akan memasang strategi menang di Pilkada 2020 nanti. "Maka, semuanya akan dihitung secermat mungkin, termasuk kekuatan partai dan potensi kader yang akan maju. Sekarang kita harus menang, sudah bosan kalah terus di Pilkada. Maka, kita mau koalisi untuk menang," kelakar Ray Misno.
Hanya saja, sejauh mana komunikasi Gerindra dengan parpol lain di Badung, menurut Ray Misno, semua sedang berjalan. "Ke mana arahnya, nanti akan ditentukan oleh DPP Gerindra dan DPD Gerindra Bali. Yang jelas, perintah partai adalah kita harus menang di Pilkada,” kata mantan Ketua KPU Denpasar ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, PDIP nyaris jadi mayoritas tunggal di Badung, dengan mendominasi 28 kursi DPRD hasil Pileg 2019 atau kuasai 70,00 persen suara parlemen. PDIP satu-satunya parpol yang bisa usung paket calomn secara mandiri di Pilkada Badung 2020.
PDIP hampir dipastikan akan usung kembali pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa sebagaiu Cabup-Cawabup di Pilkada Badung 2020. Maka, jika Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem sepakat berkoalisi, Cabup yang mereka usung (termasuk Wayan Muntra, kalau mau) dipastikan akan tarung head to head melawan Giri Prasta. Sebalik-nya, jika Golkar atau trio Demokrat-Gerindra-NasDem justru merapat ke PDIP, makan akan terjadi Pilkada ‘calon tunggal’ di Badung. *nat
1
Komentar