TNI Siapkan Pasukan Khusus Hadapi Kebakaran Hutan
Sebanyak 150 personel standby menghadapi kebakaran hutan di wilayah Buleleng. Jika api tidak padam, Dandim siap dicopot.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus kebakaran hutan dan lahan di Buleleng sepanjang musim kemarau sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan sepekan terakhir bencana kebakaran hutan dan lahan terjadi silih berganti di seluruh wilayah Buleleng. Komandan Kodim (Dandim) 1609/Buleleng, Letkol Inf Verdy De Irawan, menyiapkan personel khusus untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan. Tak tanggung-tanggung dia pun siap dicopot jika kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Buleleng tak bisa padam.
Dandim Verdy, Senin (14/10/2019), mengatakan sejauh ini Kodim 1609/Buleleng sudah menyiapkan sedikitnya 150 orang personel yang disiagakan di Makodim Buleleng. Personel ini disebutnya siap meluncur kapan saja ketika ada laporan kebakaran hutan dan lahan yang berpotensi menyebar dan mengancam keselamatan masyarakat. “Saat ada laporan kebakaran hutan personel tinggal angkut saja, bencana lain juga siap. Kalau kebakaran sifatnya luas minta bantuan ke Raider juga,” ujar Letkol Inf Verdy De Irawan.
Komitmennya untuk menjaga NKRI juga ditegaskan dengan mempertaruhkan jabatan yang diembannya saat ini. Dirinya rela menanggalkan jabatan jika upaya untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau tak dapat dituntaskan. “Instruksinya dari presiden, risikonya kalau tidak dapat padamkan api dicopot dari jabatan,” jelas dia.
Sementara itu kebakaran hutan dan lahan di Buleleng setelah menghanguskan bukit perbatasan Desa Sembiran Kecamatan Tejakula dengan Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan kembali terjadi, Minggu (13/10) malam. Api dengan mudah membakar semak belukar di kawasan Puncak Landep, wilayah perbatasan antara Desa Panji, Wanagiri, Panji Anom dan Desa Tegalinggah di Kecamatan Sukasada Buleleng. Dirinya pun mengklaim kebakaran hutan yang terjadi pada pukul 19.00 wita sudah mulai padam pada pukul 22.00 WITA. Bahkan Minggu (14/10) pagi kembali dilakukan pengecekan di lokasi hanya tertinggal kepulan asap sisa kebakaran.
Sementara itu kebakaran yang melalap sedikitnya 10 hektare hutan Desa Panji disebut Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panji, Edi Susena, mengatakan kebakaran hutan lindung yang kini dikelola oleh desa melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) memang terjadi setiap musim kemarau. Bahkan sebelum kejadian terakhir sudah sempat terbakar juga beberapa pekan lalu. “Sebelumnya sudah sempat terbakar dan kami sudah buat sekat untuk memutus api, tetapi kemarin yang terbakar sekat yang kami buat itu, sehingga dibuat lagi sekat baru agar tidak meluas ke arah barat,” jelas dia.
Sejauh ini hutan lindung yang dikelola desa sedang disiapkan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk digarap untuk tetap menjaga ketersediaan air yang dihasilkan oleh hutan lindung itu. Dengan kejadian tersebut BUMDes pun berencana akan menanam pohon-pohon besar seperti beringin dan rumpunnya saat musim penghujan datang.*k23
Dandim Verdy, Senin (14/10/2019), mengatakan sejauh ini Kodim 1609/Buleleng sudah menyiapkan sedikitnya 150 orang personel yang disiagakan di Makodim Buleleng. Personel ini disebutnya siap meluncur kapan saja ketika ada laporan kebakaran hutan dan lahan yang berpotensi menyebar dan mengancam keselamatan masyarakat. “Saat ada laporan kebakaran hutan personel tinggal angkut saja, bencana lain juga siap. Kalau kebakaran sifatnya luas minta bantuan ke Raider juga,” ujar Letkol Inf Verdy De Irawan.
Komitmennya untuk menjaga NKRI juga ditegaskan dengan mempertaruhkan jabatan yang diembannya saat ini. Dirinya rela menanggalkan jabatan jika upaya untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau tak dapat dituntaskan. “Instruksinya dari presiden, risikonya kalau tidak dapat padamkan api dicopot dari jabatan,” jelas dia.
Sementara itu kebakaran hutan dan lahan di Buleleng setelah menghanguskan bukit perbatasan Desa Sembiran Kecamatan Tejakula dengan Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan kembali terjadi, Minggu (13/10) malam. Api dengan mudah membakar semak belukar di kawasan Puncak Landep, wilayah perbatasan antara Desa Panji, Wanagiri, Panji Anom dan Desa Tegalinggah di Kecamatan Sukasada Buleleng. Dirinya pun mengklaim kebakaran hutan yang terjadi pada pukul 19.00 wita sudah mulai padam pada pukul 22.00 WITA. Bahkan Minggu (14/10) pagi kembali dilakukan pengecekan di lokasi hanya tertinggal kepulan asap sisa kebakaran.
Sementara itu kebakaran yang melalap sedikitnya 10 hektare hutan Desa Panji disebut Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panji, Edi Susena, mengatakan kebakaran hutan lindung yang kini dikelola oleh desa melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) memang terjadi setiap musim kemarau. Bahkan sebelum kejadian terakhir sudah sempat terbakar juga beberapa pekan lalu. “Sebelumnya sudah sempat terbakar dan kami sudah buat sekat untuk memutus api, tetapi kemarin yang terbakar sekat yang kami buat itu, sehingga dibuat lagi sekat baru agar tidak meluas ke arah barat,” jelas dia.
Sejauh ini hutan lindung yang dikelola desa sedang disiapkan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk digarap untuk tetap menjaga ketersediaan air yang dihasilkan oleh hutan lindung itu. Dengan kejadian tersebut BUMDes pun berencana akan menanam pohon-pohon besar seperti beringin dan rumpunnya saat musim penghujan datang.*k23
Komentar