Terulang, Trailer Angkut Paku Bumi Nyangkut di Baturiti
Truk trailer muatan paku bumi untuk keperluan shortcut kembali mogok di Jalur Denpasar-Singaraja via Baturiti tepatnya di tikungan tajam Banjar Taman Tanda, Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Sabtu (5/10) sekitar pukul 02.30 Wita.
TABANAN, NusaBali
Akibatnya jalur tersebut macet selama 6 jam. Mogoknya truk muatan paku bumi ini sudah terjadi ketiga kalinya di lokasi yang sama dalam kurun waktu 3 minggu ini. Informasi yang dihimpun truk bernopol H 1853 DF yang dikemudikan Jamari, 46, bermuatan paku bumi sebanyak 8 buah atau kurang lebih memiliki berat 22 ton ini datang dari arah selatan (Denpasar) atau dari selatan Terminal Mengwi, Badung. Truk berjalan, Sabtu pukul 00.00 Wita dengan dikawal kendaraan personel Polsek Baturiti.
Sesampainya di lokasi kejadian atau berada di tikungan tajam Banjar Taman Tanda, sopir Jamari asal Kudus, Jawa Timur ini diduga kurang mengambil haluan kanan sehingga kendaraan menjadi tidak kuat nanjak dan berhenti melintang di tengah jalan. Truk trailer ini membuat jalur ke Singaraja krodit. Bahkan banyak kendaraan yang terpaksa putar arah sesampai di lokasi kejadian karena tak mengetahui kekroditan tersebut.
Kapolsek Baturiti, Kompol I Nengah Sudiarta, mengatakan penyebab mogoknya truk tersebut bukan karena kelebihan muatan. Ini disebabkan sopir kurang mengambil haluan ke kanan. "Murni sopirnya kurang bisa ambil haluan ke kanan jadi kepala truknya belok ke kiri yang harusnya lurus. Ini sopirnya baru lagi," ungkapnya.
Dikatakan dengan kondisi tersebut jalur ke Singaraja menjadi terganggu. Untuk kendaraan kecil yang dari arah utara dialihkan ke Patung Jagung, menuju Desa Batunya kemudian tembus ke Desa Bangli. Begitupun arus dari arah selatan dialihkan ke Desa Bangli tembus patung jagung. "Tidak macet total karena sepi. Hanya dari arah utara saja macet sampai 500 meter sedangkan dari arah selatan tidak macet karena sepi," beber Kompol Sudiarta.
Dia menambahkan truk baru bisa dievakuasi sekitar pukul 07.00 Wita menggunakan alat berat dari proyek shortcut. "Kami evakuasi gunakan alat berat milik proyek shortcut, sekali tarik langsung jalan tidak memerlukan waktu banyak. Hanya 5 menit saja ditarik," tegasnya.
Menurut Kompol Sudiarta dalam pengangkutan paku bumi untuk keperluan shortcut sejatinya sudah ada koordinasi dengan pihak ekspedisi. Namun ekspedisi kali ini kembali sopir baru. "Saat pengawalan petugas sudah kasih tahu jangan terlalu ambil haluan ke kanan. Namun karena sopir belum mahir terjadilah truk tidak bisa nanjak. Di samping itu tikungan di lokasi sangat tajam mencapai 90 derajat sehingga benar-benar dibutuhkan sopir yang sudah mahir," tegasnya.
Saat ini agar kejadian tak terulang lagi mengingat pengangkutan tiang paku bumi masih sekitar 40 persen, sudah dimbau kepada ekspedisi untuk menggunakan sopir yang sudah pengalaman. "Jadi tidak disebabkan karena muatan ataupun kendaraan. Murni harus ada kemahiran sopir," tandasnya. *des
Sesampainya di lokasi kejadian atau berada di tikungan tajam Banjar Taman Tanda, sopir Jamari asal Kudus, Jawa Timur ini diduga kurang mengambil haluan kanan sehingga kendaraan menjadi tidak kuat nanjak dan berhenti melintang di tengah jalan. Truk trailer ini membuat jalur ke Singaraja krodit. Bahkan banyak kendaraan yang terpaksa putar arah sesampai di lokasi kejadian karena tak mengetahui kekroditan tersebut.
Kapolsek Baturiti, Kompol I Nengah Sudiarta, mengatakan penyebab mogoknya truk tersebut bukan karena kelebihan muatan. Ini disebabkan sopir kurang mengambil haluan ke kanan. "Murni sopirnya kurang bisa ambil haluan ke kanan jadi kepala truknya belok ke kiri yang harusnya lurus. Ini sopirnya baru lagi," ungkapnya.
Dikatakan dengan kondisi tersebut jalur ke Singaraja menjadi terganggu. Untuk kendaraan kecil yang dari arah utara dialihkan ke Patung Jagung, menuju Desa Batunya kemudian tembus ke Desa Bangli. Begitupun arus dari arah selatan dialihkan ke Desa Bangli tembus patung jagung. "Tidak macet total karena sepi. Hanya dari arah utara saja macet sampai 500 meter sedangkan dari arah selatan tidak macet karena sepi," beber Kompol Sudiarta.
Dia menambahkan truk baru bisa dievakuasi sekitar pukul 07.00 Wita menggunakan alat berat dari proyek shortcut. "Kami evakuasi gunakan alat berat milik proyek shortcut, sekali tarik langsung jalan tidak memerlukan waktu banyak. Hanya 5 menit saja ditarik," tegasnya.
Menurut Kompol Sudiarta dalam pengangkutan paku bumi untuk keperluan shortcut sejatinya sudah ada koordinasi dengan pihak ekspedisi. Namun ekspedisi kali ini kembali sopir baru. "Saat pengawalan petugas sudah kasih tahu jangan terlalu ambil haluan ke kanan. Namun karena sopir belum mahir terjadilah truk tidak bisa nanjak. Di samping itu tikungan di lokasi sangat tajam mencapai 90 derajat sehingga benar-benar dibutuhkan sopir yang sudah mahir," tegasnya.
Saat ini agar kejadian tak terulang lagi mengingat pengangkutan tiang paku bumi masih sekitar 40 persen, sudah dimbau kepada ekspedisi untuk menggunakan sopir yang sudah pengalaman. "Jadi tidak disebabkan karena muatan ataupun kendaraan. Murni harus ada kemahiran sopir," tandasnya. *des
1
Komentar