Sadis, Ibu Gelonggong Bayinya Hingga Tewas
Seorang balita perempuan berusia 2,5 tahun di Kebon Jeruk meninggal secara tidak wajar. Korban diduga tewas setelah dianiaya oleh sang ibu berinsial NP (21).
JAKARTA, NusaBali
"Iya betul ada kejadian itu dan kasusnya masih diselidiki," kata Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu, Rabu (23/10) seperti dilansir detik.
Peristiwa ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari rumah sakit pada Jumat (18/10). Korban sempat dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
"Pada saat dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah meninggal," tuturnya. Pihak rumah sakit menemukan kecurigaan terhadap jasad balita tersebut.
"Pihak rumah sakit melihat ada kejanggalan akan kematian korban, sehingga melapor ke kami," imbuh Erick.
Menindak lanjuti laporan rumah sakit tersebut, polisi kemudian mengecek tempat kejadian perkara (TKP). Polisi memeriksa saksi-saksi, termasuk NP.
"Awalnya ibunya ini tidak mengaku, karena minimnya saksi," tuturnya.
Polisi kemudian membawa NP ke Polsek Kebon Jeruk untuk pemeriksaan mendalam. Polisi juga mengantongi bukti-bukti adanya dugaan penganiayaan oleh ibu korban.
"Yang bersangkutan sudah kita tetapkan sebagai tersangka," tandas Erick.
Dari hasil penyelidikan menunjukkan korban tewas akibat digelonggong air oleh sang ibu.
"Digelonggong pakai air galon," kata Erick.
Hal itu terlihat pada kondisi fisik korban. "Berdasarkan keterangan dokter yang menangani korban, pada saat dibawa ke puskesmas, ada kecurigaan anak ini keluar air terus dari mulutnya dan perutnya kembung," jelasnya.
Selain itu, korban dibawa ke rumah sakit dalam keadaan bajunya basah kuyup. NP dikenal sebagai warga yang tertutup di lingkungan rumahnya.
"Kalau ibunya sih keluarnya beli sayur, ke warung beli lauk doang. Di sini kalau ngobrol sama saya cuma tiga kali doang kali kalau dia turun ke warung doang. Jarang ke tetangga," ucap salah satu tetangga NP, Sumiyanti, di Jalan Haji Sanusi RT004/RW008 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Bahkan menurut Sumiyati, sikap tertutup NP juga sama seperti suaminya yang bekerja sebagai salah satu pengemudi ojek online.
"Suaminya mah kuper (kurang pergaulan), keluar langsung bawa motor, narik, jarang di rumah juga dia," kata Sumiyati seperti dikutip dari kompas. *
"Iya betul ada kejadian itu dan kasusnya masih diselidiki," kata Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu, Rabu (23/10) seperti dilansir detik.
Peristiwa ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari rumah sakit pada Jumat (18/10). Korban sempat dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
"Pada saat dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah meninggal," tuturnya. Pihak rumah sakit menemukan kecurigaan terhadap jasad balita tersebut.
"Pihak rumah sakit melihat ada kejanggalan akan kematian korban, sehingga melapor ke kami," imbuh Erick.
Menindak lanjuti laporan rumah sakit tersebut, polisi kemudian mengecek tempat kejadian perkara (TKP). Polisi memeriksa saksi-saksi, termasuk NP.
"Awalnya ibunya ini tidak mengaku, karena minimnya saksi," tuturnya.
Polisi kemudian membawa NP ke Polsek Kebon Jeruk untuk pemeriksaan mendalam. Polisi juga mengantongi bukti-bukti adanya dugaan penganiayaan oleh ibu korban.
"Yang bersangkutan sudah kita tetapkan sebagai tersangka," tandas Erick.
Dari hasil penyelidikan menunjukkan korban tewas akibat digelonggong air oleh sang ibu.
"Digelonggong pakai air galon," kata Erick.
Hal itu terlihat pada kondisi fisik korban. "Berdasarkan keterangan dokter yang menangani korban, pada saat dibawa ke puskesmas, ada kecurigaan anak ini keluar air terus dari mulutnya dan perutnya kembung," jelasnya.
Selain itu, korban dibawa ke rumah sakit dalam keadaan bajunya basah kuyup. NP dikenal sebagai warga yang tertutup di lingkungan rumahnya.
"Kalau ibunya sih keluarnya beli sayur, ke warung beli lauk doang. Di sini kalau ngobrol sama saya cuma tiga kali doang kali kalau dia turun ke warung doang. Jarang ke tetangga," ucap salah satu tetangga NP, Sumiyanti, di Jalan Haji Sanusi RT004/RW008 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Bahkan menurut Sumiyati, sikap tertutup NP juga sama seperti suaminya yang bekerja sebagai salah satu pengemudi ojek online.
"Suaminya mah kuper (kurang pergaulan), keluar langsung bawa motor, narik, jarang di rumah juga dia," kata Sumiyati seperti dikutip dari kompas. *
1
Komentar