Tawarkan Atraksi Adu Nyali, Perempuan Cuntaka Dilarang Masuk
Sejak dikembangkan jadi objek wisata tahun 2001, Air Terjun Kembar terus jadi primadona Gumi Panji Sakti, dengan kunjungan 150 orang sehari di mana mereka dikenakan Rp 10.000 per orang (dewasa) dan Rp 5.000 bagi anak-anak
Pesona Wisata Air Terjun Kembar di Pegunungan Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Air Terjun Campuhan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng merupakan salah satu objek wisata favorit di Gumi Panji Sakti. Objek wisata ini lebih dikenal sebagai Twin Waterfall (Air Terjun Kembar), karena terdapat dua air terjun berdampingan dengan tinggi yang hampir sama sekitar 20 meter. Wisata Air Terjun Kembar menawarkan atraksi adu nyali, sementara perempuan cuntaka (kotor secara niskala) diharamkan masuk.
Air Terjun Kembar termasuk sangat spesial, karena selain posisinya berdampingan dengan ketinggian terjun hampir sama, suhunya justru berbeda. Air terjun sebelah kiri (sisi timur) bersuhu hangat, sementara yang sebelah kanan (sisi barat) bersuhu dingin. Pada musim kemarau, debit air terjun di sisi kanan berkurang, sehingga suhunya terasa lebih hangat.
Di bawah Air Terjun Kembar, masih ada dua air terjun lainnya yang berada dalam satu jalur. Pertama, Air Terjun Mekalang, yang tingginya sekitar 45 meter dengan air yang jernih---sesuai namanya yang berarti terang (kalang) atau bersih. Kedua, Air Terjun Bertingkat. Penamaan tersebut sesuai kontur air terjun yang berundak-undak sehingga terlihat bertumpuk.
Untuk mencapai lokasi Air Terjun Kembar di Desa Gitgit ini, tidaklah terlalu sulit. Lokasinya hanya berjarak sekitar 8 kilometer arah selatan dari pusat Kota Singaraja. Posisi Air Terjun Kembar berlokasi sekitar 150 meter arah barat dari SDN 4 Gitgit. Air Terjun Kembar dapat diakses dari Jalur Utama Singaraja-Denpasar via Bedugul, dengan berjalan kaki sejauh 700 meter ke arah barat. Perjalanan menuju air terjun melewati kebun cengkih dan kopi, dengan pemandangan yang menarik, sehingga tidak membosankan.
Ketua Pemandu Wisata Air Terjun Kembar, I Nyoman Candra, mengatakan air terjun tersebut mulai dikembangkan dan dikelola menjadi objek pariwisata sejak tahun 2001. Hingga saat ini, Air Terjun Kembar masih menawarkan wisata alam yang sangat asri. Berwisata ke objek wisata Air Terjun Kembar tergolong wisata yang sangat ekonomis. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 10.000 untuk orang dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Setelah sampai di lokasi Air Terjun Kembar, pengunjung dibebaskan untuk mamndi atau bermain air sepuasnya.
Tapi, kebebasan ini tidak berlaku apabila cuaca sedang hujan atau mendung. “Setiap pengunjung yang datang, baik yang sudah sering maupun baru pertama kali, pasti dihandle oleh pemandu kami,” ujar Nyoman Candra yang ditemui NusaBali di lokasi Air Terjun Kembar, belum lama ini.
Namun, dari sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke Air Terjun Kembar, mereka tetap harus berhati-hati dan mengindahkan semua ketentuan yang berlaku di tempat wisata ini. Ada pantangan bagi perempuan yang sedang berhalangan karena mengalami haid, di mana mereka tidak diperkenankan memasuki areal utama Air Terjun Kembar, walaupun tidak melakukan aktivitas mandi.
Kenapa? Karena menurut kepercayaan warga dan pemandu wisata setempat yang notabene putra asli Desa Gitgit, kawasan Air Terjun Kembar masih sangat sakral. Kawasan tersebut sering dipakai sebagai tempat bersemedi bagi orang-orang pintar dan memiliki kemampuan supranatural.
Bahkan, penunggu gaib kawasan di sekitar Air Terjun Kembar sering menyelamatkan pengunjung yang sednag mengalami musibah. Misalnya, menyelamatkan pengunjung yang terpeleset atau jatuh dari ketinggian. Rata-rata mereka selamat dari maut dengan situasi yang tidak logis. “Bule-bule terutama banyak yang mencoba atraksi, ketika mereka terpeleset atau jatuh, tidak sampai luka parah. Padahal, kalau dilihat potensi luka pasti parah. Ini kan tidak logis,” papar Nyoman Candra.
Sebaliknya, jika ada pengunjung yang tidak mengidahkan ketentuan dan menerobos masuk ketika sedang dalam keadaan kotor (haid), bisa mengalami sesuatu yang berbau mistis. Bentuknya beragam, mulai dari melihat hal-hal aneh hingga kerauhan (kesurupan). Candra menceritakan pengalaman yang dialami seorang wisatawan domestik asal Sumatra dan Kalimantan. Mereka pun langsung balik ke hotel tempatnya menginap, karena mendapati hal aneh di lokasi Air Terjun Kembar.
Nah, untuk tetap menyeimbangkan antara dunia sekala dan niskala, pemandu wisata Air Terjun Kembar rutin melakukan persembahyangan Purnama Tilem dan hari besar keagamaan lainnya. Termasuk juga rutin menghaturan pakelem berupa caru manca sata setahun sekali.
Selain menawarkan wisata alam, Air Terjun Kembar juga menawarkan atraksi menantang nyali. Di antaranya, atraksi jumping dan sliding dari atas bebatuan yang ada di sekitar air terjun. Sejak pertama kali dirintis untuk dijadikan objek wisata, Air Terjun Kembar masih menjadi salah satu primadona wisata di Humi Panji Sakti. Dalam sehari, jumlah pengunjung Air Terjun Kembar mencapai kisaran 100-150 orang. “Kalau musim liburan, jumlah pengunjung meningkat jadi sekitar 200 orang per hari,” singkap Candra. 7 k23
SINGARAJA, NusaBali
Air Terjun Campuhan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng merupakan salah satu objek wisata favorit di Gumi Panji Sakti. Objek wisata ini lebih dikenal sebagai Twin Waterfall (Air Terjun Kembar), karena terdapat dua air terjun berdampingan dengan tinggi yang hampir sama sekitar 20 meter. Wisata Air Terjun Kembar menawarkan atraksi adu nyali, sementara perempuan cuntaka (kotor secara niskala) diharamkan masuk.
Air Terjun Kembar termasuk sangat spesial, karena selain posisinya berdampingan dengan ketinggian terjun hampir sama, suhunya justru berbeda. Air terjun sebelah kiri (sisi timur) bersuhu hangat, sementara yang sebelah kanan (sisi barat) bersuhu dingin. Pada musim kemarau, debit air terjun di sisi kanan berkurang, sehingga suhunya terasa lebih hangat.
Di bawah Air Terjun Kembar, masih ada dua air terjun lainnya yang berada dalam satu jalur. Pertama, Air Terjun Mekalang, yang tingginya sekitar 45 meter dengan air yang jernih---sesuai namanya yang berarti terang (kalang) atau bersih. Kedua, Air Terjun Bertingkat. Penamaan tersebut sesuai kontur air terjun yang berundak-undak sehingga terlihat bertumpuk.
Untuk mencapai lokasi Air Terjun Kembar di Desa Gitgit ini, tidaklah terlalu sulit. Lokasinya hanya berjarak sekitar 8 kilometer arah selatan dari pusat Kota Singaraja. Posisi Air Terjun Kembar berlokasi sekitar 150 meter arah barat dari SDN 4 Gitgit. Air Terjun Kembar dapat diakses dari Jalur Utama Singaraja-Denpasar via Bedugul, dengan berjalan kaki sejauh 700 meter ke arah barat. Perjalanan menuju air terjun melewati kebun cengkih dan kopi, dengan pemandangan yang menarik, sehingga tidak membosankan.
Ketua Pemandu Wisata Air Terjun Kembar, I Nyoman Candra, mengatakan air terjun tersebut mulai dikembangkan dan dikelola menjadi objek pariwisata sejak tahun 2001. Hingga saat ini, Air Terjun Kembar masih menawarkan wisata alam yang sangat asri. Berwisata ke objek wisata Air Terjun Kembar tergolong wisata yang sangat ekonomis. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 10.000 untuk orang dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Setelah sampai di lokasi Air Terjun Kembar, pengunjung dibebaskan untuk mamndi atau bermain air sepuasnya.
Tapi, kebebasan ini tidak berlaku apabila cuaca sedang hujan atau mendung. “Setiap pengunjung yang datang, baik yang sudah sering maupun baru pertama kali, pasti dihandle oleh pemandu kami,” ujar Nyoman Candra yang ditemui NusaBali di lokasi Air Terjun Kembar, belum lama ini.
Namun, dari sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke Air Terjun Kembar, mereka tetap harus berhati-hati dan mengindahkan semua ketentuan yang berlaku di tempat wisata ini. Ada pantangan bagi perempuan yang sedang berhalangan karena mengalami haid, di mana mereka tidak diperkenankan memasuki areal utama Air Terjun Kembar, walaupun tidak melakukan aktivitas mandi.
Kenapa? Karena menurut kepercayaan warga dan pemandu wisata setempat yang notabene putra asli Desa Gitgit, kawasan Air Terjun Kembar masih sangat sakral. Kawasan tersebut sering dipakai sebagai tempat bersemedi bagi orang-orang pintar dan memiliki kemampuan supranatural.
Bahkan, penunggu gaib kawasan di sekitar Air Terjun Kembar sering menyelamatkan pengunjung yang sednag mengalami musibah. Misalnya, menyelamatkan pengunjung yang terpeleset atau jatuh dari ketinggian. Rata-rata mereka selamat dari maut dengan situasi yang tidak logis. “Bule-bule terutama banyak yang mencoba atraksi, ketika mereka terpeleset atau jatuh, tidak sampai luka parah. Padahal, kalau dilihat potensi luka pasti parah. Ini kan tidak logis,” papar Nyoman Candra.
Sebaliknya, jika ada pengunjung yang tidak mengidahkan ketentuan dan menerobos masuk ketika sedang dalam keadaan kotor (haid), bisa mengalami sesuatu yang berbau mistis. Bentuknya beragam, mulai dari melihat hal-hal aneh hingga kerauhan (kesurupan). Candra menceritakan pengalaman yang dialami seorang wisatawan domestik asal Sumatra dan Kalimantan. Mereka pun langsung balik ke hotel tempatnya menginap, karena mendapati hal aneh di lokasi Air Terjun Kembar.
Nah, untuk tetap menyeimbangkan antara dunia sekala dan niskala, pemandu wisata Air Terjun Kembar rutin melakukan persembahyangan Purnama Tilem dan hari besar keagamaan lainnya. Termasuk juga rutin menghaturan pakelem berupa caru manca sata setahun sekali.
Selain menawarkan wisata alam, Air Terjun Kembar juga menawarkan atraksi menantang nyali. Di antaranya, atraksi jumping dan sliding dari atas bebatuan yang ada di sekitar air terjun. Sejak pertama kali dirintis untuk dijadikan objek wisata, Air Terjun Kembar masih menjadi salah satu primadona wisata di Humi Panji Sakti. Dalam sehari, jumlah pengunjung Air Terjun Kembar mencapai kisaran 100-150 orang. “Kalau musim liburan, jumlah pengunjung meningkat jadi sekitar 200 orang per hari,” singkap Candra. 7 k23
Komentar