Bali Akan Alami Hari Tanpa Bayangan
Hari tanpa bayangan di Bali akan terjadi pada Rabu (16/10), antara pukul 12.03 Wita hingga 12.07 Wita.
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena hari tanpa bayangan atau yang disebut kulminasi matahari akan berlangsung pada Rabu (16/10) mendatang. Hal ini berdasarkan hasil analisa dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar. Dengan adanya fenomena yang muncul atau terjadi setiap satu semester itu, menyebabkan suhu udara terasa lebih panas.
“Terkait hari tanpa bayangan, ada titik kulminasi matahari di mana posisi matahari sama degan lintang pengamat atau objek tegak, sehingga matahari tepat berada di atasnya yang menyebabkan bayangan pengamat/objek tegak berimpit seolah-olah tidak ada bayangan,” tutur Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Iman Fatchurochman, Minggu (13/10) malam.
Diakuinya, meski waktu kulminasi hanya beberapa menit, namun hal itu memberikan berbagai dampak bagi warga seperti suhu udara meningkat, terik matahari panas dibanding biasanya karena kelembaban udara yang rendah. Untuk itu, Iman berharap, warga untuk selalu menyiapkan air minum secukupnya dan pelindung tubuh.
“Karena bumi terus berputar, fenomena ini hanya terjadi beberapa menit saja. Selanjutnya sudah kembali normal lagi,” urainya.
Terkait titik untuk melakukan pengamatan terhadap fenomena ini, Iman menyatakan bahwa terjadi hampir di seluruh Pulau Bali seperti di Mengwi, Denpasar, Tabanan, Gianyar, Bangli, Amlapura, Negara, dan Klungkung. Pun terkait waktu agar fenomena ini bisa diamati oleh warga, mulai sekitar pukul 12.03 Wita. “Kalau rentang waktu pengamatannya itu dari pukul 12.03 Wita hingga 12.07 Wita. Fenomena ini hanya beberapa menit saja dan banyangan kita menghilang,” ujarnya. *dar
“Terkait hari tanpa bayangan, ada titik kulminasi matahari di mana posisi matahari sama degan lintang pengamat atau objek tegak, sehingga matahari tepat berada di atasnya yang menyebabkan bayangan pengamat/objek tegak berimpit seolah-olah tidak ada bayangan,” tutur Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Iman Fatchurochman, Minggu (13/10) malam.
Diakuinya, meski waktu kulminasi hanya beberapa menit, namun hal itu memberikan berbagai dampak bagi warga seperti suhu udara meningkat, terik matahari panas dibanding biasanya karena kelembaban udara yang rendah. Untuk itu, Iman berharap, warga untuk selalu menyiapkan air minum secukupnya dan pelindung tubuh.
“Karena bumi terus berputar, fenomena ini hanya terjadi beberapa menit saja. Selanjutnya sudah kembali normal lagi,” urainya.
Terkait titik untuk melakukan pengamatan terhadap fenomena ini, Iman menyatakan bahwa terjadi hampir di seluruh Pulau Bali seperti di Mengwi, Denpasar, Tabanan, Gianyar, Bangli, Amlapura, Negara, dan Klungkung. Pun terkait waktu agar fenomena ini bisa diamati oleh warga, mulai sekitar pukul 12.03 Wita. “Kalau rentang waktu pengamatannya itu dari pukul 12.03 Wita hingga 12.07 Wita. Fenomena ini hanya beberapa menit saja dan banyangan kita menghilang,” ujarnya. *dar
Komentar