Korban Anak Tunggal, di Sekolah Dikenal Pendiam
Siswa SMPN 2 Abang yang Tewas Tenggelam
Siswa kelas VIIIF SMPN 2 Abang, I Gede Agus Putra, 13, yang tewas tenggelam di laut saat memancing di perairan Objek Wisata Jemeluk, Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (7/10) sore, ternyata anak tunggal.
AMLAPURA, NusaBali
Orangtua korban pun shock dengan kejadian tragis yang menimpa putranya itu. Jenazah Gede Agus Putra rencananya dikubur di Setra Banjar Adat Linggawana, Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang pada Buda Paing Uye, Rabu (9/10) hari ini.
Pantauan NusaBali, segenap guru SMPN 2 Abang bersama pengurus OSIS dan siswa kelas VIIIF tampak melayat dikoordinasikan Kasek I Ketut Sandiasa, di rumah duka Banjar Linggawana, Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Selasa (8/10) siang.
Terlihat hadir Wakasek Humas SMPN 2 Abang, Ida Ayu Wayan Ebayanti, Wali Kelas VIIIF Ni Kadek Ayu Mudriantini, Ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) Ni Wayan Leyonika Telyno, Ketua Kelas VIIIF Ni Luh Putu Nadila dan teman-teman korban.
Kedua orangtua korban I Nyoman Arjana dan Ni Wayan Sukerti, masih menangis di dekat jenazah anaknya yang dibaringkan di kamar depan. Kedua bola mata dari ibu kandung korban, Ni Wayan Sukerti, berlinang air mata, dan suaranya terbata-bata.
Sedangkan ayah korban I Nyoman Arjana yang sehari-hari sebagai perajin anyaman sangkar ayam duduk lunglai. Saat Kasek I Ketut Sandiasa didampingi Wakasek Humas Ida Ayu Wayan Ebayanti menyampaikan maksud kedatangannya, untuk menyampaikan duka cita yang mendalam ayah korban, I Nyoman Arjana, baru keluar dari kamarnya menemui pelayat. Dengan terbata-bata, Nyoman Arjana menyampaikan nasib buruk menimpa putra kesayangannya.
"Anak saya keluar rumah pukul 14.00 Wita, bilang hendak kerja kelompok, selanjutnya mengaku akan sembahyang di Pura Puseh. Itu saja," ucap Nyoman Arjana. Ternyata sekitar pukul 16.00 Wita, mendengar kabar anaknya tenggelam di laut Banjar Lebah, Desa Purwakerti. "Dibilang anak saya pingsan. Mulanya saya tidak curiga, dan tidak ada firasat yang aneh, sebelum musibah terjadi. Anak saya sebelum berangkat sekolah, biasa bangunnya pukul 05.00 Wita," jelas Nyoman Arjana.
Dia pun meminta maaf kepada semua rekan-rekan anaknya, jika selama di sekolah ada yang salah, dan perilaku yang kurang baik. Kasek I Ketut Sandiasa mengatakan, kedatangannya untuk mendoakan agar perjalanan I Gede Agus Putra, berjalan lancar. "Saya kaget, datang dari menghadiri undangan, dengar kabar I Gede Agus Putra meninggal akibat tenggelam," kata Sandiasa.
Wali Kelas VIIIF, Ni Kadek Ayu Mudriantini mengatakan, Senin (7/10) korban masuk seperti bisa. "Biasa bercanda dengan teman-temannya, tidak ada mencurigakan," kata Ayu Mudriantini. Rekan satu kelasnya, Ni Wayan Putri Susilawati juga mengatakan demikian. "Orangnya pendiam," kata Putri Susilawati, siswi dari Banjar Amed, Desa Purwakerti.
Seperti diberitakan awalnya korban I Gede Agus Putra belajar kelompok berempat bersama I Putu Arya Pratama, 13, I Kadek Darmika, 14, dan I Komang Pasek Tanaya, 13. Selanjutnya Pasek Tanaya berinisiatif mengajak berwisata memancing ke laut menggunakan kano. Pasek Tanaya itu pemilik kano yang digunakan melaut.
Hanya saja saat itu ke laut gunakan kano bertiga I Gede Agus Putra, Pasek Tanaya dan I Putu Arya Pratama. Sedangkan Kadek Darmika, menunggu di pinggir. Ternyata baru berlayar sekitar 1 mil, kano terbalik, I Gede Agus Putra tenggelam, setelah dievakuasi nyawanya tak terselamatkan. *k16
Pantauan NusaBali, segenap guru SMPN 2 Abang bersama pengurus OSIS dan siswa kelas VIIIF tampak melayat dikoordinasikan Kasek I Ketut Sandiasa, di rumah duka Banjar Linggawana, Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Selasa (8/10) siang.
Terlihat hadir Wakasek Humas SMPN 2 Abang, Ida Ayu Wayan Ebayanti, Wali Kelas VIIIF Ni Kadek Ayu Mudriantini, Ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) Ni Wayan Leyonika Telyno, Ketua Kelas VIIIF Ni Luh Putu Nadila dan teman-teman korban.
Kedua orangtua korban I Nyoman Arjana dan Ni Wayan Sukerti, masih menangis di dekat jenazah anaknya yang dibaringkan di kamar depan. Kedua bola mata dari ibu kandung korban, Ni Wayan Sukerti, berlinang air mata, dan suaranya terbata-bata.
Sedangkan ayah korban I Nyoman Arjana yang sehari-hari sebagai perajin anyaman sangkar ayam duduk lunglai. Saat Kasek I Ketut Sandiasa didampingi Wakasek Humas Ida Ayu Wayan Ebayanti menyampaikan maksud kedatangannya, untuk menyampaikan duka cita yang mendalam ayah korban, I Nyoman Arjana, baru keluar dari kamarnya menemui pelayat. Dengan terbata-bata, Nyoman Arjana menyampaikan nasib buruk menimpa putra kesayangannya.
"Anak saya keluar rumah pukul 14.00 Wita, bilang hendak kerja kelompok, selanjutnya mengaku akan sembahyang di Pura Puseh. Itu saja," ucap Nyoman Arjana. Ternyata sekitar pukul 16.00 Wita, mendengar kabar anaknya tenggelam di laut Banjar Lebah, Desa Purwakerti. "Dibilang anak saya pingsan. Mulanya saya tidak curiga, dan tidak ada firasat yang aneh, sebelum musibah terjadi. Anak saya sebelum berangkat sekolah, biasa bangunnya pukul 05.00 Wita," jelas Nyoman Arjana.
Dia pun meminta maaf kepada semua rekan-rekan anaknya, jika selama di sekolah ada yang salah, dan perilaku yang kurang baik. Kasek I Ketut Sandiasa mengatakan, kedatangannya untuk mendoakan agar perjalanan I Gede Agus Putra, berjalan lancar. "Saya kaget, datang dari menghadiri undangan, dengar kabar I Gede Agus Putra meninggal akibat tenggelam," kata Sandiasa.
Wali Kelas VIIIF, Ni Kadek Ayu Mudriantini mengatakan, Senin (7/10) korban masuk seperti bisa. "Biasa bercanda dengan teman-temannya, tidak ada mencurigakan," kata Ayu Mudriantini. Rekan satu kelasnya, Ni Wayan Putri Susilawati juga mengatakan demikian. "Orangnya pendiam," kata Putri Susilawati, siswi dari Banjar Amed, Desa Purwakerti.
Seperti diberitakan awalnya korban I Gede Agus Putra belajar kelompok berempat bersama I Putu Arya Pratama, 13, I Kadek Darmika, 14, dan I Komang Pasek Tanaya, 13. Selanjutnya Pasek Tanaya berinisiatif mengajak berwisata memancing ke laut menggunakan kano. Pasek Tanaya itu pemilik kano yang digunakan melaut.
Hanya saja saat itu ke laut gunakan kano bertiga I Gede Agus Putra, Pasek Tanaya dan I Putu Arya Pratama. Sedangkan Kadek Darmika, menunggu di pinggir. Ternyata baru berlayar sekitar 1 mil, kano terbalik, I Gede Agus Putra tenggelam, setelah dievakuasi nyawanya tak terselamatkan. *k16
1
Komentar