Sabet Medali Emas Olimpiade Matematika Nasional
Putu Tatya Berliana, Siswi Berprestasi dari SMP Negeri 1 Singaraja
Sebelum sabet medali emas Olimpiade Matematika Nasional 2019 di Malang, Jawa Timur, Putu Tatya Berliana lebih dulu harus menyingkirkan 3.400 perserta di babak penyidihan, lalu bersaing degan 69 finalis
SINGARAJA, NusaBali
Siwi Kelas IX SMP Negeri 1 Singaraja, Buleleng, Putu Tatya Berliana, 14, mencatat prestasi membanggakan. Putu Tatya Berliana sukses sabet medali emas Olimpiade Matematika Nasional 2019 dalam event Paket Hari Ilmiah (PHI) yang digelar Universitas Islam Malang (Unisma) Malang, Jawa Timur, 15 September 2019.
Dalam Olimpiade Matematika Nasiona di Malang tersebut, Putu Tatya Berliana bertarung bersama 69 peserta lainnya yang tembus babak final. Mereka diperah dari 3.400 peserta babak penyisihan, yang berasal dari Jawa dan Bali. Ternyata, siswi kelahiran Singaraja, 12 Oktober 2005 ini tampil sebagai salah satu yang terbaik.
Menurut Putu Tatya, seluruh tes yang diberikan saat tarung babak final berupa tes tulis. Kemudian, dia kembali menguji nyali dan kemampuannya di babak final untuk memperebutkan medali. Akhirnya, Putu Tatya berhasil menyabet satu dari 5 medali emas yang diperebutkan.
“Jadi, setelah masuk final, 70 finalis memperebutkan medali. Panitia menyiapkan 5 medali emas, 10 medali perak, dan 15 medali perunggu. Saya beruntung bisa raih salah satu dari 5 peraih medali emas itu,” ungkap Putu Tatya kepada NusaBali di Singaraja, Minggu (6/10).
Gadis yang hobi bernyanyi ini mengaku sangat optimistis saat mengikuti Olimpiade Matematikan Nasional 2019 tersebut. Sejak awal, dia merasa yakin bisa pulang dengan kalungan medali. Hanya saja, alumnus SD Laboratorium Undiksha Singaraja ini sempat merasa grogi juga saat melihat kehebatan peserta lainnya dari daerah lain.
“Sempat degdegan juga, teruma pas masuk final. Habis, pesertanya jago-jago semua, seperti yang dari Jawa Timur, DKI Jakarta, juga ada yang dari Bali, Tapi, untungnya saya cepat bisa mengendalikan diri dan fokus. Saya berupaya maksimal menjawab soal-soal,” kenang anak sulung dari dua bersaudara pasangan Nyoman Weid Aris Rudjaya Kusuma dan Nyoman Enny Noviantini ini.
Menurut Putu Tatya, menghadapi Olimpiade Matematika Nasional di Malang ini, dirinya melakukan persiapan cukup matang dengan berlatih intensif selama 3 pekan. Dia dibantu dosen pendamping dari Undiksha Singaraja dan guru pembimbing dari SMPN 1 Singaraja.
Bagi Putu Tatya sendiri, ini bukan kali pertama mencatat prestasi membanggakan tingkat nasional. Putu Tatya sudah aktif ikut Olimpiade Matematika dan kompetisi Matematika lainnya, sejak masih duduk di bangku SD Laboratorium Undiksha Singaraja. Putu Tatya memang menyukai Matematika, karena bidang studi ini bisa mengasah akal dan pikiran. Selain itu, Matematika juga dapat melatih berpikir secara logis dan bermain angka.
Prestasi Putu Tatya di jenjang SD, antara lain, juara I Gema Lomba Matematika (GLM) Tingkat Provinsi Bali yang digelar Undiksha Singaraja, sabet medali perak Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) Se-Indonesia, dan Juara I Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Bali.
Sedangkan prestasi membanggakan Putu Tatya di jenjang SMP, antara lain, juara I Olimpiade Sains Kabupaten 2019, medali perunggu Olimpiade Matematika Tingkat Nasional (Omnas) di Malang, medali emas AMI Competition, medali emas Paket Hari Ilmiah (PHI) Competition, dan peringkat 5 Olimpiade Sains Provinsi (OSP).
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Singaraja, Dra Ni Putu Karnadhi MSi, menjelaskan keberhasilan Putu Tatya Berliana sabet medali emas Olimpiade Matematika Nasional 2019 membuktikan bahwa sekolahnya mampu di bidang saint. Menurut Putu Karnadhi, prestasi siswa SMPN 1 Singaraja di bidang akademik dan non akademik tak pernah terputus. Hal ini sekaligus mematahkan anggapan sekolah zonasi yang dapat menghancurkan citra SMPN 1 Singaraja sebagai sekolah pencetak prestasi di Buleleng.
“Ini sekali lagi membuktikan SMPN 1 Singaraja tidak terpengaruh oleh sistem zonasi. Karena kami tetap berupaya melakukan inovasi pembelajaran dan tetap mengedepakan budaya belajar yang memang didasari pembentukan karakter siswa sejak awal untuk siap bersaing di mana saja,” papar Putu Karnadhi kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Putu Karnadhi menyebutkan, untuk memantapkan persiapan siswanya mengikuti Olimpiade atau lomba bidang akademik lainnya, SMPN 1 Singaraja biasanya mendatangkan dosen pembimbing dari Undiksha. Hal ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan yang lebih luas kepada siswa yang akan dikirim mewakili SMPN 1 Singaraja. *k23
Dalam Olimpiade Matematika Nasiona di Malang tersebut, Putu Tatya Berliana bertarung bersama 69 peserta lainnya yang tembus babak final. Mereka diperah dari 3.400 peserta babak penyisihan, yang berasal dari Jawa dan Bali. Ternyata, siswi kelahiran Singaraja, 12 Oktober 2005 ini tampil sebagai salah satu yang terbaik.
Menurut Putu Tatya, seluruh tes yang diberikan saat tarung babak final berupa tes tulis. Kemudian, dia kembali menguji nyali dan kemampuannya di babak final untuk memperebutkan medali. Akhirnya, Putu Tatya berhasil menyabet satu dari 5 medali emas yang diperebutkan.
“Jadi, setelah masuk final, 70 finalis memperebutkan medali. Panitia menyiapkan 5 medali emas, 10 medali perak, dan 15 medali perunggu. Saya beruntung bisa raih salah satu dari 5 peraih medali emas itu,” ungkap Putu Tatya kepada NusaBali di Singaraja, Minggu (6/10).
Gadis yang hobi bernyanyi ini mengaku sangat optimistis saat mengikuti Olimpiade Matematikan Nasional 2019 tersebut. Sejak awal, dia merasa yakin bisa pulang dengan kalungan medali. Hanya saja, alumnus SD Laboratorium Undiksha Singaraja ini sempat merasa grogi juga saat melihat kehebatan peserta lainnya dari daerah lain.
“Sempat degdegan juga, teruma pas masuk final. Habis, pesertanya jago-jago semua, seperti yang dari Jawa Timur, DKI Jakarta, juga ada yang dari Bali, Tapi, untungnya saya cepat bisa mengendalikan diri dan fokus. Saya berupaya maksimal menjawab soal-soal,” kenang anak sulung dari dua bersaudara pasangan Nyoman Weid Aris Rudjaya Kusuma dan Nyoman Enny Noviantini ini.
Menurut Putu Tatya, menghadapi Olimpiade Matematika Nasional di Malang ini, dirinya melakukan persiapan cukup matang dengan berlatih intensif selama 3 pekan. Dia dibantu dosen pendamping dari Undiksha Singaraja dan guru pembimbing dari SMPN 1 Singaraja.
Bagi Putu Tatya sendiri, ini bukan kali pertama mencatat prestasi membanggakan tingkat nasional. Putu Tatya sudah aktif ikut Olimpiade Matematika dan kompetisi Matematika lainnya, sejak masih duduk di bangku SD Laboratorium Undiksha Singaraja. Putu Tatya memang menyukai Matematika, karena bidang studi ini bisa mengasah akal dan pikiran. Selain itu, Matematika juga dapat melatih berpikir secara logis dan bermain angka.
Prestasi Putu Tatya di jenjang SD, antara lain, juara I Gema Lomba Matematika (GLM) Tingkat Provinsi Bali yang digelar Undiksha Singaraja, sabet medali perak Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) Se-Indonesia, dan Juara I Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Bali.
Sedangkan prestasi membanggakan Putu Tatya di jenjang SMP, antara lain, juara I Olimpiade Sains Kabupaten 2019, medali perunggu Olimpiade Matematika Tingkat Nasional (Omnas) di Malang, medali emas AMI Competition, medali emas Paket Hari Ilmiah (PHI) Competition, dan peringkat 5 Olimpiade Sains Provinsi (OSP).
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Singaraja, Dra Ni Putu Karnadhi MSi, menjelaskan keberhasilan Putu Tatya Berliana sabet medali emas Olimpiade Matematika Nasional 2019 membuktikan bahwa sekolahnya mampu di bidang saint. Menurut Putu Karnadhi, prestasi siswa SMPN 1 Singaraja di bidang akademik dan non akademik tak pernah terputus. Hal ini sekaligus mematahkan anggapan sekolah zonasi yang dapat menghancurkan citra SMPN 1 Singaraja sebagai sekolah pencetak prestasi di Buleleng.
“Ini sekali lagi membuktikan SMPN 1 Singaraja tidak terpengaruh oleh sistem zonasi. Karena kami tetap berupaya melakukan inovasi pembelajaran dan tetap mengedepakan budaya belajar yang memang didasari pembentukan karakter siswa sejak awal untuk siap bersaing di mana saja,” papar Putu Karnadhi kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Putu Karnadhi menyebutkan, untuk memantapkan persiapan siswanya mengikuti Olimpiade atau lomba bidang akademik lainnya, SMPN 1 Singaraja biasanya mendatangkan dosen pembimbing dari Undiksha. Hal ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan yang lebih luas kepada siswa yang akan dikirim mewakili SMPN 1 Singaraja. *k23
Komentar