Polisi Temukan Panduan Jihad dan Buku ISIS
Kontrakan 'Teroris' Digeledah
Densus 88 Antiteror Mabes Polri geledah rumah kontrakan terduga teroris berinisial NAS di Kampung Rawa Kalong, Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (13/10).
JAKARTA, NusaBali
Dari hasil penggeledahan tersebut, Densus 88 Mabes Polri mengamankan sejumlah barang bukti berupa panduan jihat dan buku-buku ISIS. Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Candra Kusuma, menyebutkan barang bukti yang ditemukan dari penggeledahan di kontrakan NAS, antara lain, buku panduan jihad, sebuah kardus berkas data Khilafatul Muslimin, buku Dilema PKS, buku al-Khilafah, Dabiq Buku ISIS, kartu keluarga atas nama Noval, buku 'Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad', dan logo bordir Khilafatul Muslimin.
Menurut Kombes Candra, barang bukti tersebut, termasuk buku 'Dilema PKS', ditemukan di kamar teruga teroris NAS. Nantinya, barang bukti yang ditemukan tersebut akan dipilah lagi. "Itu ada di kos-kosan dia, di kamarnya dia semua. Itu nanti dipilah, yang ada di ruangannya dibawa semua dulu," ujar Kombes Chandra dilansir detikcom kemarin.
Menurut Kombes Chandra, NAS masih terkait dengan Abu Zee, Pimpinan Kelompok JAD Bekasi, ‘terduga teroris yang merupakan atasan dari pasutri Abu Rara dan Fitria Adriana, yang menikam Menko Polhukam Wiranta di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) lalu. NAS ini telah berbaiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, bersama kelompok Abu Zee. "NAS pernah membahas tentang khilafah bersama kelompok Abu Zee," ujar Kombes Candra. Abu Zee sendiri sudah ditangkap polisi, 23 September 2010 lalu.
Terkait adanya buku 'Dilema PKS' di rumah tersangka teroris di Bekasi, kubu PKS mengatakan itu adalah buku akademik dan merupakan tanggung jawab penulisnya. Penulis buku tersebut adalah pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. "Ada banyak buku tentang PKS yang ditulis secara akademis. Yang tidak semua publikasinya juga disampaikan ke PKS. Maka lebih baik ditanyakan langsung kepada penulis dan penerbitnya, mereka yang bertanggung jawab. Itu lebih sahih," kata Ketua DPP PKS, Ledia Hanifa, saat dikonfirmasi detikcom kemarin.
Sedangkan Burhanuddin Muhtadi menegaskan bahwa buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' adalah buku akademik. Itu merupakan terjemahan dari tesisnya. "Sebagai gambaran umum, buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' itu terjemahan dari tesis saya, jadi saya menulis tesis di Australian National University itu tahun 2008. Sekarang masih ada di perpustakaan NAU atau laman akademia punya saya. Judul aslinya itu Thinking Globally, Acting Locally," kata Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin, buku 'Dilema PKS' itu cukup laku di kalangan pendukung PKS ataupun pihak yang anti-PKS, hingga dicetak 4 kali. "Jadi itu buku akademik. Cuma memang harus diakui di antara buku-buku saya yang paling laku ‘Dilema PKS’. Jadi cetakan sampai 4 kali,” ujarnya.
Burhanuddin tak paham mengapa buku itu juga menarik perhatian seorang tersangka teroris. Dia menegaskan tak ada paham radikalisme di buku itu. "Saya tidak tahu persis apa yang membuat buku tersebut, mungkin saja sang terduga teroris hobi membaca. Tetapi saya jamin nggak ada di situ cara merakit bom. Orang kalau mengenal saya justru orang yang anti sikap ekstrim. Saya murni akademisi," tegasnya. *
Menurut Kombes Candra, barang bukti tersebut, termasuk buku 'Dilema PKS', ditemukan di kamar teruga teroris NAS. Nantinya, barang bukti yang ditemukan tersebut akan dipilah lagi. "Itu ada di kos-kosan dia, di kamarnya dia semua. Itu nanti dipilah, yang ada di ruangannya dibawa semua dulu," ujar Kombes Chandra dilansir detikcom kemarin.
Menurut Kombes Chandra, NAS masih terkait dengan Abu Zee, Pimpinan Kelompok JAD Bekasi, ‘terduga teroris yang merupakan atasan dari pasutri Abu Rara dan Fitria Adriana, yang menikam Menko Polhukam Wiranta di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) lalu. NAS ini telah berbaiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, bersama kelompok Abu Zee. "NAS pernah membahas tentang khilafah bersama kelompok Abu Zee," ujar Kombes Candra. Abu Zee sendiri sudah ditangkap polisi, 23 September 2010 lalu.
Terkait adanya buku 'Dilema PKS' di rumah tersangka teroris di Bekasi, kubu PKS mengatakan itu adalah buku akademik dan merupakan tanggung jawab penulisnya. Penulis buku tersebut adalah pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. "Ada banyak buku tentang PKS yang ditulis secara akademis. Yang tidak semua publikasinya juga disampaikan ke PKS. Maka lebih baik ditanyakan langsung kepada penulis dan penerbitnya, mereka yang bertanggung jawab. Itu lebih sahih," kata Ketua DPP PKS, Ledia Hanifa, saat dikonfirmasi detikcom kemarin.
Sedangkan Burhanuddin Muhtadi menegaskan bahwa buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' adalah buku akademik. Itu merupakan terjemahan dari tesisnya. "Sebagai gambaran umum, buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' itu terjemahan dari tesis saya, jadi saya menulis tesis di Australian National University itu tahun 2008. Sekarang masih ada di perpustakaan NAU atau laman akademia punya saya. Judul aslinya itu Thinking Globally, Acting Locally," kata Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin, buku 'Dilema PKS' itu cukup laku di kalangan pendukung PKS ataupun pihak yang anti-PKS, hingga dicetak 4 kali. "Jadi itu buku akademik. Cuma memang harus diakui di antara buku-buku saya yang paling laku ‘Dilema PKS’. Jadi cetakan sampai 4 kali,” ujarnya.
Burhanuddin tak paham mengapa buku itu juga menarik perhatian seorang tersangka teroris. Dia menegaskan tak ada paham radikalisme di buku itu. "Saya tidak tahu persis apa yang membuat buku tersebut, mungkin saja sang terduga teroris hobi membaca. Tetapi saya jamin nggak ada di situ cara merakit bom. Orang kalau mengenal saya justru orang yang anti sikap ekstrim. Saya murni akademisi," tegasnya. *
1
Komentar