Peserta Lomba Menulis Cerpen Dinilai Tak Berbakat
SMAN 1 Amlapura merayakan bulan bahasa dengan menggelar berbagai lomba, Jumat (25/10).
AMLAPURA, NusaBali
Adapun lomba yang digelar yakni baca puisi, menulis puisi, menulis cerpen, dan story telling. Dari puluhan peserta, hanya dua siswa dinilai berbakat. Menurut dewan juri, tak ada siswa berbakat menulis cerita pendek atau cerpen. Sementara di lomba baca puisi, dua siswa dinilai berbakat.
Salah seorang dewan juri menulis cerpen, I Gede Aries Pidrawan, mengatakan peserta lomba menulis cerpen sebanyak 34 siswa. Berdasarkan penilaiannya, kalimat yang ditulis nyambung, namun ide ceritanya kurang menarik dan judulnya kurang provokatif. “Belum ada siswa yang kelihatan berbakat menulis cerpen,” ungkap Aries Pidrawan, guru Bahasa Indonesia di SMA PGRI Amlapura. Mengarahkan bakat siswa menulis cerpen mesti diberikan pelatihan, pemahaman, dan teknis-teknis lainnya. Sehingga muncul ide yang kreatif, di samping penulisannya juga sesuai standar.
Menurutnya, menulis cerpen yang utama adalah memiliki keinginan menyampaikan sesuatu kepada pembaca yang dirumuskan dalam tema atau topik cerita. Kemudian tema dikembangkan melalui konflik-konflik atau masalah yang dihadapi tokoh-tokoh dalam cerita. Penyampaiannya perlu menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti pembaca. Selanjutnya memilih karakter tokoh, kemudian menulis garis besar cerita, alur cerita, dan menentukan latar cerita. Sedangkan juri baca pusi, I Wayan Pasek Antara mengatakan, dari 26 peserta hanya 2 peserta yang tampil memukau dan penuh penghayatan. Jika terus diasah, diyakini penampilannya semakin optimal.
Kasek SMAN 1 Amlapura Wayan Sugiana mengakui bakat siswa bidang sastra terbilang langka. Meski ada program bahasa dan ada ekstrakurikuler sastra, ternyata tidak mudah mendapatkan siswa yang berbakat bidang itu. “Saya tetap mencari siswa yang berbakat bidang sastra untuk dioptimalkan pembinaannya,” kata Wayan Sugiana. Para pemenang lomba dan penyerahan hadiah akan diumumkan saat Apel Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10) mendatang. *k16
Salah seorang dewan juri menulis cerpen, I Gede Aries Pidrawan, mengatakan peserta lomba menulis cerpen sebanyak 34 siswa. Berdasarkan penilaiannya, kalimat yang ditulis nyambung, namun ide ceritanya kurang menarik dan judulnya kurang provokatif. “Belum ada siswa yang kelihatan berbakat menulis cerpen,” ungkap Aries Pidrawan, guru Bahasa Indonesia di SMA PGRI Amlapura. Mengarahkan bakat siswa menulis cerpen mesti diberikan pelatihan, pemahaman, dan teknis-teknis lainnya. Sehingga muncul ide yang kreatif, di samping penulisannya juga sesuai standar.
Menurutnya, menulis cerpen yang utama adalah memiliki keinginan menyampaikan sesuatu kepada pembaca yang dirumuskan dalam tema atau topik cerita. Kemudian tema dikembangkan melalui konflik-konflik atau masalah yang dihadapi tokoh-tokoh dalam cerita. Penyampaiannya perlu menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti pembaca. Selanjutnya memilih karakter tokoh, kemudian menulis garis besar cerita, alur cerita, dan menentukan latar cerita. Sedangkan juri baca pusi, I Wayan Pasek Antara mengatakan, dari 26 peserta hanya 2 peserta yang tampil memukau dan penuh penghayatan. Jika terus diasah, diyakini penampilannya semakin optimal.
Kasek SMAN 1 Amlapura Wayan Sugiana mengakui bakat siswa bidang sastra terbilang langka. Meski ada program bahasa dan ada ekstrakurikuler sastra, ternyata tidak mudah mendapatkan siswa yang berbakat bidang itu. “Saya tetap mencari siswa yang berbakat bidang sastra untuk dioptimalkan pembinaannya,” kata Wayan Sugiana. Para pemenang lomba dan penyerahan hadiah akan diumumkan saat Apel Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10) mendatang. *k16
Komentar