Kandidat Calon dari PDIP Adu Visi–Misi
Debat visi-misi untuk mengukur kemampuan kandidat, dan mencari solusi masalah lintas kabupaten/kota. Salah satu yang disorot adalah TPA Suwung di Denpasar Selatan.
“Kalau ada hotel yang menolak buah lokal perlu ada aturan tegas. Bila perlu izin hotelnya tidak diberikan kalau tidak siap menampung dan menggunakan buah lokal,” ujar mantan senator RI dua periode ini.
Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster dalam pidatonya di hadapan para kader, pengurus DPP mengatakan debat visi-misi kemarin untuk mengukur kemampuan para kandidat dalam melaksanakan program-program kerjanya. Ketika dipercaya rakyat sudah siap memimpin dan bersinergi dengan rekan-rekannya nanti bersama lintas kabupaten. ”DPD PDIP Bali memiliki tanggung jawab konstitusional juga. Pilkada tidak boleh hanya seremonial demokrasi. Tetapi juga harus lahir pemimpin yang bertanggungjawab dan berkualitas,” ujar Koster.
Politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini menegaskan debat visi-misi adalah untuk memilih calon yang berkarakter, punya kedalaman ideologi. “Dalam kondisi otonomi daerah sekarang ini perlu ada pemahaman yang sama, kebijakan yang terintegrasi, sinergi. Otonomi daerah harus disadari membawa ego sektoral, ketimpangan pembangunan, antarkabupaten dan kota. PDIP memandang perlu adanya sinergitas dalam memimpin. Ini penting mengisi satu sama lain lintas kabupaten dan kota,” tegas politisi yang duduk di Komisi X DPR RI bidang pendidikan, pemuda, dan pariwisata, ini.
Koster menyebutkan sebelum debat visi-misi kemarin, 6 kandidat juga telah diuji visi-misinya oleh 11 profesor. Visi-misi mereka dimatangkan sebelum tampil di debat yang sesungguhnya di kabupaten/kota masing-masing dalam cara resmi KPU. ”Para profesor ini turut membantu mematangkan visi-misi calon PDIP. Mulai dari isu strategis, manajemen terintegrasi, dan program pembangunan berkelanjutan yang saling mendukung (terintegrasi),” tutur Koster.
Salah satunya kata Koster adalah masalah sampah di TPA Suwung. ”Penyelesaiannya tinggal ada kesepakatan Badung dan Denpasar selesai. Bahwa di sana ada pihak ketiga yang diajak kerjasama, ya, harus ada ketegasan. Kalau tidak mampu jangan dipakai lagi pihak ketiga itu. Diskusi ini sangat dalam dan para kandidat benar-benar mengerti program mereka harus saling mendukung,” tegas mantan Ketua Tim Relawan Jokowi-JK Provinsi Bali di Pilpres 2014 lalu ini.
Komentar