3 Banjar di Megati Belum Terjangkau PDAM
Warga di Banjar Jelijih Pondok, Jelijih Lebah, dan Megati Utara, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur memanfaatkan sumur bor.
TABANAN, NusaBali
Tiga banjar di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, kesulitan air bersih saat musim kemarau. Tiga banjar yakni Banjar Jelijih Pondok, Jelijih Lebah, dan Megati Utara, kesulitan air bersih lantaran air PDAM tidak mengalir karena daerahnya di ketinggian. Untuk memenuhi kebutuhan air, tiga banjar tersebut memanfaatkan sumur bor.
Perbekel Megati I Wayan Sueca mengatakan khusus di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur ada tiga banjar yang tak teraliri air PDAM. Ketiga banjar dimaksud adalah Banjar Jelijih Pondok, Jelijih Lebah, dan Megati Utara. “Mereka tidak mendapat sambungan air PDAM sudah lama, ada puluhan tahun,” ujarnya, Selasa (15/10).
Dikatakannya, air PDAM tidak bisa masuk ke tiga banjar tersebut karena daerahnya terlalu tinggi. Sempat PDAM Tabanan memasang pipa ke rumah sebagian warga di Banjar Megati Utara, tetapi airnya tidak sampai. Sehingga PDAM mencabut sambungan pipa tersebut agar masyarakat tidak rugi. “Hanya angin yang sampai, ini karena kondisi daerahnya terlalu tinggi serta debit air kecil,” tegasnya.
Dengan kondisi itu warga di tiga banjar tersebut memanfaatkan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Biasanya setiap rumah tersedia sumur bor dan ada pula yang tidak memiliki sumur bor, namun warga tiga banjar tersebut saling bantu. “Kalau saat musim kemarau seperti sekarang ini pasti sulit air bersihnya, tetapi masih bisa dijangkau dan diatasi,” imbuh Sueca.
Sueca mengakui, untuk membantu warga di tiga banjar tersebut, aparat desa tengah berjuang membuat Pamsimas. Sumber mata airnya akan bekerjasama dengan desa tetangga yakni Desa Gunung Salak. Meski jaraknya sekitar 8 kilometer ke Desa Megati, akan diupayakan solusinya supaya warga di tiga banjar tak kesulitan air bersih. “Astungkara 2020 ini terwujud, karena sudah ditangani oleh Pamsimas kabupaten,” tandasnya. *des
Perbekel Megati I Wayan Sueca mengatakan khusus di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur ada tiga banjar yang tak teraliri air PDAM. Ketiga banjar dimaksud adalah Banjar Jelijih Pondok, Jelijih Lebah, dan Megati Utara. “Mereka tidak mendapat sambungan air PDAM sudah lama, ada puluhan tahun,” ujarnya, Selasa (15/10).
Dikatakannya, air PDAM tidak bisa masuk ke tiga banjar tersebut karena daerahnya terlalu tinggi. Sempat PDAM Tabanan memasang pipa ke rumah sebagian warga di Banjar Megati Utara, tetapi airnya tidak sampai. Sehingga PDAM mencabut sambungan pipa tersebut agar masyarakat tidak rugi. “Hanya angin yang sampai, ini karena kondisi daerahnya terlalu tinggi serta debit air kecil,” tegasnya.
Dengan kondisi itu warga di tiga banjar tersebut memanfaatkan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Biasanya setiap rumah tersedia sumur bor dan ada pula yang tidak memiliki sumur bor, namun warga tiga banjar tersebut saling bantu. “Kalau saat musim kemarau seperti sekarang ini pasti sulit air bersihnya, tetapi masih bisa dijangkau dan diatasi,” imbuh Sueca.
Sueca mengakui, untuk membantu warga di tiga banjar tersebut, aparat desa tengah berjuang membuat Pamsimas. Sumber mata airnya akan bekerjasama dengan desa tetangga yakni Desa Gunung Salak. Meski jaraknya sekitar 8 kilometer ke Desa Megati, akan diupayakan solusinya supaya warga di tiga banjar tak kesulitan air bersih. “Astungkara 2020 ini terwujud, karena sudah ditangani oleh Pamsimas kabupaten,” tandasnya. *des
Komentar