Atasi Kesulitan Air, PDAM Terapkan Sistem Injeksi
Air bakal langsung disuntikkan pada jaringan PDAM, sehingga air bisa tetap mengalir ke pelanggan yang berada di lokasi toopgrafi tinggi.
MANGUPURA, NusaBali
Mengatasi krisis air yang terjadi di sejumlah wilayah akibat musim kemarau panjang, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Mangutama, Kabupaten Badung, akan menerapkan sistem injeksi atau menyuntikkan air ke jaringan PDAM yang mengarah ke pelanggan. Dengan begitu pelanggan tetap mendapatkan pasokan air.
Sistem injeksi ini oleh pihak PDAM ditiru dari pemerintah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, yang telah memberlakukan di daerahnya. “Jadi, air langsung disuntikkan pada jaringan PDAM, sehingga air bisa tetap mengalir ke pelanggan,” kata Dirut PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Ketut Golak, Jumat (25/10) kemarin.
Melalui metode ini, Golak meyakini dapat tetap menyuplai air ke pelanggan terutama pada wilayah dengan topografi perbukitan seperti di Kuta Selatan. Sekalipun debit pada sumber mata air mengecil. “Ini akan menjawab persoalan air di daerah bertopografi tinggi seperti di Ungasan, Kutuh, Pecatu dan sekitarnya,” ucapnya.
Kendati sistem injeksi akan diterapkan, namun suplai air bersih menggunakan mobil tangki tetap akan dilakukan. “Kalau masyarakat membutuhkan dengan mobil tangki, kami juga siapkan,” kata Golak.
Nah, untuk jangka panjangnya, PDAM juga segera merealisasikan pembangunan reservoir yang ada di Siligita. Jika reservoir ini beroperasi, Golak optimis, pasokan air takkan terganggu lagi. Pengoperasian reservoir ini memerlukan investasi sekitar Rp 18 miliar. “Saat ini kami masih menunggu dana penyertaan Pemkab melalui APBD. Namun, jika itu tak bisa, PDAM akan berupaya melakukan investasi secara mandiri,” ungkapnya.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi musim kemarau akan berakhir pada November-Desember 2019, bersamaan dengan masuknya musim penghujan. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Imam Fatchurochman, Minggu (20/10) mengatakan, prakiraan musim hujan di Bali akan terjadi pada rentang waktu November-Desember tahun 2019. “Ada beberapa wilayah yang masuk musim hujan pada bulan November 2019, ada juga bulan Desember 2019,” katanya.
Mengingat musim hujan semakin dekat, masyarakat diminta mewaspadai adanya beberapa potensi yang ditimbulkan saat masa peralihan. Seperti terjadinya angin putting beliung. “Pada saat musim peralihan biasanya terjadi perubahan kecepatan angin dan juga arah angin. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor pemicu fenomena ekstrem seperti adanya angin puting beliung, sehingga masyarakat harus waspada,” imbau Imam Fatchurochman. *asa
Sistem injeksi ini oleh pihak PDAM ditiru dari pemerintah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, yang telah memberlakukan di daerahnya. “Jadi, air langsung disuntikkan pada jaringan PDAM, sehingga air bisa tetap mengalir ke pelanggan,” kata Dirut PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Ketut Golak, Jumat (25/10) kemarin.
Melalui metode ini, Golak meyakini dapat tetap menyuplai air ke pelanggan terutama pada wilayah dengan topografi perbukitan seperti di Kuta Selatan. Sekalipun debit pada sumber mata air mengecil. “Ini akan menjawab persoalan air di daerah bertopografi tinggi seperti di Ungasan, Kutuh, Pecatu dan sekitarnya,” ucapnya.
Kendati sistem injeksi akan diterapkan, namun suplai air bersih menggunakan mobil tangki tetap akan dilakukan. “Kalau masyarakat membutuhkan dengan mobil tangki, kami juga siapkan,” kata Golak.
Nah, untuk jangka panjangnya, PDAM juga segera merealisasikan pembangunan reservoir yang ada di Siligita. Jika reservoir ini beroperasi, Golak optimis, pasokan air takkan terganggu lagi. Pengoperasian reservoir ini memerlukan investasi sekitar Rp 18 miliar. “Saat ini kami masih menunggu dana penyertaan Pemkab melalui APBD. Namun, jika itu tak bisa, PDAM akan berupaya melakukan investasi secara mandiri,” ungkapnya.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi musim kemarau akan berakhir pada November-Desember 2019, bersamaan dengan masuknya musim penghujan. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Imam Fatchurochman, Minggu (20/10) mengatakan, prakiraan musim hujan di Bali akan terjadi pada rentang waktu November-Desember tahun 2019. “Ada beberapa wilayah yang masuk musim hujan pada bulan November 2019, ada juga bulan Desember 2019,” katanya.
Mengingat musim hujan semakin dekat, masyarakat diminta mewaspadai adanya beberapa potensi yang ditimbulkan saat masa peralihan. Seperti terjadinya angin putting beliung. “Pada saat musim peralihan biasanya terjadi perubahan kecepatan angin dan juga arah angin. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor pemicu fenomena ekstrem seperti adanya angin puting beliung, sehingga masyarakat harus waspada,” imbau Imam Fatchurochman. *asa
1
Komentar