Pengantin Baru Jemput Mempelai Wanita Pakai Pick Up
Pernikahan adalah moment sekali seumur hidup
TABANAN, NusaBali
Sehingga banyak orang berusaha membuat pernikahan terlihat sempurna dan mewah. Tetapi itu tak berlaku bagi pengantin baru Dewa Putu Wiyasa Guna, 28, dari Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Saat hendak menjemput istri tercinta Ni Kadek Dwipayanti, 26, di rumahnya Banjar Batanyuh, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, dia justru menggunakan mobil pick up. Pasangan mempelai ini pun duduk di bak belakang pick up warna hitam yang sudah didekorasi, didampingi keluarga.
Mobil yang digunakan menjemput dihiasi pelengkungan dari janur. Bahkan di bagian depan dilengkapi tedung putih dan kuning yang dipasangkan di sebelah spion kendaraan tersebut. Kedua pengantin baru ini berasal dari satu desa tetapi beda banjar. Sang mempelai pria berasal dari Banjar Yeh Gangga Desa Sudimara dan yang mempelai wanita berasal dari Banjar Batanyuh, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan.
Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolia mengatakan moment menggunakan kendaraan pick up oleh pengantin saat mempelai laki-laki ngidih (menjemput) sang mempelai wanita di rumahnya. Jarak mempelai ngidih ke rumah sang mempelai perempuan sekitar 2 kilometer. “Jarak ini tak jauh dan tidak dekat,” ujarnya, Senin (7/10).
Dijelaskannya, prosesi pernikahan dimulai pukul 09.00 Wita. Saat akan ngidih, hanya pengantinnya saja yang naik di mobil pick up, sementara krama yang membawa upakara, jajan, dan tipat bantal berjalan di depan kendaraan pick up. “Mereka pakai konsep ini untuk membuat agar pernikahannya unik dan menunjukkan kesederhanaan,” kata Dolia.
Dolia menyebutkan jika pasangan pengantin ini sudah lama saling mengenal, yakni sejak sekolah dasar dan pacaran sudah sekitar 9 tahun. Bahkan keduanya sempat bekerja di kapal pesiar. “Sekarang yang mempelai laki-laki punya club di daerah Kuta, yang perempuan tidak bekerja usai berlayar,” bebernya.
Sementara itu mempelai pria, Wiyasa Guna menceritakan jika acara perkawinan sudah direncanakan sejak masa pacaran, yakni dibuat unik dan berkesan. “Ini kami lakukan agar memperlihatkan bahwa pernikahan bukan sesuatu yang selalu mewah, tetapi bisa sederhana,” ucapnya. Dikatakannya, mobil pick up nopol DK 9287 GI tersebut dihias bersama keluarga dengan menggunakan janur dan berisi dua kursi pengantin.
Hal serupa juga disampaikan oleh mempelai wanita, Ni Kadek Dwipayanti. Dia senang dijemput dengan mobil pick up, bahkan ikut diarak keliling desa. “Perasaan senang, pernikahannya jadi berkesan,” akunya. *des
Mobil yang digunakan menjemput dihiasi pelengkungan dari janur. Bahkan di bagian depan dilengkapi tedung putih dan kuning yang dipasangkan di sebelah spion kendaraan tersebut. Kedua pengantin baru ini berasal dari satu desa tetapi beda banjar. Sang mempelai pria berasal dari Banjar Yeh Gangga Desa Sudimara dan yang mempelai wanita berasal dari Banjar Batanyuh, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan.
Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolia mengatakan moment menggunakan kendaraan pick up oleh pengantin saat mempelai laki-laki ngidih (menjemput) sang mempelai wanita di rumahnya. Jarak mempelai ngidih ke rumah sang mempelai perempuan sekitar 2 kilometer. “Jarak ini tak jauh dan tidak dekat,” ujarnya, Senin (7/10).
Dijelaskannya, prosesi pernikahan dimulai pukul 09.00 Wita. Saat akan ngidih, hanya pengantinnya saja yang naik di mobil pick up, sementara krama yang membawa upakara, jajan, dan tipat bantal berjalan di depan kendaraan pick up. “Mereka pakai konsep ini untuk membuat agar pernikahannya unik dan menunjukkan kesederhanaan,” kata Dolia.
Dolia menyebutkan jika pasangan pengantin ini sudah lama saling mengenal, yakni sejak sekolah dasar dan pacaran sudah sekitar 9 tahun. Bahkan keduanya sempat bekerja di kapal pesiar. “Sekarang yang mempelai laki-laki punya club di daerah Kuta, yang perempuan tidak bekerja usai berlayar,” bebernya.
Sementara itu mempelai pria, Wiyasa Guna menceritakan jika acara perkawinan sudah direncanakan sejak masa pacaran, yakni dibuat unik dan berkesan. “Ini kami lakukan agar memperlihatkan bahwa pernikahan bukan sesuatu yang selalu mewah, tetapi bisa sederhana,” ucapnya. Dikatakannya, mobil pick up nopol DK 9287 GI tersebut dihias bersama keluarga dengan menggunakan janur dan berisi dua kursi pengantin.
Hal serupa juga disampaikan oleh mempelai wanita, Ni Kadek Dwipayanti. Dia senang dijemput dengan mobil pick up, bahkan ikut diarak keliling desa. “Perasaan senang, pernikahannya jadi berkesan,” akunya. *des
Komentar