Supadma: Pilkada 2020 Tetap di Bawah Kendali AHY
Walau Kogasma Demokrat Bubar
Bubarnya Komando Tugas Bersama (Kogasma) DPP Demokrat yang dikomandani Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam musim Pileg/Pilpres 2019 lalu bukan berarti Demokrat tanpa komandan dalam hadapi Pilkada serentak 2020.
DENPASAR, NusaBali
AHY yang kini menjabat Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Demokrat akan tetap menjadi pengendali pemenangan Pilkada serentak 2020.
Wasekjen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana, Sabtu (12/10) siang mengatakan AHY dengan pengalaman sebagai calon Gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu akan tetap berperan memegang kendali untuk pemenangan Pilkada serentak 2020 di seluruh Indonesia. AHY juga sudah pengalaman di Pileg/Pipres 2019 keliling Indonesia dalam pertarungan pemilu.
“Walaupun Kogasma sudah tidak ada, AHY dengan posisi Waketum tetap bisa pegang kendala pemenangan Pilkada 2020,” katanya. AHY ini memang dipercaya memimpin organisasi khususnya memperkuat Demokrat hadapi Pilkada 2020, karena punya pengalaman dan kemampuan. Nanti bagi-bagi tugas dengan Sekjen dan jajaran pengurus DPP Demokrat lainnya,” tegas politisi senior Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Penunjukan AHY sebagai Waketum oleh Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kata Supadma Rudana juga karena memang adanya penyegaran mesin organisasi di mana jabatan Waketum memang kosong, pasca ditinggalkan Roy Suryo. “Tetapi tentu adalah sebuah kepercayaan dalam memimpin organisasi juga. Salah satunya ketika Demokrat hadapi Pilkada 2020. Jabatan Waketum memang sedang kosong,” ujar Supadma Rudana.
Ketika ditanya kesiapan Demokrat hadap Pilkada 2020 dikaitkan dengan penunjukan AHY sebagai Waketum, menurut Supadma Rudana saat ini pembentukan unit kerja partai dalam bentuk Desk Pilkada memang sedang berjalan di daerah. Mereka nanti melaksanakan pra penjaringan. “Ketum SBY dan Waketum AHY akan saling mengisi dalam memantau proses penjaringan didaerah. Ada 271 Pilkada serentak di Tahun 2020, jadi ini partai dibawah pimpinan Pak SBY dan AHY akan berusaha maksimal supaya Demokrat bisa berkiprah bisa lahirkan pemenang,” tegas anggota Fraksi Demokrat DPR RI dari Dapil Bali ini.
Soal proses Pilkada di Bali, Supadma Rudana mengatakan dipastikan Demokrat harus koalisi di 6 Kabupaten /Kota, karena perolehan kursi di Pileg 2019 tidak cukup mengusung kandidat calon. “Kita sudah pasti koalisi, DPP Demokrat akan memantau proses pra penjaringan yang akan dilaksanakan Desk Pilkada. Kan ada survei juga, menguji elektibilitas para kandidat dan kader yang akan maju di Pilkada,” tegas pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini.
Supadma Rudana mempersilahkan para kader yang punya potensi maju di Pilkada 2020 menyiapkan diri. “DPP siapkan lembaga survei yang independen dan kompeten. Bukan survey-survei internal. Ada 5 lembaga survei itu kita akan pakai kalau mengujui elektabilitas calon di Pilkada,” pungkas putra senator DPD RI (2004-2009), Nyoman Rudana ini. *nat
Wasekjen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana, Sabtu (12/10) siang mengatakan AHY dengan pengalaman sebagai calon Gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu akan tetap berperan memegang kendali untuk pemenangan Pilkada serentak 2020 di seluruh Indonesia. AHY juga sudah pengalaman di Pileg/Pipres 2019 keliling Indonesia dalam pertarungan pemilu.
“Walaupun Kogasma sudah tidak ada, AHY dengan posisi Waketum tetap bisa pegang kendala pemenangan Pilkada 2020,” katanya. AHY ini memang dipercaya memimpin organisasi khususnya memperkuat Demokrat hadapi Pilkada 2020, karena punya pengalaman dan kemampuan. Nanti bagi-bagi tugas dengan Sekjen dan jajaran pengurus DPP Demokrat lainnya,” tegas politisi senior Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Penunjukan AHY sebagai Waketum oleh Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kata Supadma Rudana juga karena memang adanya penyegaran mesin organisasi di mana jabatan Waketum memang kosong, pasca ditinggalkan Roy Suryo. “Tetapi tentu adalah sebuah kepercayaan dalam memimpin organisasi juga. Salah satunya ketika Demokrat hadapi Pilkada 2020. Jabatan Waketum memang sedang kosong,” ujar Supadma Rudana.
Ketika ditanya kesiapan Demokrat hadap Pilkada 2020 dikaitkan dengan penunjukan AHY sebagai Waketum, menurut Supadma Rudana saat ini pembentukan unit kerja partai dalam bentuk Desk Pilkada memang sedang berjalan di daerah. Mereka nanti melaksanakan pra penjaringan. “Ketum SBY dan Waketum AHY akan saling mengisi dalam memantau proses penjaringan didaerah. Ada 271 Pilkada serentak di Tahun 2020, jadi ini partai dibawah pimpinan Pak SBY dan AHY akan berusaha maksimal supaya Demokrat bisa berkiprah bisa lahirkan pemenang,” tegas anggota Fraksi Demokrat DPR RI dari Dapil Bali ini.
Soal proses Pilkada di Bali, Supadma Rudana mengatakan dipastikan Demokrat harus koalisi di 6 Kabupaten /Kota, karena perolehan kursi di Pileg 2019 tidak cukup mengusung kandidat calon. “Kita sudah pasti koalisi, DPP Demokrat akan memantau proses pra penjaringan yang akan dilaksanakan Desk Pilkada. Kan ada survei juga, menguji elektibilitas para kandidat dan kader yang akan maju di Pilkada,” tegas pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini.
Supadma Rudana mempersilahkan para kader yang punya potensi maju di Pilkada 2020 menyiapkan diri. “DPP siapkan lembaga survei yang independen dan kompeten. Bukan survey-survei internal. Ada 5 lembaga survei itu kita akan pakai kalau mengujui elektabilitas calon di Pilkada,” pungkas putra senator DPD RI (2004-2009), Nyoman Rudana ini. *nat
Komentar