Polisi Buru Penggali Kubur Mayat Dicor
Adik korban sempat ingatkan agar tak bisnis jual beli mobil
PALEMBANG, NusaBali
Dua orang tukang gali kubur diduga terkait kasus pembunuhan Aprianita (51), seorang PNS yang mayatnya dicor di TPU Kandang Kawat, Palembang. Polisi sebelumnya sudah menangkap dua orang pelaku.
"Total pelaku ada empat orang, dua sudah kami tangkap," terang Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumsel, AKBP Yudhi Suhariadi, saat ditemui di Polda, Palembang, Sabtu (26/10) seperti dilansir detik.
Kedua pelaku yang sudah ditangkap yakni Yudi dan Ilyas. Yudi yang disebut sebagai otak pelaku, nekat menghabisi korban karena masalah utang dari bisnis jual-beli mobil. Sementara Ilyas karena ikut menjerat leher Anita dan diupah Rp 4 juta oleh Yudi. Polisi masih memburu dua tukang gali kubur yang diduga terlibat dalam kasus ini.
"IL (Ilyas) ini menerima upah, dia diajak sama si YD (Yudi). Sementara dua lagi masih kami kejar informasi memang kerja di sana (tukang gali kuburan), TPU Kandang Kawat," kata Yudhi Suhariadi.
Kedua pelaku yang kini diburu diduga berperan mengubur korban setelah dibunuh. Korban dikubur di TPU Kandang Kawat dengan kedalaman 30 cm, kemudian dicor semen. Setelah itu kedua pelaku diberi upah Rp 11 juta.
Adik kandung korban, Fetty Mardhiana, mengaku sempat berkomunikasi lewat seluler. Saat itu korban menyampaikan ingin bercerita masalahnya, namun tak kesampaian.
"Pukul 19.00 WIB Yuk Nita menghubungi aku, bilang ada yang mau diceritakan ke aku," terang Fetty ditemui di rumah duka di Jalan Angkatan 45 Palembang, Sabtu (26/10).
Dikatakan Fetty, saat berkomunikasi itu, ia mendengar ada suara beberapa pria. Diduga kuat saat itu sang kakak sudah berada di mobil bersama pelaku.
"Iya suara ramai di mobil, suara laki-laki. Mungkin takut didengar, ya sudah nanti dihubungi lagi dan telepon itu ditutup," kata Fetty.
Mendengar nada sang kakak gelisah, ia pun coba menghubungi korban sekitar 15 menit kemudian. Tapi seluler korban sudah tidak lagi aktif dan tidak lagi bisa dihubungi.
"Lima belas menit setelah itu aku coba hubungi lagi, udah tidak aktif. Dicoba terus dan memang nggak aktif lagi, aku panik ya. Sampai besoknya tidak ada kabar lagi," kata Fetty berkaca-kaca.
Diakui Fetty, korban pernah mengajak dirinya bisnis jual-beli mobil. Tetapi ia mengingatkan untuk waspada terkait maraknya kasus penipuan. Terakhir, korban diketahui tetap lanjut bisnis bersama Yudi. Tercatat dalam buku tabungan hampir Rp 200 jutaan dana ditarik, termasuk dana pinjaman.
Yudi merupakan salah satu pelaku yang ditangkap bersama Iyas. Yudi ditangkap dan disebut sebagai otak pelaku dalam kasus tersebut.
Feti berharap pelaku dapat dihukum setimpal atas perbuatannya tersebut, yakni hukuman mati. "Pelaku pantas dihukum mati. Mereka sadis. Selama ini kakak saya tidak memiliki masalah," kata Feti.
Sebelumnya, Yudi saat ditemui di Polda Sumsel mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena masalah utang. Ia mengaku punya utang Rp 100 juta lebih dari bisnis jual-beli mobil. Karena terus ditagih, pelaku kemudian panik. Ia berdiskusi dengan temannya hingga direncanakanlah pembunuhan 9 Oktober lalu.
Aksi pembunuhan sendiri terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.30 WIB. Setelah tewas, korban pun langsung dikubur dan dicor semen. Yudi mengaku dalam melaksanakan aksinya dia dibantu Novi, Ilyas dan Amir. *
"Total pelaku ada empat orang, dua sudah kami tangkap," terang Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumsel, AKBP Yudhi Suhariadi, saat ditemui di Polda, Palembang, Sabtu (26/10) seperti dilansir detik.
Kedua pelaku yang sudah ditangkap yakni Yudi dan Ilyas. Yudi yang disebut sebagai otak pelaku, nekat menghabisi korban karena masalah utang dari bisnis jual-beli mobil. Sementara Ilyas karena ikut menjerat leher Anita dan diupah Rp 4 juta oleh Yudi. Polisi masih memburu dua tukang gali kubur yang diduga terlibat dalam kasus ini.
"IL (Ilyas) ini menerima upah, dia diajak sama si YD (Yudi). Sementara dua lagi masih kami kejar informasi memang kerja di sana (tukang gali kuburan), TPU Kandang Kawat," kata Yudhi Suhariadi.
Kedua pelaku yang kini diburu diduga berperan mengubur korban setelah dibunuh. Korban dikubur di TPU Kandang Kawat dengan kedalaman 30 cm, kemudian dicor semen. Setelah itu kedua pelaku diberi upah Rp 11 juta.
Adik kandung korban, Fetty Mardhiana, mengaku sempat berkomunikasi lewat seluler. Saat itu korban menyampaikan ingin bercerita masalahnya, namun tak kesampaian.
"Pukul 19.00 WIB Yuk Nita menghubungi aku, bilang ada yang mau diceritakan ke aku," terang Fetty ditemui di rumah duka di Jalan Angkatan 45 Palembang, Sabtu (26/10).
Dikatakan Fetty, saat berkomunikasi itu, ia mendengar ada suara beberapa pria. Diduga kuat saat itu sang kakak sudah berada di mobil bersama pelaku.
"Iya suara ramai di mobil, suara laki-laki. Mungkin takut didengar, ya sudah nanti dihubungi lagi dan telepon itu ditutup," kata Fetty.
Mendengar nada sang kakak gelisah, ia pun coba menghubungi korban sekitar 15 menit kemudian. Tapi seluler korban sudah tidak lagi aktif dan tidak lagi bisa dihubungi.
"Lima belas menit setelah itu aku coba hubungi lagi, udah tidak aktif. Dicoba terus dan memang nggak aktif lagi, aku panik ya. Sampai besoknya tidak ada kabar lagi," kata Fetty berkaca-kaca.
Diakui Fetty, korban pernah mengajak dirinya bisnis jual-beli mobil. Tetapi ia mengingatkan untuk waspada terkait maraknya kasus penipuan. Terakhir, korban diketahui tetap lanjut bisnis bersama Yudi. Tercatat dalam buku tabungan hampir Rp 200 jutaan dana ditarik, termasuk dana pinjaman.
Yudi merupakan salah satu pelaku yang ditangkap bersama Iyas. Yudi ditangkap dan disebut sebagai otak pelaku dalam kasus tersebut.
Feti berharap pelaku dapat dihukum setimpal atas perbuatannya tersebut, yakni hukuman mati. "Pelaku pantas dihukum mati. Mereka sadis. Selama ini kakak saya tidak memiliki masalah," kata Feti.
Sebelumnya, Yudi saat ditemui di Polda Sumsel mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena masalah utang. Ia mengaku punya utang Rp 100 juta lebih dari bisnis jual-beli mobil. Karena terus ditagih, pelaku kemudian panik. Ia berdiskusi dengan temannya hingga direncanakanlah pembunuhan 9 Oktober lalu.
Aksi pembunuhan sendiri terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.30 WIB. Setelah tewas, korban pun langsung dikubur dan dicor semen. Yudi mengaku dalam melaksanakan aksinya dia dibantu Novi, Ilyas dan Amir. *
Komentar