Mahasiswa Minta Jokowi Bebas Tugaskan Wiranto
Sekumpulan mahasiswa dari berbagai universitas yang menyebut diri mereka sebagai Border Rakyat (Borak), mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengistirahatkan dan membebastugaskan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dari tugasnya.
JAKARTA, NusaBali
Permintaan tersebut mereka lakukan dengan menggelar konferensi pers di YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (13/10).
Salah satu perwakilan Borak, Azhar, mengatakan permintaan untuk mengistirahatkan Wiranto berdasarkan dua peristiwa yang menimpanya. Peristiwa pertama adalah ancaman pembunuhan kepada Wiranto pada bulan Mei lalu. Dasar kedua adalah peristiwa penusukan yang menimpa Wiranto saat berkunjung ke Pandeglang, Banten.
"Borak tidak membenarkan peristiwa (penusukan) tersebut, serta demi menjaga kondisi dan keselamatan Wiranto maka Borak mendesak Presiden Jokowi untuk mengistirahatkan dan membebastugaskan Wiranto," ujar Azhar.
Selain menyangkut soal keamanan, Azhar menyatakan Wiranto juga telah gagal menjalankan tugasnya sebagai Menkopolhukam.
"Ini terbukti dari banyaknya jumlah korban jiwa (dari peristiwa kericuhan belakangan Ini), bahkan ada kawan kami yang tertembak, itu bukti kegagalan Wiranto," ucapnya.
Selain soal Wiranto, Borak juga membahas soal korban demonstrasi 24-30 September yang menolak RKUHP di depan Gedung DPR RI dan wilayah lainnya.
Mereka mendesak supaya kepolisian mau membuka data korban demonstrasi dengan kekerasan, penangkapan dan yang hilang. Serta memberikan mereka ruang advokasi.
Perwakilan BORAK, Natado Putrawan (24), di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/10) mengatakan BORAK tidak mempunyai ketua ataupun wakil. Namun, nantinya akan dibentuk divisi-divisi untuk mempermudah koordinasi.
Selain itu, BORAK juga mengawal agenda 7 tuntutan mahasiswa dalam aksi di depan Gedung DPR tempo hari, yakni penundaan untuk melakukan pembahasan ulang RKUHP, membatalkan revisi UU KPK, mengadili elite-elite yang membuat kerusakan lingkungan, revisi UU Ketenagakerjaan, menolak RUU Pertanahan, menunda pengesahan RUU PKS, dan soal kriminalisasi aktivis.
"(BORAK) mengawal agenda tunturan 7+ hingga menang," sebutnya. Disebutkan pula, BORAK tidak bermaksud merusak gerakan dari aliansi yang sudah terbentuk sebelumnya. BORAK hingga kini terus berkoordinasi dengan aliansi-aliansi lainya.
Borak terdiri dari berbagai kampus yaitu Universitas Al Azhar, Universitas Budi Luhur, Universitas Moestopo, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Indonesia Banking School, Kalbis Institute, Aliansi Tanpa Nama Kampus, Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat, Front Aksi Mahasiswa Semanggi, Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia, Front Aksi Mahasiswa Universitas Pasundan, Front Aksi Mahasiswa Universitas Mpu Tantular, Konsolidasi Mahasiswa Universitas Padjajaran.
Wiranto diserang orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Ia terluka di bagian perut sebelah kiri bawah. *
Salah satu perwakilan Borak, Azhar, mengatakan permintaan untuk mengistirahatkan Wiranto berdasarkan dua peristiwa yang menimpanya. Peristiwa pertama adalah ancaman pembunuhan kepada Wiranto pada bulan Mei lalu. Dasar kedua adalah peristiwa penusukan yang menimpa Wiranto saat berkunjung ke Pandeglang, Banten.
"Borak tidak membenarkan peristiwa (penusukan) tersebut, serta demi menjaga kondisi dan keselamatan Wiranto maka Borak mendesak Presiden Jokowi untuk mengistirahatkan dan membebastugaskan Wiranto," ujar Azhar.
Selain menyangkut soal keamanan, Azhar menyatakan Wiranto juga telah gagal menjalankan tugasnya sebagai Menkopolhukam.
"Ini terbukti dari banyaknya jumlah korban jiwa (dari peristiwa kericuhan belakangan Ini), bahkan ada kawan kami yang tertembak, itu bukti kegagalan Wiranto," ucapnya.
Selain soal Wiranto, Borak juga membahas soal korban demonstrasi 24-30 September yang menolak RKUHP di depan Gedung DPR RI dan wilayah lainnya.
Mereka mendesak supaya kepolisian mau membuka data korban demonstrasi dengan kekerasan, penangkapan dan yang hilang. Serta memberikan mereka ruang advokasi.
Perwakilan BORAK, Natado Putrawan (24), di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/10) mengatakan BORAK tidak mempunyai ketua ataupun wakil. Namun, nantinya akan dibentuk divisi-divisi untuk mempermudah koordinasi.
Selain itu, BORAK juga mengawal agenda 7 tuntutan mahasiswa dalam aksi di depan Gedung DPR tempo hari, yakni penundaan untuk melakukan pembahasan ulang RKUHP, membatalkan revisi UU KPK, mengadili elite-elite yang membuat kerusakan lingkungan, revisi UU Ketenagakerjaan, menolak RUU Pertanahan, menunda pengesahan RUU PKS, dan soal kriminalisasi aktivis.
"(BORAK) mengawal agenda tunturan 7+ hingga menang," sebutnya. Disebutkan pula, BORAK tidak bermaksud merusak gerakan dari aliansi yang sudah terbentuk sebelumnya. BORAK hingga kini terus berkoordinasi dengan aliansi-aliansi lainya.
Borak terdiri dari berbagai kampus yaitu Universitas Al Azhar, Universitas Budi Luhur, Universitas Moestopo, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Indonesia Banking School, Kalbis Institute, Aliansi Tanpa Nama Kampus, Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat, Front Aksi Mahasiswa Semanggi, Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia, Front Aksi Mahasiswa Universitas Pasundan, Front Aksi Mahasiswa Universitas Mpu Tantular, Konsolidasi Mahasiswa Universitas Padjajaran.
Wiranto diserang orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Ia terluka di bagian perut sebelah kiri bawah. *
Komentar