Empat Cabor TC di Luar Bali
TC Sentralisasi kontingen PON Bali tak semuanya terpusat di Pulau Dewata. Paralayang, terbang layang, ski air dan senam melakukan persiapan ke luar daerah.
KONI Bali Tunggu Pencairan Anggaran Rp 18 Miliar
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak empat cabang olahraga akan melakukan program TC Sentralisasi di luar daerah. Terpisahnya empat cabor melakukan TC Sentralisasi jelang PON Jabar XIX September 2016 itu melihat kebutuhan cabor bersangkutan dalam melakukan program latihan.
"Memang ada empat cabor yang akan melakukan Sentralisasi di luar Bali. Mereka adalah paralayang dan terbang layang yang melakukannya di Sumedang, Jawa Barat, sedangkan ski air dan senam akan melakukan sentralisasi di Jakarta," ucap Binpres KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, di KONI Bali, Rabu (13/7).
Kata pria asal Tabanan itu, sebenarnya dansa dan balap sepeda juga mengajukan sentralisasi di luar, tetapi dia harus mempertimbangkan semuanya. Mengingat, jika semua cabor ingin seperti itu namanya bukan sentralisasi lagi. "Untuk yang sentralisasi di luar daerah ini, biayanya sama. Nominalnya tidak ada yang berubah. nominal dananya per atlet meskipun sentralisasi di luar," tegas Yamadhiputra.
Hanya saja, untuk pengawasan cabor yang melakukan sentralisasi terpisah, akan melihat situasi terlebih dahulu. “Nanti dilihat bagaimana kami mengawasinya. Banyak cara dan itu masih dipertimbangkan,” tuturnya.
Sementara itu program TC Sentralisasi yang awalnya dimulai 25 Juli 2016 kini diundur selama tiga hari menjadi 28 Juli. "Pengunduran TC Sentralisasi hanya menyesuaikan dengan waktu keberangkatan ke PON Jabar," tandas Yamadhiputra yang mantan juara pencak silat dunia itu.
Sementara itu, Ketua Harian FASI/Paralayang Bali, Rizky Widiantara mengaku sudah mendapat izin dari KONI Bali menggelar TC di Sumedang. “Itu sudah kami sampaikan sejak dulu. Dan, KONI menyetujui dengan berbagai pertimbangan," tegasnya.
Hanya saja dia masih belum menentukan kapan jadwal berangkatnya. Sebab, masih harus mengikuti kejuaraan dunia di Palu. "Ini akan kami konsultasikan ke KONI dulu. Apakah kami langsung berangkat atau harus balik ke Bali, kami tidak permasalahkan itu,” tegasnya.
Pada kesempatan lain Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi gencar melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, dalam upaya menagih dana tambahan senilai Rp 18 miliar untuk PON Jabar XIX September 2016. Setelah bertemu dengan Kepala Sekretaris Daerah, mantan Ketua Umum KONI Badung itu kembali menemui Kepala Bapeda Provinsi Bali. "Selain persiapan atlet Pelatda PON Bali, kami memang lagi intens menjali komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan sama-sama memahami, terkait kebutuhan dana lagi Rp 18 miliar tersebut," ungkap Suwandi.
Suwandi menyebut usulan yang disampaikan itu sebenarnya sudah sangat minim, karena itu dia berharap Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memberikan atensi khusus. "Kami berharap sebelum PON cair. Sebab, dana dipakai sebelum September, itu mutar otak untuk mengatur hal tersebut," beber Suwandi.
Sementara itu Wakil Ketua Umum KONI Bali, Oka Darmawan menambahkan bahwa KONI sudah melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang olahraga prestasi. Kebutuhan telah dihitung dengan standar yang ada.” Ini kebutuhan minimal, untuk mencari prestasi maksimal."Sehingga dana tambahan Rp 18 miliar saya harap cair sebelum PON mulai," harap Oka Darmawan.7dek
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak empat cabang olahraga akan melakukan program TC Sentralisasi di luar daerah. Terpisahnya empat cabor melakukan TC Sentralisasi jelang PON Jabar XIX September 2016 itu melihat kebutuhan cabor bersangkutan dalam melakukan program latihan.
"Memang ada empat cabor yang akan melakukan Sentralisasi di luar Bali. Mereka adalah paralayang dan terbang layang yang melakukannya di Sumedang, Jawa Barat, sedangkan ski air dan senam akan melakukan sentralisasi di Jakarta," ucap Binpres KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, di KONI Bali, Rabu (13/7).
Kata pria asal Tabanan itu, sebenarnya dansa dan balap sepeda juga mengajukan sentralisasi di luar, tetapi dia harus mempertimbangkan semuanya. Mengingat, jika semua cabor ingin seperti itu namanya bukan sentralisasi lagi. "Untuk yang sentralisasi di luar daerah ini, biayanya sama. Nominalnya tidak ada yang berubah. nominal dananya per atlet meskipun sentralisasi di luar," tegas Yamadhiputra.
Hanya saja, untuk pengawasan cabor yang melakukan sentralisasi terpisah, akan melihat situasi terlebih dahulu. “Nanti dilihat bagaimana kami mengawasinya. Banyak cara dan itu masih dipertimbangkan,” tuturnya.
Sementara itu program TC Sentralisasi yang awalnya dimulai 25 Juli 2016 kini diundur selama tiga hari menjadi 28 Juli. "Pengunduran TC Sentralisasi hanya menyesuaikan dengan waktu keberangkatan ke PON Jabar," tandas Yamadhiputra yang mantan juara pencak silat dunia itu.
Sementara itu, Ketua Harian FASI/Paralayang Bali, Rizky Widiantara mengaku sudah mendapat izin dari KONI Bali menggelar TC di Sumedang. “Itu sudah kami sampaikan sejak dulu. Dan, KONI menyetujui dengan berbagai pertimbangan," tegasnya.
Hanya saja dia masih belum menentukan kapan jadwal berangkatnya. Sebab, masih harus mengikuti kejuaraan dunia di Palu. "Ini akan kami konsultasikan ke KONI dulu. Apakah kami langsung berangkat atau harus balik ke Bali, kami tidak permasalahkan itu,” tegasnya.
Pada kesempatan lain Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi gencar melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, dalam upaya menagih dana tambahan senilai Rp 18 miliar untuk PON Jabar XIX September 2016. Setelah bertemu dengan Kepala Sekretaris Daerah, mantan Ketua Umum KONI Badung itu kembali menemui Kepala Bapeda Provinsi Bali. "Selain persiapan atlet Pelatda PON Bali, kami memang lagi intens menjali komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan sama-sama memahami, terkait kebutuhan dana lagi Rp 18 miliar tersebut," ungkap Suwandi.
Suwandi menyebut usulan yang disampaikan itu sebenarnya sudah sangat minim, karena itu dia berharap Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memberikan atensi khusus. "Kami berharap sebelum PON cair. Sebab, dana dipakai sebelum September, itu mutar otak untuk mengatur hal tersebut," beber Suwandi.
Sementara itu Wakil Ketua Umum KONI Bali, Oka Darmawan menambahkan bahwa KONI sudah melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang olahraga prestasi. Kebutuhan telah dihitung dengan standar yang ada.” Ini kebutuhan minimal, untuk mencari prestasi maksimal."Sehingga dana tambahan Rp 18 miliar saya harap cair sebelum PON mulai," harap Oka Darmawan.7dek
Komentar