KPPAD Bali Tinjau SDN 3 Kemenuh
Sekolah Akan Dijadikan Pasar Desa
Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali, Made Ariasa menyikapi kondisi SD Negeri 3 Kemenuh, Kecamatan Sukwati, Gianyar, yang hanya memiliki dua kelas siswa.
GIANYAR, NusaBali
Dia bersama Dinas Pendidikan Gianyar telah turun langsung ke lapangan meninjau sekolah tersebut, beberapa hari lalu. Saat dikonfirmasi, Minggu (20/10), Ariasa yang asal Desa Mas, Kecamatan Ubud ini, menyampaikan saat kunjungan tersebut, mereka bertatap muka di sekolah dengan kepala SD setempat, Wayan Suwara. Kata kasek ini, SD ini mendapatkan dua anak di kelas satu. “KPPAD juga sempat bertatap muka dengan dua anak siswi tersebut. Tujuannya untuk menggali informasi dengan kondisi psikologis kedua anak itu,” paparnya.
Diketahui, mereka tengah menginginkan lebih banyak lagi teman-teman kelas sebayanya untuk diajak berlajar, bermain dan berinteraksi sosial yang lebih baik dan nyaman. Dijelaskan juga oleh Perbekel Desa Kemenuh yang menyusul hadir di SD tersebut. Perbekel menjelaskan berbagai upaya yang sudah dilakukan untuk keberlanjutan pendidikan di SD yang kekurangan siswa itu. “Termasuk sudah berkoordinasi secara resmi maupun lisan ke seluruh pejabat di Gianyar, Dinas Pendidikan hingga Bupati terkait rencana masyarakat kedepannya. Sedangkan dari sisi Kepala Sekolah masih menunggu kepastian kesepakatan semua pihak di masyarakat untuk keberlangsungan pendidikan yang mengacu pada bagian dari sekolah ramah anak dan mendukung Gianyar sebagai kabupaten layak anak,” bebernya.
Pihaknya dari KPPAD Bali mendorong semua pihak agar segera membuat kajian dan menindaklanjuti dari kajian tersebut. Mengingat kesepakatan tersebut yang berorientasi pada kepentingan untuk anak sekaligus mewujudkan perlidungan anak dalam pendidikan. Secara prinsif diharapkan dapat pendidikan yang nyaman dan sesuai harapan semua pihak.
Dikonfirmasi, Perbekel Desa Kemenuh, Dewa Nyoman Neka mengaku sejak empat tahun lalu masyarakatnya memang mengajukan untuk perubahan lahan sekolah tersebut. Pasalnya lokasinya yang berada di jalur padat lalu lintas yang sangat berbahaya bagi anak, dan berdampingan dengan dua pura. Maka empat tahun lalu pun telah disampaikan solusinya agar diregrouping ke SD N 6 Kemenuh.
‘’Empat tahun lalu lahan itu dimohonkan oleh desa adat agar dimanfaatkan aktivitas adat, selain itu juga akan dijadikan pasar desa. Sejak waktu itu juga kami berikan solusinya, sampai kami dari desa dan prajuru bersama pihak sekolah duduk bersama di Dinas Pendidikan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, di Desa Kemenuh terdapat tiga SD terdiri atas SDN 3, SDN 5, dan SDN 6. Mengingat SDN 6 yang jumlah siswanya sedikit dalam satu kelas sehingga sangat tepat sebagai tempat regrouping dari SDN 3 yang jumlahnya hanya tinggal dua kelas saja. “Pada waktu itu juga desa sepakat agar untuk tidak melanjutkan anaknya bersekolah di sana. Mengingat telah ada kesepatakan dan permohonan seperti itu, makanya sekarang tinggal dua kelas saja, kelas lima dan kelas enam. Selama empat tahun ini masyarakat tidak ada resah karena memang sudah ada solusinya,” ujar Dewa Nyoman Neka. *nvi
Diketahui, mereka tengah menginginkan lebih banyak lagi teman-teman kelas sebayanya untuk diajak berlajar, bermain dan berinteraksi sosial yang lebih baik dan nyaman. Dijelaskan juga oleh Perbekel Desa Kemenuh yang menyusul hadir di SD tersebut. Perbekel menjelaskan berbagai upaya yang sudah dilakukan untuk keberlanjutan pendidikan di SD yang kekurangan siswa itu. “Termasuk sudah berkoordinasi secara resmi maupun lisan ke seluruh pejabat di Gianyar, Dinas Pendidikan hingga Bupati terkait rencana masyarakat kedepannya. Sedangkan dari sisi Kepala Sekolah masih menunggu kepastian kesepakatan semua pihak di masyarakat untuk keberlangsungan pendidikan yang mengacu pada bagian dari sekolah ramah anak dan mendukung Gianyar sebagai kabupaten layak anak,” bebernya.
Pihaknya dari KPPAD Bali mendorong semua pihak agar segera membuat kajian dan menindaklanjuti dari kajian tersebut. Mengingat kesepakatan tersebut yang berorientasi pada kepentingan untuk anak sekaligus mewujudkan perlidungan anak dalam pendidikan. Secara prinsif diharapkan dapat pendidikan yang nyaman dan sesuai harapan semua pihak.
Dikonfirmasi, Perbekel Desa Kemenuh, Dewa Nyoman Neka mengaku sejak empat tahun lalu masyarakatnya memang mengajukan untuk perubahan lahan sekolah tersebut. Pasalnya lokasinya yang berada di jalur padat lalu lintas yang sangat berbahaya bagi anak, dan berdampingan dengan dua pura. Maka empat tahun lalu pun telah disampaikan solusinya agar diregrouping ke SD N 6 Kemenuh.
‘’Empat tahun lalu lahan itu dimohonkan oleh desa adat agar dimanfaatkan aktivitas adat, selain itu juga akan dijadikan pasar desa. Sejak waktu itu juga kami berikan solusinya, sampai kami dari desa dan prajuru bersama pihak sekolah duduk bersama di Dinas Pendidikan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, di Desa Kemenuh terdapat tiga SD terdiri atas SDN 3, SDN 5, dan SDN 6. Mengingat SDN 6 yang jumlah siswanya sedikit dalam satu kelas sehingga sangat tepat sebagai tempat regrouping dari SDN 3 yang jumlahnya hanya tinggal dua kelas saja. “Pada waktu itu juga desa sepakat agar untuk tidak melanjutkan anaknya bersekolah di sana. Mengingat telah ada kesepatakan dan permohonan seperti itu, makanya sekarang tinggal dua kelas saja, kelas lima dan kelas enam. Selama empat tahun ini masyarakat tidak ada resah karena memang sudah ada solusinya,” ujar Dewa Nyoman Neka. *nvi
Komentar