PDIP Uji Elektabilitas Pasangan Jaya-Ngurah dan Paket Jaya-Wibawa
PDIP siapkan dua alternatif pasangan Calon Walikota (Cawali)-Calon Wakil Walikota (Cawawali) untuk Pilkada Denpasar 2020.
DENPASAR, NusaBali
Kedua pasangan tersebut, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Gusti Ngurah Gede (Paket Jaya-Ngurah) dan I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Arya Wibawa (Paket Jaya-Wibawa), akan diuji elektabilitasnya melalui survei, sebelum dipilih salah satunya sebagai Cawali-Cawawali Denpa-sar.
Dalam dua paket calon alternatif ini, IGN Jaya Negara menempati posisi Cawali Denpasar, sementara I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Arya Wibawa menempati posisi Cawawali. IGN Jaya Negara adalah politisi asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali dan sudah tiga periode menjadi Wakil Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021).
Sedangkan I Gusti Ngurah Gede adalah politisi asal Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah tiga kali periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2009-2014m 2014-2019, 2019-2024). Sebaliknya, Kadek Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini menjabat Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024).
Dalam tahap pendaftaran calon di internal PDIP untuk Pilkada Denpasar 2020, memang hanya 3 kandidat yang resmi mendaftar, yakni trio IGN Jaya Negara, Ngurah Gede, dan Arya Wibawa. Jaya Negara melamar posisi Cawali Denpasar, sementara Ngurah Gede dan Arya Wibaya melamar posisi Cawawali.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (/10), IGN Jaya Negara sudah pasti akan direkomendasi DPP PDIP sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Sementara Ngurah Gede dan Arya Wibawa bersaing berebut tiket Cawawali pendamping Jaya Negara. Keduanya berebut simpati di akar rumput.
Baik Arya Wibawa maupun Ngurah Gede sudah rajin terjun ke basis masyarakat dan pendukung melakukan sosialisasi, untuk meningkatkan elektibilitas mereka. Bahkan, Arya Wibawa lebih gencar merambah ke desa-desa di Kota Denpasar untuk mendulang dukungan. “Kadek Arya Wibawa sudah rajin turun sosialisasi,” ujar sumber NusaBali di Denpasar, Rabu kemarin.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD PDIP Bali, I Wayan Sutena, mengatakan partainya akan melakukan survei kandidat untuk mengukur elektabilitas Paket Jaya-Ngurah dan Jaya-Wibawa. “Survei kandidat akan dilaksanakan Oktober 2019 ini. Semua kandidat yang mendaftar di PDIP disurvei,” papar Sutena saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Menurut Sutena, survei akan dilakukan dengan pola paket, bukan orang per orang. Khusus untuk Pilkada Denpasar 2020, yang disurvei adalah Paket Jawa-Ngurah dan Jaya-Wibawa. Hasil survei nantinya akan disampaikan kepada DPP PDIP untuk direkomendasi salah satu paket terbaik sebagai Cawali-Cawawali.
“Untuk Calon Walikota Denpasar, sudah pasti Jaya Negara, tdak ada yang lain. Sementara untuk wakilnya, ada dua kader, yakni Ngurah Gede dan Arya Wibawa. Keduanya sama-sama punya peluang. Makanya, dilakukan survei paket calon. Siapa nanti surveinya bagus, lebih peluangnya dapat rekomendasi,” jelas politisi senior asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung yang mantan Ketua DPRD Klungkung 1999-2004 dan Ketua DPC PDIP Klungkung ini. Sutena menegaskan, setelah rekomendasi Paket Cawali-Cawawali diturunkan DPP PDIP, maka dilaksanakan Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus).
Paparan senada juga disampaikan Korwil Denpasar DPD PDIP Bali, I Gusti Putu Budiarta. Menurut Ketua Komisi IV DPRD Bali ini, ada dua alternatif tandem Jaya Negara di posisi Cawawali Denpasar, yakni I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Arya Wibawa. Keduanya merupakan kader terbaik PDIP di Denpasar.
“Arya Wibawa dan Ngurah Gede sama-sama punya peluang untuk mendampingi Jaya Negara. Kami sejak awal menegaskan bahwa yang kami dukung adalah paket kombinasi ‘kader-kader’ sebagai Cawali-Cawawali Denpasar. Kalau rekomendasi paket calon sudah diturunkan DPP PDIP, kami siap all out memenangkan Pilkada Denpasar 2020,” ujar politisi PDIP yang akrab dipanggil Gung De ini.
Gung De mengatakan, saat ini para kandidat sedang rajin turun bersosialisasi untuk uji elektabilitas. “Ya, setahu saya, kader-kader terbaik PDIP ini sekarang sedang turun sosialisasi uji elektabilitas,” tandas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Pedungan ini.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Denpasar I Gustu Ngurah Gede belum bisa dimintai komentar terkait peluang direkomendasi menjadi Cawawali Denpasar. Saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung namun Ponselnya tidak diangkat.
Sejauh ini, belum jelas siapa yang akan menjadi lawan PDIP di Pilkada Denpasar 2020. Pasalnya, parpol-parpol parlemen non PDIP masih sibuk menggalang koalisi. Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya PDIP satu-satunya parpol yang berhak mengusung paket calon secara mandiri di Pilkada Denpasar 2020, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, PDIP mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasi Pileg 2019 atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Sedangkan Golkar berada di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen. Golkar masih kekurangan 1 kursi untuk memenuhi syarat minimal kantongi 20,00 persen suara parlemen agar bisa usung paket calon.
Selanjutnya, Demokrat berada di peringkat ketiga dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (4 kursi DPRD Denpasar/8,89 persen suara parlemen), NasDem (3 kursi DPRD Denpasar/6,67 persen suara parlemen), Hanura (2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen), dan PSI (2 kursi DPRD Denpa-sar/4,44 persen suara parlemen). *nat
Dalam dua paket calon alternatif ini, IGN Jaya Negara menempati posisi Cawali Denpasar, sementara I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Arya Wibawa menempati posisi Cawawali. IGN Jaya Negara adalah politisi asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali dan sudah tiga periode menjadi Wakil Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021).
Sedangkan I Gusti Ngurah Gede adalah politisi asal Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah tiga kali periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2009-2014m 2014-2019, 2019-2024). Sebaliknya, Kadek Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini menjabat Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024).
Dalam tahap pendaftaran calon di internal PDIP untuk Pilkada Denpasar 2020, memang hanya 3 kandidat yang resmi mendaftar, yakni trio IGN Jaya Negara, Ngurah Gede, dan Arya Wibawa. Jaya Negara melamar posisi Cawali Denpasar, sementara Ngurah Gede dan Arya Wibaya melamar posisi Cawawali.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (/10), IGN Jaya Negara sudah pasti akan direkomendasi DPP PDIP sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Sementara Ngurah Gede dan Arya Wibawa bersaing berebut tiket Cawawali pendamping Jaya Negara. Keduanya berebut simpati di akar rumput.
Baik Arya Wibawa maupun Ngurah Gede sudah rajin terjun ke basis masyarakat dan pendukung melakukan sosialisasi, untuk meningkatkan elektibilitas mereka. Bahkan, Arya Wibawa lebih gencar merambah ke desa-desa di Kota Denpasar untuk mendulang dukungan. “Kadek Arya Wibawa sudah rajin turun sosialisasi,” ujar sumber NusaBali di Denpasar, Rabu kemarin.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD PDIP Bali, I Wayan Sutena, mengatakan partainya akan melakukan survei kandidat untuk mengukur elektabilitas Paket Jaya-Ngurah dan Jaya-Wibawa. “Survei kandidat akan dilaksanakan Oktober 2019 ini. Semua kandidat yang mendaftar di PDIP disurvei,” papar Sutena saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Menurut Sutena, survei akan dilakukan dengan pola paket, bukan orang per orang. Khusus untuk Pilkada Denpasar 2020, yang disurvei adalah Paket Jawa-Ngurah dan Jaya-Wibawa. Hasil survei nantinya akan disampaikan kepada DPP PDIP untuk direkomendasi salah satu paket terbaik sebagai Cawali-Cawawali.
“Untuk Calon Walikota Denpasar, sudah pasti Jaya Negara, tdak ada yang lain. Sementara untuk wakilnya, ada dua kader, yakni Ngurah Gede dan Arya Wibawa. Keduanya sama-sama punya peluang. Makanya, dilakukan survei paket calon. Siapa nanti surveinya bagus, lebih peluangnya dapat rekomendasi,” jelas politisi senior asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung yang mantan Ketua DPRD Klungkung 1999-2004 dan Ketua DPC PDIP Klungkung ini. Sutena menegaskan, setelah rekomendasi Paket Cawali-Cawawali diturunkan DPP PDIP, maka dilaksanakan Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus).
Paparan senada juga disampaikan Korwil Denpasar DPD PDIP Bali, I Gusti Putu Budiarta. Menurut Ketua Komisi IV DPRD Bali ini, ada dua alternatif tandem Jaya Negara di posisi Cawawali Denpasar, yakni I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Arya Wibawa. Keduanya merupakan kader terbaik PDIP di Denpasar.
“Arya Wibawa dan Ngurah Gede sama-sama punya peluang untuk mendampingi Jaya Negara. Kami sejak awal menegaskan bahwa yang kami dukung adalah paket kombinasi ‘kader-kader’ sebagai Cawali-Cawawali Denpasar. Kalau rekomendasi paket calon sudah diturunkan DPP PDIP, kami siap all out memenangkan Pilkada Denpasar 2020,” ujar politisi PDIP yang akrab dipanggil Gung De ini.
Gung De mengatakan, saat ini para kandidat sedang rajin turun bersosialisasi untuk uji elektabilitas. “Ya, setahu saya, kader-kader terbaik PDIP ini sekarang sedang turun sosialisasi uji elektabilitas,” tandas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Pedungan ini.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Denpasar I Gustu Ngurah Gede belum bisa dimintai komentar terkait peluang direkomendasi menjadi Cawawali Denpasar. Saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung namun Ponselnya tidak diangkat.
Sejauh ini, belum jelas siapa yang akan menjadi lawan PDIP di Pilkada Denpasar 2020. Pasalnya, parpol-parpol parlemen non PDIP masih sibuk menggalang koalisi. Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya PDIP satu-satunya parpol yang berhak mengusung paket calon secara mandiri di Pilkada Denpasar 2020, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, PDIP mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasi Pileg 2019 atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Sedangkan Golkar berada di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen. Golkar masih kekurangan 1 kursi untuk memenuhi syarat minimal kantongi 20,00 persen suara parlemen agar bisa usung paket calon.
Selanjutnya, Demokrat berada di peringkat ketiga dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (4 kursi DPRD Denpasar/8,89 persen suara parlemen), NasDem (3 kursi DPRD Denpasar/6,67 persen suara parlemen), Hanura (2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen), dan PSI (2 kursi DPRD Denpa-sar/4,44 persen suara parlemen). *nat
Komentar