Jokowi Ungkap Banyak Wajah Baru di Kabinet
Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan kabinet pemerintahannya di periode kedua dalam waktu dekat. Jokowi menyebut, banyak wajah baru di kabinetnya.
JAKARTA, NusaBali
"Ya adalah, yang lama ada yang baru banyak," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (16/10). Sejumlah nama lama yang diisukan tetap lanjut adalah Moeldoko, Retno Marsudi, dan Sri Mulyani. Terkait komposisi wajah baru dan wajah lama di kabinetnya, Jokowi belum menghitung prosentasenya.
"Belum dihitung prosentasenya," ujar Jokowi. Jokowi masih merahasiakan tanggal pengumuman susunan kabinet. Bisa tanggal 20 Oktober atau setelahnya. "Ya secepatnya setelah pelantikan," ucap Jokowi dilansir detik.com.
PDIP menilai bergabungnya partai oposisi ke kabinet Joko Widodo bukanlah hal tabu. Hal itu pernah terjadi sebelumnya. "Dengan demikian, kalau akhirnya salah satu partai di luar koalisi Indonesia Kerja masuk dalam kabinet Pak Jokowi, bukan satu hal yang tabu dalam sistem demokrasi kita, dan praktik demokrasi kita itu sudah pernah terjadi sebelumnya," kata Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, Rabu (16/10).
Dia mencontohkan pada saat periode pertama Jokowi, banyak partai eks rivalnya bergabung ke koalisi. Misalnya Partai Golkar, PAN, dan PPP, sehingga bukan hal yang baru bila ada partai yang sebelumnya ada di luar koalisi mau bergabung. "Jadi kalau hari ini juga terjadi partai di luar koalisi Indonesia Kerja bergabung di pemerintahan Jokowi, bukan suatu hal yang baru dalam sistem demokrasi kita," kata Basarah. *
"Belum dihitung prosentasenya," ujar Jokowi. Jokowi masih merahasiakan tanggal pengumuman susunan kabinet. Bisa tanggal 20 Oktober atau setelahnya. "Ya secepatnya setelah pelantikan," ucap Jokowi dilansir detik.com.
PDIP menilai bergabungnya partai oposisi ke kabinet Joko Widodo bukanlah hal tabu. Hal itu pernah terjadi sebelumnya. "Dengan demikian, kalau akhirnya salah satu partai di luar koalisi Indonesia Kerja masuk dalam kabinet Pak Jokowi, bukan satu hal yang tabu dalam sistem demokrasi kita, dan praktik demokrasi kita itu sudah pernah terjadi sebelumnya," kata Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, Rabu (16/10).
Dia mencontohkan pada saat periode pertama Jokowi, banyak partai eks rivalnya bergabung ke koalisi. Misalnya Partai Golkar, PAN, dan PPP, sehingga bukan hal yang baru bila ada partai yang sebelumnya ada di luar koalisi mau bergabung. "Jadi kalau hari ini juga terjadi partai di luar koalisi Indonesia Kerja bergabung di pemerintahan Jokowi, bukan suatu hal yang baru dalam sistem demokrasi kita," kata Basarah. *
Komentar