Dikenal Angker, Krama Subak Ngaturang Banten Pemepes
Lokasi kegiatan rehabilitasi terowongan air di Sungai Yeh Song, Desa Ulian, Kecamatan Kintamani dikenal angker.
BANGLI, NusaBali
Diyakini terowongan air yang dibangun tahun 1976 itu merupakan istana wong samar. Untuk kelancaran pelebaranan terowongan, krama subak secara bergiliran ngaturang banten pemepes di lokasi proyek. Diameter terowongan setelah mengalami pelebaran yakni lebar 80 cm tinggi 196 cm.
Kelian Subak Gunung Mekar Merta Sari, Desa Bunutin, Made Arsana mengatakan terowongan air sepanjang 1,5 km tersebut adalah prakarsa kakeknya, Nang Pelung. Inspirasi kakeknya membuat terowongan air adalah untuk mengatasi krisis air pertanian di Desa Bunutin. “Sumber air Tukad Yeh Song di Desa Ulian. Pembangunan terowongan ini dengan membedah daerah perbukitan,” ujar Made Arsana.
Pembuatan terowongan air dimulai sekitar tahun 1970- an, tuntas sekitar tahun 1976. Membedah lapisan tanah padat tersebut memanfaatkan ahli membuat terowongan yakni Nang Brati asal Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Gianyar dan Nang Badung asal Dusun Singaperang, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar. Sementara kakeknya, Nang Pelung dikenal memiliki kemampuan lebih, tugasnya menentukan jalur terowongan air.
Lokasi dibangunnya terowongan dikenal angker, diyakini sebagai istana wong samar. “Dulu untuk menuju hulu terowongan di sungai Yeh Song merupakan areal hutan dan sangat jarang warga berani melintas ke sana,” ungkap Made Arsana. Karena dikenal angker, agar proses pengerjaan terowongan air waktu itu lancar, Nang Pelung bertugas memindahkan wong samar dengan upacara. “Kalau diibaratkan seperti manusia, karena lahan tempat tinggal mereka kena proyek, maka mereka harus direlokasi,” imbuh Made Darsana didampingi Wayan Darpa.
Kegiatan revitalisasi saluran irigasi diawali dengan upacara ngeruak oleh krama subak. Setiap harinya secara bergiliran krama subak ngaturang banten pemepes di lokasi proyek. “Tujuannya agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam pengerjaan proyek,” katanya. Terpisah Kasi Sumber Daya air Dinas PUPR Perkim Bangli, IB Adnyana mengatakan, kegiatan fisik tersebut sudah dimulai sejak pertengahan September dengan alokasi dana Rp 10.866.154.726. Item pekerjaan fisik yakni pelebaran terowongan dan pembuatan bendung lokasinya di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani. “Sebelum dilebarkan untuk masuk terowongan harus merangkak, setelah dilebarkan dan ditinggikan bisa bergerak bebas di dalam terowongan air,” imbuhnya. *esa
Kelian Subak Gunung Mekar Merta Sari, Desa Bunutin, Made Arsana mengatakan terowongan air sepanjang 1,5 km tersebut adalah prakarsa kakeknya, Nang Pelung. Inspirasi kakeknya membuat terowongan air adalah untuk mengatasi krisis air pertanian di Desa Bunutin. “Sumber air Tukad Yeh Song di Desa Ulian. Pembangunan terowongan ini dengan membedah daerah perbukitan,” ujar Made Arsana.
Pembuatan terowongan air dimulai sekitar tahun 1970- an, tuntas sekitar tahun 1976. Membedah lapisan tanah padat tersebut memanfaatkan ahli membuat terowongan yakni Nang Brati asal Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Gianyar dan Nang Badung asal Dusun Singaperang, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar. Sementara kakeknya, Nang Pelung dikenal memiliki kemampuan lebih, tugasnya menentukan jalur terowongan air.
Lokasi dibangunnya terowongan dikenal angker, diyakini sebagai istana wong samar. “Dulu untuk menuju hulu terowongan di sungai Yeh Song merupakan areal hutan dan sangat jarang warga berani melintas ke sana,” ungkap Made Arsana. Karena dikenal angker, agar proses pengerjaan terowongan air waktu itu lancar, Nang Pelung bertugas memindahkan wong samar dengan upacara. “Kalau diibaratkan seperti manusia, karena lahan tempat tinggal mereka kena proyek, maka mereka harus direlokasi,” imbuh Made Darsana didampingi Wayan Darpa.
Kegiatan revitalisasi saluran irigasi diawali dengan upacara ngeruak oleh krama subak. Setiap harinya secara bergiliran krama subak ngaturang banten pemepes di lokasi proyek. “Tujuannya agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam pengerjaan proyek,” katanya. Terpisah Kasi Sumber Daya air Dinas PUPR Perkim Bangli, IB Adnyana mengatakan, kegiatan fisik tersebut sudah dimulai sejak pertengahan September dengan alokasi dana Rp 10.866.154.726. Item pekerjaan fisik yakni pelebaran terowongan dan pembuatan bendung lokasinya di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani. “Sebelum dilebarkan untuk masuk terowongan harus merangkak, setelah dilebarkan dan ditinggikan bisa bergerak bebas di dalam terowongan air,” imbuhnya. *esa
Komentar