Warga Berburu Harta Karun di Lokasi Karhutla
Warga Sumatera Selatan (Sumsel) di Ogan Komering Ilir dihebohkan dengan kabar penemuan harta karun sisa kerajaan Sriwijaya di lahan bekas lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
PALEMBANG, NusaBali
Warga mengaku banyak menemukan emas. "Banyak yang menemukan emas, kalau dilihat dari ukiran dan bentuknya emas itu bekas Kerajaan Sriwijaya. Penelitian juga sudah dilakukan dan peneliti udah datang," kata salah satu warga yang ikut berburu harta karun, Denni, Jumat (4/10) seperti dilansir detik.
Denni mengatakan penemuan harta itu sebenarnya pernah juga terjadi saat lahan yang terbakar pada 2014 dan 2015 padam. Saat itu, air sungai di lokasi surut sehingga warga disebutnya tak sengaja menemukan emas.
Sejak saat itulah daerah Sungai Jeruju, Cengal OKI, dibuat heboh oleh penemuan harta karun sisa Kerajaan Sriwijaya.
"Puncak pencarian itu 2015 dan sudah banyak yang menemukan emas, kendi, guci, sama perhiasan lain. Ukiran atau motif, kata peneliti adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya," tutur Denni.
Lokasi penemuan harta karun Sriwijaya sendiri berada di lahan salah satu perusahaan. Lokasi berburu harta karun itu tepatnya berada di lahan kosong yang kini sudah dibuat kanal seluas 500 hektare.
"Istri sama anak saya ikut cari dan dapat juga. Ada dapat berupa emas, cincin ada batu merah, ada lambang ikan sama ada motif nanas. Itu emas semua," katanya.
Untuk barang yang ditemukan itu, dijual oleh pemburu harta karun dengan harga bervariasi. Jika memiliki motif yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, maka nilai jualnya makin tinggi.
"Penemuan paling tinggi itu ada Rp 50-60 juta. Emasnya satu suku, antara 5-6 gram. Mahal karena motif, motifnya ini yang punya nilai jual tinggi," kata Denni.
"Istri saya dapat cincin kecil, tetapi ada batu merah. Itu ditawar Rp 35 juta tidak saya jual. Saya lihat punya nilai sejarah, sayang kalau dijual," sambung Denni.
Hingga saat ini, Denni menyebut masih banyak warga berburu harta karun dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Warga berbondong-bondong menggali tanah di lokasi berharap keberuntungan.Bahkan para pemburu sampai mendirikan tenda di lokasi.
"Pencari harta karun atau emas banyak yang buat tenda. Nginap di sana sudah sejak 2 bulan lalu," Denni.
Untuk pembeli sendiri, warga tak terlalu susah. Denni menyebut ada kolektor barang antik yang datang langsung ke lokasi. Termasuk pembeli emas untuk motif-motif tertentu.
Secara terpisah, Kapolsek Cengal Iptu Eko Suseno mengaku lokasi penemuan harta karun tersebut sudah mendekati daerah pesisir. Bahkan untuk sampai ke lokasi harus menggunakan kendaraan roda dua.
"Sekitar 30 KM dari sini (Poksek Cengal). Jalan ke sana harus pakai motor dan itu medannya lumayan berat. Banyak warga di sana cari emas," kata Kapolsek. *
Denni mengatakan penemuan harta itu sebenarnya pernah juga terjadi saat lahan yang terbakar pada 2014 dan 2015 padam. Saat itu, air sungai di lokasi surut sehingga warga disebutnya tak sengaja menemukan emas.
Sejak saat itulah daerah Sungai Jeruju, Cengal OKI, dibuat heboh oleh penemuan harta karun sisa Kerajaan Sriwijaya.
"Puncak pencarian itu 2015 dan sudah banyak yang menemukan emas, kendi, guci, sama perhiasan lain. Ukiran atau motif, kata peneliti adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya," tutur Denni.
Lokasi penemuan harta karun Sriwijaya sendiri berada di lahan salah satu perusahaan. Lokasi berburu harta karun itu tepatnya berada di lahan kosong yang kini sudah dibuat kanal seluas 500 hektare.
"Istri sama anak saya ikut cari dan dapat juga. Ada dapat berupa emas, cincin ada batu merah, ada lambang ikan sama ada motif nanas. Itu emas semua," katanya.
Untuk barang yang ditemukan itu, dijual oleh pemburu harta karun dengan harga bervariasi. Jika memiliki motif yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, maka nilai jualnya makin tinggi.
"Penemuan paling tinggi itu ada Rp 50-60 juta. Emasnya satu suku, antara 5-6 gram. Mahal karena motif, motifnya ini yang punya nilai jual tinggi," kata Denni.
"Istri saya dapat cincin kecil, tetapi ada batu merah. Itu ditawar Rp 35 juta tidak saya jual. Saya lihat punya nilai sejarah, sayang kalau dijual," sambung Denni.
Hingga saat ini, Denni menyebut masih banyak warga berburu harta karun dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Warga berbondong-bondong menggali tanah di lokasi berharap keberuntungan.Bahkan para pemburu sampai mendirikan tenda di lokasi.
"Pencari harta karun atau emas banyak yang buat tenda. Nginap di sana sudah sejak 2 bulan lalu," Denni.
Untuk pembeli sendiri, warga tak terlalu susah. Denni menyebut ada kolektor barang antik yang datang langsung ke lokasi. Termasuk pembeli emas untuk motif-motif tertentu.
Secara terpisah, Kapolsek Cengal Iptu Eko Suseno mengaku lokasi penemuan harta karun tersebut sudah mendekati daerah pesisir. Bahkan untuk sampai ke lokasi harus menggunakan kendaraan roda dua.
"Sekitar 30 KM dari sini (Poksek Cengal). Jalan ke sana harus pakai motor dan itu medannya lumayan berat. Banyak warga di sana cari emas," kata Kapolsek. *
Komentar