Hama Kutu Putih Ancam Ekspor Hortikultura Bali
Panen raya buah-buahan harusnya November hingga lima bulan ke depan. Namun karena cuaca ekstrem, panen diperkirakan baru mulai Desember.
TABANAN, NusaBali
Kemarau panjang berdampak terhadap bisnis hortikultura Bali. Masa panen mundur, kualitas buah juga menurun karena panas terik dan tidak ada hujan. Selain itu hama kutu putih juga mulai menyerang dan mengancam tanaman hortikultura. “Masa panen jadi mundur sebulan ke belakang,” ujar I Made Sianta, pebisnis hortikultura dari Tabanan.
Sianta pun menyebut beberapa produk hortikultura masa panennya terlambat, karena dampak dari kemarau panjang. Di antara komoditas itu adalah manggis, durian, yang lokal dan Bangkok, salak gula pasir, apokat dan buah naga. Dalam kondisi cuaca normal, panen raya tanaman buah-buahan itu pada November hingga sekitar lima bulan ke depan. Namun karena cuaca ekstrem, panen diperkirakan baru akan mulai Desember. “Karenanya bisnis baik pasar lokal dan ekspor istirahat sementara,” ujar Sianta.
Tidak hanya masa panen yang mundur, kualitas produk juga diperkirakan menurun. Pertumbuhan buah juga diiyakan tidak normal, yakni akan lebih kecil dibanding jika kondisi cuaca normal. Maksudnya dapat curah hujan yang mencukupi. “Ibarat bayi kekurangan ASI, sehingga agak kerdil. Otomatis produktivitas juga berkurang, sampai separuhnya,” ujar Sianta.
Ketua DPD Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiarta, mengamini hal tersebut. “Memang beberapa komoditi seperti manggis agak telat panennya,”ujar Sugiarta. Selain itu, kemarau panjang juga memicu perkembangbiakan kutu putih, salah satu hama tanaman buah, selain semut hitam. Jenis tanaman buah seperti jambu sudah terkena. Untungnya untuk tanaman buah produk ekspor seperti manggis belum terjangkit kutu putih. “Mudah-mudahan hujan segera turun, sehingga bisa menetralisir kutu putih,” harap Sugiarta.
Kutu putih dan semut hitam, merupakan jenis hama yang tidak ditoleransi konsumen, khususnya untuk ekspor. Karena itulah, penanganan waktu pengemasan dilakukan dengan telaten pada saat packing house.
Secara terpisah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTPHT) I Wayan Sunarta, hama kutu putih dan semut hitam menjadi antensi khusus terkait ekspor produk hortikultura.
Hal itu bertalian dengan mewabahnya kutu putih dan semut hitam yang muncul akibat cuaca ekstrem. Sunarta juga menyinggung rapat terkait di Balai Karantina Pertanian Denpasar, Senin (14/10). “Itu masih dibahas lagi, bagaimana model penanggulangannya,” kata Sunarta.
Menurut Sunarta, mekanisme penanggulangannya bagaimana itu yang masih dibahas lebih lanjut. “Karena dari sisi ekologi, hama kutu putih dan semut hitam dibutuhkan untuk mengendalikan hama lainnya,” ungkap Sunarta. *k17
Sianta pun menyebut beberapa produk hortikultura masa panennya terlambat, karena dampak dari kemarau panjang. Di antara komoditas itu adalah manggis, durian, yang lokal dan Bangkok, salak gula pasir, apokat dan buah naga. Dalam kondisi cuaca normal, panen raya tanaman buah-buahan itu pada November hingga sekitar lima bulan ke depan. Namun karena cuaca ekstrem, panen diperkirakan baru akan mulai Desember. “Karenanya bisnis baik pasar lokal dan ekspor istirahat sementara,” ujar Sianta.
Tidak hanya masa panen yang mundur, kualitas produk juga diperkirakan menurun. Pertumbuhan buah juga diiyakan tidak normal, yakni akan lebih kecil dibanding jika kondisi cuaca normal. Maksudnya dapat curah hujan yang mencukupi. “Ibarat bayi kekurangan ASI, sehingga agak kerdil. Otomatis produktivitas juga berkurang, sampai separuhnya,” ujar Sianta.
Ketua DPD Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiarta, mengamini hal tersebut. “Memang beberapa komoditi seperti manggis agak telat panennya,”ujar Sugiarta. Selain itu, kemarau panjang juga memicu perkembangbiakan kutu putih, salah satu hama tanaman buah, selain semut hitam. Jenis tanaman buah seperti jambu sudah terkena. Untungnya untuk tanaman buah produk ekspor seperti manggis belum terjangkit kutu putih. “Mudah-mudahan hujan segera turun, sehingga bisa menetralisir kutu putih,” harap Sugiarta.
Kutu putih dan semut hitam, merupakan jenis hama yang tidak ditoleransi konsumen, khususnya untuk ekspor. Karena itulah, penanganan waktu pengemasan dilakukan dengan telaten pada saat packing house.
Secara terpisah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTPHT) I Wayan Sunarta, hama kutu putih dan semut hitam menjadi antensi khusus terkait ekspor produk hortikultura.
Hal itu bertalian dengan mewabahnya kutu putih dan semut hitam yang muncul akibat cuaca ekstrem. Sunarta juga menyinggung rapat terkait di Balai Karantina Pertanian Denpasar, Senin (14/10). “Itu masih dibahas lagi, bagaimana model penanggulangannya,” kata Sunarta.
Menurut Sunarta, mekanisme penanggulangannya bagaimana itu yang masih dibahas lebih lanjut. “Karena dari sisi ekologi, hama kutu putih dan semut hitam dibutuhkan untuk mengendalikan hama lainnya,” ungkap Sunarta. *k17
Komentar