Kenangan Manis Lolak Bersama Sang Guru
Di tengah suasana duka pasca meninggalnya seniman lawak Bali, I Wayan Tarma alias Dolar, 65, Sabtu lalu, tampak hadir sosok pelawak yang juga Senator Republik Indonesia, I Kadek ‘Lolak’ Arimbawa.
Bersama Dek Ulik Melayat ke Rumah Almarhum Dolar
BANGLI, NusaBali
Lolak melayat ke rumah duka di Banjar Sima Siladan, Desa Pakraman/Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Senin (11/7), didampingi sang istri, Ni Made Suastini alias Dek Ulik dan pengurus serta seniman yang tergabung dalam Yayasan Kesenian Bali.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dolar meninggal sekitar pukul 04.30 Wita di RSUD Bangli karena penyakit stroke. Meninggalnya pelawak tradisional ini sontak membuat terkejut banyak pihak. Termasuk Lolak yang mengakui bahwa alm Dolar merupakan guru dalam mengasah kemampuan melawaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Lolak yang diterima oleh keluarga alm Dolar menuturkan berbagai kenangan manisnya dengan legenda lawak drama gong tersebut. "Saya tidak akan pernah lupa bahwa Pak Dolar adalah orang yang pertama kali mengangkat saya untuk tampil bersama dalam pentas drama gong" ungkapnya mengawali perbincangan.
Lolak yang mulai mengenal alm. Dolar sekitar tahun 2000-an juga mengetahui sedikit banyak tentang keseharian pelawak kelahiran 31 Desember 1954 tersebut. Pernah suatu ketika Lolak ingin berhenti menari dan bekerja ke kapal pesiar, namun Pak Dolar melarang dan menyarankan untuk melanjutkan karir di pentas lawak Bali.
Dari perbincangan itu, Lolak pun meyakini bahwa dibalik kesan jenaka di atas panggung, alm. Dolar merupakan sosok yang bisa diajak serius dan sangat peduli dengan permasalahan di sekitarnya.
Saat ditanya mengenai kenangan termanis bersama Dolar, Lolak pun menjawab dengan tersenyum. "Hal yang membuat saya bangga tentu bisa tampil satu panggung dengan sang Legenda, namun selain itu saya juga tidak akan lupa moment-moment dimana saya mengoleskan obat ke kaki Pak Dolar saat beliau mulai diserang penyakit dan mengajaknya berobat hingga ke Semarang. Di sanalah saya merasakan subakti kepada sang guru" tuturnya.
Sementara itu, putra alm Dolar, I Nengah Suryadiputra, juga mengiyakan bahwa Lolak dan Dolar memiliki kedekatan yang cukup erat. "Dulu di awal kemunculan Lolak, Pak Dolar lah yang sering mengajak menari keliling Bali, tapi tidak lama kemudian, Lolak yang justru rajin memberi job menari pada Bapak. Kebersamaan itulah yang akhirnya membuat dua sosok pelawak ini menjadi sangat dekat," kenangnya.
Sebelum meninggalkan rumah duka, Lolak pun berpesan pada keluarga untuk tetap sabar dan menerima kepergian Dolar dengan tenang. "Akan sulit untuk mencari pengganti sosok seorang Dolar karena beliau telah menjadi legenda di hati masyarakat Bali. Dan melalui kesempatan ini saya mewakili Paguyuban Lawak Bali mengucapkan Selamat Jalan Pak Dolar. Karya beliau selama ini akan menjadi inspirasi bagi pelawak muda Bali," ujar senator asal Klungkung yang meski disibukkan sebagai wakil rakyat tapi kerap masih keliling ngayah ke sejumlah desa adat maupun pura bersama seniman yang tergabung di Yayasan Kesenian Bali. 7 isu
BANGLI, NusaBali
Lolak melayat ke rumah duka di Banjar Sima Siladan, Desa Pakraman/Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Senin (11/7), didampingi sang istri, Ni Made Suastini alias Dek Ulik dan pengurus serta seniman yang tergabung dalam Yayasan Kesenian Bali.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dolar meninggal sekitar pukul 04.30 Wita di RSUD Bangli karena penyakit stroke. Meninggalnya pelawak tradisional ini sontak membuat terkejut banyak pihak. Termasuk Lolak yang mengakui bahwa alm Dolar merupakan guru dalam mengasah kemampuan melawaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Lolak yang diterima oleh keluarga alm Dolar menuturkan berbagai kenangan manisnya dengan legenda lawak drama gong tersebut. "Saya tidak akan pernah lupa bahwa Pak Dolar adalah orang yang pertama kali mengangkat saya untuk tampil bersama dalam pentas drama gong" ungkapnya mengawali perbincangan.
Lolak yang mulai mengenal alm. Dolar sekitar tahun 2000-an juga mengetahui sedikit banyak tentang keseharian pelawak kelahiran 31 Desember 1954 tersebut. Pernah suatu ketika Lolak ingin berhenti menari dan bekerja ke kapal pesiar, namun Pak Dolar melarang dan menyarankan untuk melanjutkan karir di pentas lawak Bali.
Dari perbincangan itu, Lolak pun meyakini bahwa dibalik kesan jenaka di atas panggung, alm. Dolar merupakan sosok yang bisa diajak serius dan sangat peduli dengan permasalahan di sekitarnya.
Saat ditanya mengenai kenangan termanis bersama Dolar, Lolak pun menjawab dengan tersenyum. "Hal yang membuat saya bangga tentu bisa tampil satu panggung dengan sang Legenda, namun selain itu saya juga tidak akan lupa moment-moment dimana saya mengoleskan obat ke kaki Pak Dolar saat beliau mulai diserang penyakit dan mengajaknya berobat hingga ke Semarang. Di sanalah saya merasakan subakti kepada sang guru" tuturnya.
Sementara itu, putra alm Dolar, I Nengah Suryadiputra, juga mengiyakan bahwa Lolak dan Dolar memiliki kedekatan yang cukup erat. "Dulu di awal kemunculan Lolak, Pak Dolar lah yang sering mengajak menari keliling Bali, tapi tidak lama kemudian, Lolak yang justru rajin memberi job menari pada Bapak. Kebersamaan itulah yang akhirnya membuat dua sosok pelawak ini menjadi sangat dekat," kenangnya.
Sebelum meninggalkan rumah duka, Lolak pun berpesan pada keluarga untuk tetap sabar dan menerima kepergian Dolar dengan tenang. "Akan sulit untuk mencari pengganti sosok seorang Dolar karena beliau telah menjadi legenda di hati masyarakat Bali. Dan melalui kesempatan ini saya mewakili Paguyuban Lawak Bali mengucapkan Selamat Jalan Pak Dolar. Karya beliau selama ini akan menjadi inspirasi bagi pelawak muda Bali," ujar senator asal Klungkung yang meski disibukkan sebagai wakil rakyat tapi kerap masih keliling ngayah ke sejumlah desa adat maupun pura bersama seniman yang tergabung di Yayasan Kesenian Bali. 7 isu
Komentar