Fotografer Doni Balak Pameran Foto di Buleleng
Keunikan foto adalah dibidik melalui kamera handphone dengan objek wajah-wajah orang yang ditemui sepanjang perjalanan.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan foto wajah orang dengan berbagai ekspresi dikemas dalam guratan hitam putih karya seorang fotografer Doni Balak dipamerkan di Rumah Belajar Mahima, Rabu (9/10/2019) malam. Fotografer jalanan asal Padang yang tinggal di Jogjakarta itu mengabadikan kenangan perjalanannya lewat wajah orang yang ditemuinya.
Puluhan foto yang dirangkai dalam tema ‘Rupa Kawanku’ itu merupakan wajah orang-orang yang ditemuinya dalam perjalanan dari Jogjakarta hingga sampai di Bali. Uniknya karya foto yang semuanya bergaya hitam putih, ditangkap hanya menggunakan kamera handphone. Melalui karyanya ini dia pun ingin membuktikan bahwa kamera HP dapat berfungsi maksimal jika dimanfaatkan sesuai dengan ruang dan waktu. Jepretan kamera HP yang dinilai sangat amatir itu tidak jarang dapat menghasilkan karya yang menawan dan luar biasa. Tidak hanya sekadar dipakai berswafoto.
Doni Balak dalam pamerannya mengatakan seluruh wajah yang menjadi objek dalam fotonya merupakan wajah orang-orang di tempatnya singgah selama perjalanan. Mereka pemilik wajah disebut Doni Balak dianggap sebagai kawan, tak peduli dari mana asal dan dimana mereka tinggal. “Kadang juga kita tak pernah tahu orang itu tinggal di mana, kecuali secara kebetulan pada latar orang itu terdapat gambar ikon-ikon kota tertentu,” ucapnya.
Semua orang yang ditemui dalam perjalanan dan tempatnya singgah dianggapnya sebagai kawan, dan tak penting di daerah mana atau di kota mana pun orang itu tinggal. “Jadi, kadang-kadang kita tak pernah tahu orang itu tinggal di mana, kecuali secara kebetulan pada latar orang itu terdapat gambar ikon-ikon kota tertentu,” katanya.
Sementara itu sastrawan Made Adnyana Ole yang membuka pameran itu mengatakan karya-karya Doni Balak sesungguhnya potret rekaman perjalanan sang fotografer mulai dari kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat hingga ke Jogjakarta, lalu dilanjutkan ke Bali. Wajah orang-orang yang ada dalam fotonya adalah penanda perjalanan untuk menunjukkan bahwa ia telah melewati sedemikian banyak orang. Karyanya pun sangat khusus menggambarkan seorang Doni Balak, yang memilih subjek wajah orang sebagai bukti perjalanannya. “Biasanya, kalau fotografer yang suka melakukan perjalanan biasanya lebih banyak memotret wajah-wajah kota yang dilewati, namun Doni ini memotret wajah orang-orang yang ditemuinya,” jelas Made Adnyana Ole. *k23
Puluhan foto yang dirangkai dalam tema ‘Rupa Kawanku’ itu merupakan wajah orang-orang yang ditemuinya dalam perjalanan dari Jogjakarta hingga sampai di Bali. Uniknya karya foto yang semuanya bergaya hitam putih, ditangkap hanya menggunakan kamera handphone. Melalui karyanya ini dia pun ingin membuktikan bahwa kamera HP dapat berfungsi maksimal jika dimanfaatkan sesuai dengan ruang dan waktu. Jepretan kamera HP yang dinilai sangat amatir itu tidak jarang dapat menghasilkan karya yang menawan dan luar biasa. Tidak hanya sekadar dipakai berswafoto.
Doni Balak dalam pamerannya mengatakan seluruh wajah yang menjadi objek dalam fotonya merupakan wajah orang-orang di tempatnya singgah selama perjalanan. Mereka pemilik wajah disebut Doni Balak dianggap sebagai kawan, tak peduli dari mana asal dan dimana mereka tinggal. “Kadang juga kita tak pernah tahu orang itu tinggal di mana, kecuali secara kebetulan pada latar orang itu terdapat gambar ikon-ikon kota tertentu,” ucapnya.
Semua orang yang ditemui dalam perjalanan dan tempatnya singgah dianggapnya sebagai kawan, dan tak penting di daerah mana atau di kota mana pun orang itu tinggal. “Jadi, kadang-kadang kita tak pernah tahu orang itu tinggal di mana, kecuali secara kebetulan pada latar orang itu terdapat gambar ikon-ikon kota tertentu,” katanya.
Sementara itu sastrawan Made Adnyana Ole yang membuka pameran itu mengatakan karya-karya Doni Balak sesungguhnya potret rekaman perjalanan sang fotografer mulai dari kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat hingga ke Jogjakarta, lalu dilanjutkan ke Bali. Wajah orang-orang yang ada dalam fotonya adalah penanda perjalanan untuk menunjukkan bahwa ia telah melewati sedemikian banyak orang. Karyanya pun sangat khusus menggambarkan seorang Doni Balak, yang memilih subjek wajah orang sebagai bukti perjalanannya. “Biasanya, kalau fotografer yang suka melakukan perjalanan biasanya lebih banyak memotret wajah-wajah kota yang dilewati, namun Doni ini memotret wajah orang-orang yang ditemuinya,” jelas Made Adnyana Ole. *k23
Komentar