Tiga Penyebab Suhu Indonesia Sangat Panas
Cuaca panas terik terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Suhu udara meningkat akibat kemarau berkepanjangan.
BANDUNG, NusaBali
Penyebabnya apa? Ini kata Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Cuaca panas yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan tiga hal ini, di antaranya satu, tameng awan yang ada di langit kita ini hampir tidak ada yang terbuka. Jadi di Indonesia saat ini belum terjadi pembentukan awan yang secara optimal bisa melindungi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai peresmian sensor seismograf di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/10).
"Kedua, posisi semu matahari terhadap bumi posisinya tepat di selatan katulistiwa yang ada di atas wialayah kepulauan kita Jawa sampai Sumatera Selatan hingga Papua," ujarnya. Akibatnya, kata Dwi, posisi sinar matahari langsung ke permukaan bumi sehingga menimbulkan cuaca panas.
"Nah jadi posisi matahari tadi mengakibatkan sinaran matahari langsung ke permukaan bumi dan tidak ada tamengnya, tidak ada awannya sehingga terasa sangat menyengat," katanya.
Selain itu, cuaca panas ini juga terjadi akibat angin kering bertiup dari Benua Australia. "Ketiga, pada bulan ini bertiup udara dari Australia yang udarannya kering dan panas karena di sana musim summer. Ketiga hal ini menyebabkan suhu udara memanas," tuturnya.
Menurutnya hujan baru akan turun merata pada Bulan November mendatang. "Perkiraan di Jawa pada November ini akan mulai turun hujan, akan ada awan. Kalau ada awan, akan ada tameng dan kelembaban meningkat jadi itukan mengurangi panas ini. Di Bandung suhu mencapai 34 derajat celsius, di Makasar mencapai 39,5 derajat celsius," ujar Dwi.
Tapi di Bojonegoro suhu udara mencapai 44 derajat celsius pada siang hari. Suhu tinggi itu sudah berlangsung selama empat hari.
Pada pukul 10.00 WIB, suhu di Bojonegoro mencapai 38 derajat celsius. Kemudian dua jam berselang hingga pukul 13.00 WIB, suhu udara di Kota Minyak meningkat menjadi 44 derajat celsius.
"Siang ini sudah mencapai 44 derajat celcius. Paling panas pada pukul 12.00 WIB hingga setengah satu tadi. Kalau jam 10.00 pagi tadi mencapai 38 derajat celsius," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah, Jumat (25/10).
Menurut Nurul, suhu panas hingga 44 derajat celsius ini sudah berlangsung selama empat hari. Peningkatan suhu udara itu dikarenakan banyak faktor.
Salah satu penyebabnya yakni kemarau panjang yang menurut Badan Meteorologi akan berlangsung hingga minggu kedua pada Nopember nanti. Penyebab lainnya yakni adanya industri migas di Bojonegoro. Kemudian ia menambahkan, pola hidup masyarakat yang sudah berubah juga mempengaruhi suhu udara. Seperti banyaknya asap knalpot kendaraan bermotor, penggunaan AC pada ruangan di perkantoran dan pemukiman yang semakin bertambah banyak. *
"Kedua, posisi semu matahari terhadap bumi posisinya tepat di selatan katulistiwa yang ada di atas wialayah kepulauan kita Jawa sampai Sumatera Selatan hingga Papua," ujarnya. Akibatnya, kata Dwi, posisi sinar matahari langsung ke permukaan bumi sehingga menimbulkan cuaca panas.
"Nah jadi posisi matahari tadi mengakibatkan sinaran matahari langsung ke permukaan bumi dan tidak ada tamengnya, tidak ada awannya sehingga terasa sangat menyengat," katanya.
Selain itu, cuaca panas ini juga terjadi akibat angin kering bertiup dari Benua Australia. "Ketiga, pada bulan ini bertiup udara dari Australia yang udarannya kering dan panas karena di sana musim summer. Ketiga hal ini menyebabkan suhu udara memanas," tuturnya.
Menurutnya hujan baru akan turun merata pada Bulan November mendatang. "Perkiraan di Jawa pada November ini akan mulai turun hujan, akan ada awan. Kalau ada awan, akan ada tameng dan kelembaban meningkat jadi itukan mengurangi panas ini. Di Bandung suhu mencapai 34 derajat celsius, di Makasar mencapai 39,5 derajat celsius," ujar Dwi.
Tapi di Bojonegoro suhu udara mencapai 44 derajat celsius pada siang hari. Suhu tinggi itu sudah berlangsung selama empat hari.
Pada pukul 10.00 WIB, suhu di Bojonegoro mencapai 38 derajat celsius. Kemudian dua jam berselang hingga pukul 13.00 WIB, suhu udara di Kota Minyak meningkat menjadi 44 derajat celsius.
"Siang ini sudah mencapai 44 derajat celcius. Paling panas pada pukul 12.00 WIB hingga setengah satu tadi. Kalau jam 10.00 pagi tadi mencapai 38 derajat celsius," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah, Jumat (25/10).
Menurut Nurul, suhu panas hingga 44 derajat celsius ini sudah berlangsung selama empat hari. Peningkatan suhu udara itu dikarenakan banyak faktor.
Salah satu penyebabnya yakni kemarau panjang yang menurut Badan Meteorologi akan berlangsung hingga minggu kedua pada Nopember nanti. Penyebab lainnya yakni adanya industri migas di Bojonegoro. Kemudian ia menambahkan, pola hidup masyarakat yang sudah berubah juga mempengaruhi suhu udara. Seperti banyaknya asap knalpot kendaraan bermotor, penggunaan AC pada ruangan di perkantoran dan pemukiman yang semakin bertambah banyak. *
1
Komentar