Meski Jadi 'Penumpang', Demokrat Tetap Membentuk Desk Pilkada 2020
Meski sejak awal isyaratkan akan jadi penumpang di Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali, DPD Demokrat Bali tetap membentuk Desk Pilkada untuk menjaring dan menyaring kandidat calon.
DENPASAR,NusaBali
DPD Demokrat Bali tunjuk mantan Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Demokrat, Putu Suastha, sebagai Ketua Desk Pilkada 2020. Pembentukan Desk Pilkada DPD Demokrat ini sudah dilakukan di Kantor Sekretariat DPD Demokrat Bali, Jalan Ir Juanda Niti Mandala Denpasar, Sabtu (5/10) sore. Dalam Desk Pilkada DPD Demokrat Bali ini, Putu Suastha didampingi Dewa Nyoman Sukrawan (Wakil Ketua Desk Pilkada) dan Gede Ngurah Wididana (Sekretaris Desk Pilkada). Sedangkan penanggung jawab Desk Pilkada langsung di bawah Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta dan Sekretaris DPD Demokrat Bali, I Wayan Adnyana.
Pasca dibentknya Desk Pilkada DPD Demokrat Bali, para Ketua DPC Demokrat di 6 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada 2020 diperintahkan untuk melaksanakan proses pendaftaran calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah, mulai Minggu (6/10). Mereka harus melakukan penjaringan dan penyarikan calon untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Karangasem 2020, dan Pilkada Bangli 2020.
Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan Desk Pilkada adalah semacam Panitia Khusus (Pansus) untuk menjaring calon di 6 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada 2020. “Desk Pilkada sudah dibentuk. Ini bagian dari mekanisme di Partai Demokrat,” ujar Mudarta saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Minggu kemarin.
Mudarta menyebutkan, meskipun Demokrat tidak bisa mengusung paket calon secara mandidu dalam Pilkada 2020 di 6 daerah itu, namun mereka tetap saja berproses menjaring calon. Pasalnya, Demokrat punya kursi parleen di 6 daerah yang akan menggelar Pilkada 2020. Jadi, Demokrat harus ikut berperan melahirkan pemimpin.
“Kita menjaring calon, berproses di DPD Demokrat Bali, berkoordinasi dengan jajaran DPC Demokrat Kabupaten/Kota. Mulai hari ini (kemarin) sudah jalan itu proses pendaftaran calon di kabupaten/kota. Nanti DPD Demokrat Bali akan menjaring dan menyaring,” tandas Mudarta.
Sementara itu, Putu Suastha mengatakan Desk Pilkada DPD Demokra Bali pola kerjanya meminta DPC Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali yang akan menghadapi Pilkada 2020 untuk turun mencari figur. DPC Demokrat tidak boleh hanya diam menunggu. “Istilahnya, kita jemput bola ke bawah. Selain jemput bola, kader Demokrat juga diminta ikut berproses,” ujar Putu Suastha saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Putu Suastha menyebutkan, saat ini sudah ada figur non kader yang didekati jajaran DPC Demokrat Kabupaten/Kota. Sementara untuk kader Demokrat yang potensial berlaga di Pilkada 2020, sudah diinventarisasi. Khusus Pilkada Jembrana 2020, kader Demokrat disiapkan maju tarung adalah I Nengah Tamba, politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.
Nengah Tamba saat ini menjabat Wakil Ketua DPD Demokrat Bali. Nengah Tamba juga mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019, namun gagal lolos kembali ke kursi legislatif dalam Pileg 2019. “Demokrat akan prioritaskan kader kalau memang elektibilatasnya bagus. Demokrat nanti kan harus berkoalisi dengan partai lain, karena belum bisa mengusung calon sendiri. Bisa paketnya bisa kader-kader, bisa kader-non kader,” tandas Putu Suastha.
Sedangkan untuk Pilkada Denpasar 2020, Demokrat siapkan Anak Agung Ketut Asmara Putra alias Gus Cilik, sebagai calon. Gus Cilik adalah Ketua DPC Demokrat Denpasar yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar 2019-2024. Politisi Demokrat asal Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini juga telah menyatakan siap tarung ke Pilkada Denpasar 2020, kalau ditugaskan oleh partai.
Sementara itu, Nengah Tamba mengatakan dirinya adalah kader yang loyal dengan perintah partai. Jika diperintahkan oleh partai majuu tarung, dia siap. Nengah Tamba pun mengaku harus mengikuti mekanisme di partai untuk Pilkada Jembrana 2020.
“Saya loyal dengan perintah partai. Bagi saya, mengabdi buat daerah sangatlah mulia, ketika jalan itu ada dan rakyat memberikan kepercayaan. Tetapi, tentu saya harus berproses di partai. Saat ini saya fokus ngayah dengan kegiatan sosial kemasyarakatan,” kilah Nengah Tamba saat dihubungi NusaBali terkait dorongan maju tarung ke Pilkada Jembrana, Minggu kemarin.
Kubu Demokrat sendiri pilih jurus aman supaya tidak mati sia-sia di Pilkada 2020, ketimbang ‘belog ajum’ menandingi PDIP yang super kuat. Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan partainya tidak mungkin bisa mengusung paket calon secara mandiri dalam Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali. Masalahnya, prestasi Demokrat jeblok dalam Pileg 2019.
Tidak ada satu daerah pun di mana Demokrat mampu meraih kursi DPRD signifikan untuk memenuhi syarat minimal kuasai 20 persen suara parlemen agar bisa usung paket calon secara mandiri. Di DPRD Bangli 2019-2024, misalnya, Demokrat hanya meraih 3 kursi legislatif atau kuasai 10,00 persen suara parlemen. Demokrat masih kekurangan 3 kursi legislatif untuk usung paket calon. Sementara di Tabanan, Demokrat malah hanya punya 1 kursi DPRD atau 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Sedangkan di DPRD Jembrana, Demokrat hanya punya 3 kursi dari total 35 kursi legislatif atau kuasai 8,57 persen suara parlemn alia masih kekurangan 4 kursi untuk bisa usung paket calon. (Selngkapnya, lihat boks data).
"Untuk Pilkada 2020 serentak di 6 kabupaten/kota, kami jelas harus koalisi. Namun, secara internal kita akan berproses dulu. Kalau nanti berkoalisi, maka harus kita punya opsi: menyodorkan kader sebagai kandidat atau cukup hanya jadi partai pengusung. Kita harus tahu dirilah dengan hasil Pileg 2019," ujar Mudarta, beberapa waktu lalu.
Mudarta menyebutkan, terkait koalisi di Pilkada 2020, DPD Demokrat Bali akan meminta fatwa kepada DPP Demokrat. "Nanti gong terakhirnya DPP Demokrat yang memutuskan, ke mana arah koalisinya. Keputusan nanti setelah pelantikan Presiden-Wakil Presiden 2019-2024 terpilih hasil Pilpres 2019," kilah politisi Demokrat asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini. *nat
Pasca dibentknya Desk Pilkada DPD Demokrat Bali, para Ketua DPC Demokrat di 6 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada 2020 diperintahkan untuk melaksanakan proses pendaftaran calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah, mulai Minggu (6/10). Mereka harus melakukan penjaringan dan penyarikan calon untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Karangasem 2020, dan Pilkada Bangli 2020.
Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan Desk Pilkada adalah semacam Panitia Khusus (Pansus) untuk menjaring calon di 6 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada 2020. “Desk Pilkada sudah dibentuk. Ini bagian dari mekanisme di Partai Demokrat,” ujar Mudarta saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Minggu kemarin.
Mudarta menyebutkan, meskipun Demokrat tidak bisa mengusung paket calon secara mandidu dalam Pilkada 2020 di 6 daerah itu, namun mereka tetap saja berproses menjaring calon. Pasalnya, Demokrat punya kursi parleen di 6 daerah yang akan menggelar Pilkada 2020. Jadi, Demokrat harus ikut berperan melahirkan pemimpin.
“Kita menjaring calon, berproses di DPD Demokrat Bali, berkoordinasi dengan jajaran DPC Demokrat Kabupaten/Kota. Mulai hari ini (kemarin) sudah jalan itu proses pendaftaran calon di kabupaten/kota. Nanti DPD Demokrat Bali akan menjaring dan menyaring,” tandas Mudarta.
Sementara itu, Putu Suastha mengatakan Desk Pilkada DPD Demokra Bali pola kerjanya meminta DPC Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali yang akan menghadapi Pilkada 2020 untuk turun mencari figur. DPC Demokrat tidak boleh hanya diam menunggu. “Istilahnya, kita jemput bola ke bawah. Selain jemput bola, kader Demokrat juga diminta ikut berproses,” ujar Putu Suastha saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Putu Suastha menyebutkan, saat ini sudah ada figur non kader yang didekati jajaran DPC Demokrat Kabupaten/Kota. Sementara untuk kader Demokrat yang potensial berlaga di Pilkada 2020, sudah diinventarisasi. Khusus Pilkada Jembrana 2020, kader Demokrat disiapkan maju tarung adalah I Nengah Tamba, politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.
Nengah Tamba saat ini menjabat Wakil Ketua DPD Demokrat Bali. Nengah Tamba juga mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019, namun gagal lolos kembali ke kursi legislatif dalam Pileg 2019. “Demokrat akan prioritaskan kader kalau memang elektibilatasnya bagus. Demokrat nanti kan harus berkoalisi dengan partai lain, karena belum bisa mengusung calon sendiri. Bisa paketnya bisa kader-kader, bisa kader-non kader,” tandas Putu Suastha.
Sedangkan untuk Pilkada Denpasar 2020, Demokrat siapkan Anak Agung Ketut Asmara Putra alias Gus Cilik, sebagai calon. Gus Cilik adalah Ketua DPC Demokrat Denpasar yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar 2019-2024. Politisi Demokrat asal Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini juga telah menyatakan siap tarung ke Pilkada Denpasar 2020, kalau ditugaskan oleh partai.
Sementara itu, Nengah Tamba mengatakan dirinya adalah kader yang loyal dengan perintah partai. Jika diperintahkan oleh partai majuu tarung, dia siap. Nengah Tamba pun mengaku harus mengikuti mekanisme di partai untuk Pilkada Jembrana 2020.
“Saya loyal dengan perintah partai. Bagi saya, mengabdi buat daerah sangatlah mulia, ketika jalan itu ada dan rakyat memberikan kepercayaan. Tetapi, tentu saya harus berproses di partai. Saat ini saya fokus ngayah dengan kegiatan sosial kemasyarakatan,” kilah Nengah Tamba saat dihubungi NusaBali terkait dorongan maju tarung ke Pilkada Jembrana, Minggu kemarin.
Kubu Demokrat sendiri pilih jurus aman supaya tidak mati sia-sia di Pilkada 2020, ketimbang ‘belog ajum’ menandingi PDIP yang super kuat. Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan partainya tidak mungkin bisa mengusung paket calon secara mandiri dalam Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali. Masalahnya, prestasi Demokrat jeblok dalam Pileg 2019.
Tidak ada satu daerah pun di mana Demokrat mampu meraih kursi DPRD signifikan untuk memenuhi syarat minimal kuasai 20 persen suara parlemen agar bisa usung paket calon secara mandiri. Di DPRD Bangli 2019-2024, misalnya, Demokrat hanya meraih 3 kursi legislatif atau kuasai 10,00 persen suara parlemen. Demokrat masih kekurangan 3 kursi legislatif untuk usung paket calon. Sementara di Tabanan, Demokrat malah hanya punya 1 kursi DPRD atau 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Sedangkan di DPRD Jembrana, Demokrat hanya punya 3 kursi dari total 35 kursi legislatif atau kuasai 8,57 persen suara parlemn alia masih kekurangan 4 kursi untuk bisa usung paket calon. (Selngkapnya, lihat boks data).
"Untuk Pilkada 2020 serentak di 6 kabupaten/kota, kami jelas harus koalisi. Namun, secara internal kita akan berproses dulu. Kalau nanti berkoalisi, maka harus kita punya opsi: menyodorkan kader sebagai kandidat atau cukup hanya jadi partai pengusung. Kita harus tahu dirilah dengan hasil Pileg 2019," ujar Mudarta, beberapa waktu lalu.
Mudarta menyebutkan, terkait koalisi di Pilkada 2020, DPD Demokrat Bali akan meminta fatwa kepada DPP Demokrat. "Nanti gong terakhirnya DPP Demokrat yang memutuskan, ke mana arah koalisinya. Keputusan nanti setelah pelantikan Presiden-Wakil Presiden 2019-2024 terpilih hasil Pilpres 2019," kilah politisi Demokrat asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini. *nat
Komentar