50 Orang Ikuti Pasraman Kilat
Sebanyak 50 orang anak-anak pasraman di wilayah DKI Jakarta mengikuti Pasraman Kilat Agama Hindu Provinsi DKI Jakarta yang berlangsung di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Gunung Salak, Bogor pada 25-27 Oktober.
JAKARTA, NusaBali
Menurut salah satu peserta dari pasraman Candra Praba, Jelambar, Jakarta Barat, I Nengah Widi Setio Aji, Pasraman Kilat diselenggarakan setiap tahun sekali.
"Sepuluh pasraman di DKI Jakarta mengirimkan perwakilannya. Total ada 50 orang mengikuti Pasraman Kilat ini. Dari 50 orang itu, empat dari pasraman Candra Praba," ujar Nengah Widi kepada NusaBali, Sabtu (26/10).
Empat orang tersebut, tiga diantaranya pernah mengikuti Kemah Pelajar Perdamaian 2019. Mereka adalah Paschen Ayu Genta Sarasvathi, I Made Dwi Puja Astuti dan dirinya sendiri. Sementara satu lagi Aryan Narayana. Selama mengikuti Pasraman Kilat, mereka berbaur dengan peserta lainnya. Disana kegiatan mereka berlangsung sejak pagi sampai malam hari.
Nengah Widi dkk mendapat beraneka macam pembekalan. Narasumbernya adalah ahli di bidang masing-masing. Materi yang mereka dapat antara lain tentang yoga untuk kesehatan, dharma caruban dalam teori dan praktik dan pencegahan radikalisme di kalangan remaja.Pada materi pencegahan radikalisme di kalangan remaja, kata Nengah Widi, seorang remaja harus bisa mengendalikan diri baik secara emosi. Kemudian spiritual dan intelektual juga harus seimbang agar kelak tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal tak baik.
"Oleh karena itu, mengendalikan diri, spritual dan intelektual perlu menyatu. Sebab, bila intelektual lebih bagus dari spiritual akan menyebabkan kesombongan yang nantinya berdampak tidak baik," jelas Nengah Widi.
Tak ketinggalan, remaja juga perlu menjaga budayanya agar tidak pupus. Dengan begitu, pikiran-pikiran untuk melakukan radikalisme tidak terlintas dibenak mereka. Mereka juga mendapatkan materi tentang membangun pribadi unggul berlandaskan weda agar kelak menjadi pemimpin berkarakter. *k22
"Sepuluh pasraman di DKI Jakarta mengirimkan perwakilannya. Total ada 50 orang mengikuti Pasraman Kilat ini. Dari 50 orang itu, empat dari pasraman Candra Praba," ujar Nengah Widi kepada NusaBali, Sabtu (26/10).
Empat orang tersebut, tiga diantaranya pernah mengikuti Kemah Pelajar Perdamaian 2019. Mereka adalah Paschen Ayu Genta Sarasvathi, I Made Dwi Puja Astuti dan dirinya sendiri. Sementara satu lagi Aryan Narayana. Selama mengikuti Pasraman Kilat, mereka berbaur dengan peserta lainnya. Disana kegiatan mereka berlangsung sejak pagi sampai malam hari.
Nengah Widi dkk mendapat beraneka macam pembekalan. Narasumbernya adalah ahli di bidang masing-masing. Materi yang mereka dapat antara lain tentang yoga untuk kesehatan, dharma caruban dalam teori dan praktik dan pencegahan radikalisme di kalangan remaja.Pada materi pencegahan radikalisme di kalangan remaja, kata Nengah Widi, seorang remaja harus bisa mengendalikan diri baik secara emosi. Kemudian spiritual dan intelektual juga harus seimbang agar kelak tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal tak baik.
"Oleh karena itu, mengendalikan diri, spritual dan intelektual perlu menyatu. Sebab, bila intelektual lebih bagus dari spiritual akan menyebabkan kesombongan yang nantinya berdampak tidak baik," jelas Nengah Widi.
Tak ketinggalan, remaja juga perlu menjaga budayanya agar tidak pupus. Dengan begitu, pikiran-pikiran untuk melakukan radikalisme tidak terlintas dibenak mereka. Mereka juga mendapatkan materi tentang membangun pribadi unggul berlandaskan weda agar kelak menjadi pemimpin berkarakter. *k22
1
Komentar