Virus Hepatitis Mematikan
Virus hepatitis adalah salah satu virus mematikan di dunia, dengan jumlah korban jiwa sebanyak korban AIDS atau tuberkulosis (TBC), demikian laporan penelitian yang diterbitkan jurnal kesehatan, The Lancet.
Laporan ini memperkirakan infeksi hepatitis dan komplikasinya merenggut 1,45 juta jiwa pada 2013, walaupun tersedia vaksin dan perawatan untuk para penderita hepatitis. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan adanya jumlah kematian yang terkait dengan AIDS sebesar 1,2 juta jiwa pada 2014, sedangkan TBC sebesar 1,5 juta jiwa.
WHO telah mencanangkan strategi global untuk menanggulangi virus hepatitis. Dan tanggal 28 Juli diperingati sebgai Hari Hepatitis Sedunia. Virus hepatitis yang dimaksud di sini termasuk dalam semua lima jenis (dikenal dengan A, B, C, D, E). Beberapa di antaranya dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh sedangkan hepatitis A dan E ditularkan karena makanan atau air yang terkontaminasi. Kasus kematian di dunia kebanyakan karena hepatitis B dan C yang merusak organ hati serta menyebabkan kanker hati. Mereka yang terjangkit virus ini tidak menyadari dampak jangka panjangnya hingga terlalu terlambat.
Para ilmuwan dari Imperial College London dan Universitas Washington memeriksa data dari 183 negara yang terkumpul antara 1990 hingga 2013. Mereka menemukan jumlah kematian terkait virus hepatitis yang meningkat lebih dari 60% selama lebih dari dua dasawarsa, sebagian karena peningkatan jumlah populasi penduduk. Namun, kematian dari penyakit-penyakit seperti TBC dan malaria menurun. Dr Graham Cooke dari Imperial College London mengatakan temuan ini mengejutkan.
"Walaupun ada perawatan efektif dan vaksin untuk virus hepatitis, namun masih sedikit dana untuk memberikan perawatan dan vaksin ini kepada penderita, khususnya jika dibandingkan dengan malaria, HIV/AIDS, dan TBC," katanya. Penelitian ini mencerminkan kasus terbesar terjadi di Asia Timur. Namun, tidak seperti penyakit-penyakit lainnya, tingkat kematian dari virus hepatitis lebih tinggi ditemukan di negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan rendah.
Strategi penanggulangan hepatitis oleh WHO, yang dimulai pada Mei 2016, menargetkan penurunan kasus-kasus baru hepatitis B dan C sebesar 30% sebelum 2020 juga penurunan tingkat kematian sebesar 10%. WHO mengatakan negara-negara dan organisasi-organisasi kesehatan perlu memperluas program vaksinasi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu hamil kepada janinnya Serta meningkatkan akses perawatan hepatitis B dan C.
Menurut WHO, hepatitis adalah kondisi peradangan hati. Peradangan ini dapat terbatas atau berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Virus adalah penyebab paling umum hepatitis. Tetapi, infeksi hati atau liver juga dapat dipicu oleh zat beracun (misalnya alkohol dan obat-obatan tertentu). Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan hepatitis. Ada lima jenis virus hepatitis, disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Kelima jenis virus ini menjadi perhatian, karena beban penyakit dan kematian yang mereka bawa, serta berpotensi menyebabkan wabah dan epidemi.
Secara khusus, jenis B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan menjadi penyebab paling umum sirosis (pengerasan) dan kanker hati. Infeksi virus hepatitis dapat terjadi dengan tanpa gejala, sedikit gejala, atau dengan gejala nyata seperti penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), urin berwarna gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut, hilang nafsu makan dan pada hepatitis B kadang disertai sakit di persendian.
- Virus hepatitis A (HAV)
Ada di dalam tinja orang yang terinfeksi dan paling sering ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Kontak seksual juga dapat menjadi media penyebar HAV. Dalam banyak kasus ringan, penderita bisa pulih dan kemudian kebal terhadap HAV.
Namun, infeksi HAV yang parah daapat mengancam kehidupan. Ada banyak orang di daerah dengan sanitasi buruk, terinfeksi virus ini. Saat ini, sudah tersedia vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah HAV. Anda bisa menanyakan kepada dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkannya.
- Virus hepatitis B (HBV)
Ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi melalui transfusi atau produk darah yang terkena virus, alat medis dan jarum suntik narkoba dan tato yang terkontaminasi, air mani, serta cairan tubuh lainnya. HBV juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat proses persalinan dan dari anggota keluarga yang terinfeksi ke bayi atau anak usia dini. Vaksin yang aman dan efektif juga sudah tersedia untuk mencegah HBV.
- Virus hepatitis C (HCV)
Sedangkan, sebagian besar virus hepatitis C (HCV) ditularkan melalui paparan darah. Hal ini bisa terjadi melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi, jarum atau suntikan yang terkontaminasi. Transmisi seksual juga bisa menyebarkan HCV tapi jarang terjadi. Sayangnya, belum ada vaksin untuk mencegah HCV, pengadaan vaksin masih dalam tahap penelitian.
- Virus hepatitis D (HDV)
Infeksi virus hepatitis D (HDV) hanya terjadi pada mereka yang terinfeksi HBV. Infeksi ganda HDV dan HBV dapat mengakibatkan penyakit yang lebih serius. Tapi, vaksin hepatitis B juga memberikan perlindungan terhadap HDV.
- Virus hepatitis E (HEV)
Virus hepatitis E (HEV) sebagian besar ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. HEV merupakan penyebab umum dari wabah hepatitis di negara-negara berkembang. Vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi HEV telah dikembangkan, tetapi tidak banyak tersedia.
Dapatkah hepatitis diobati? Jika Anda menderita hepatitis A, dokter akan memeriksa lebih dulu seberapa baiknya liver bisa bekerja. Jika infeksinya ringan dan kekebalan tubuh Anda prima, liver akan membaik, biasanya dalam waktu dua bulan. Jika sudah parah, belum ada obat untuk menyembuhkannya, demikian yang dilansir dari situs kesehatan WebMD.
Untuk hepatitis B, kondisi infeksi ringan dapat membaik dengan sendirinya berkat sistem imunitas tubuh. Pengobatan antivirus dapat digunakan untuk membantu penyembuhan, namun hanya diberikan pada infeksi yang sudah parah.
Meski sudah diobati, virus tetap ada di dalam tubuh hanya saja tidak aktif. Virus ini bisa aktif lagi jika sistem imun Anda rendah atau pada kasus khusus tertentu seperti penggunaan obat jenis imuno supresif, lansia atau pengidap HIV.
Hepatitis merupakan peradangan sel-sel hati akibat infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak berlebihan, dan penyakit autoimun.
Penularan vertikal dari ibu hamil positif hepatitis ke janin yang dikandung menjadi cara penularan hepatitis B terbanyak di Indonesia. Bayi yang terinfeksi dari ibunya akan hidup dengan virus itu dalam tubuhnya seumur hidup.
Seperti berbagai penyakit kronik lainnya, kunci pengobatan hepatitis B dan C adalah pemeriksaan dini. Semakin awal terdeteksi, makin kecil risiko penyakitnya berkembang menjadi kronis dan berujung pada pengerasan hati, bahkan kanker hati.Pemeriksaan hepatitis bisa dilakukan di laboratorium.
Seperti dikutip dari NHS.uk, hampir semua jenis hepatitis memiliki gejala yang mirip. Gejala itu antara lain:
- Demam
- Nyeri otot dan persendian
- Kelelahan
- Mual
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Nyeri perut
Gejala lainnya antara lain kulit tampak kekuningan dan mata putih. Selain itu, terkadang warna tinja pun menjadi abu-abu dan kaki mulai bengkak. Bila gejala-gejala tersebut menetap dan Anda memiliki faktor risiko tertular hepatitis, segera periksakan ke dokter. */beragam sumber
WHO telah mencanangkan strategi global untuk menanggulangi virus hepatitis. Dan tanggal 28 Juli diperingati sebgai Hari Hepatitis Sedunia. Virus hepatitis yang dimaksud di sini termasuk dalam semua lima jenis (dikenal dengan A, B, C, D, E). Beberapa di antaranya dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh sedangkan hepatitis A dan E ditularkan karena makanan atau air yang terkontaminasi. Kasus kematian di dunia kebanyakan karena hepatitis B dan C yang merusak organ hati serta menyebabkan kanker hati. Mereka yang terjangkit virus ini tidak menyadari dampak jangka panjangnya hingga terlalu terlambat.
Para ilmuwan dari Imperial College London dan Universitas Washington memeriksa data dari 183 negara yang terkumpul antara 1990 hingga 2013. Mereka menemukan jumlah kematian terkait virus hepatitis yang meningkat lebih dari 60% selama lebih dari dua dasawarsa, sebagian karena peningkatan jumlah populasi penduduk. Namun, kematian dari penyakit-penyakit seperti TBC dan malaria menurun. Dr Graham Cooke dari Imperial College London mengatakan temuan ini mengejutkan.
"Walaupun ada perawatan efektif dan vaksin untuk virus hepatitis, namun masih sedikit dana untuk memberikan perawatan dan vaksin ini kepada penderita, khususnya jika dibandingkan dengan malaria, HIV/AIDS, dan TBC," katanya. Penelitian ini mencerminkan kasus terbesar terjadi di Asia Timur. Namun, tidak seperti penyakit-penyakit lainnya, tingkat kematian dari virus hepatitis lebih tinggi ditemukan di negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan rendah.
Strategi penanggulangan hepatitis oleh WHO, yang dimulai pada Mei 2016, menargetkan penurunan kasus-kasus baru hepatitis B dan C sebesar 30% sebelum 2020 juga penurunan tingkat kematian sebesar 10%. WHO mengatakan negara-negara dan organisasi-organisasi kesehatan perlu memperluas program vaksinasi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu hamil kepada janinnya Serta meningkatkan akses perawatan hepatitis B dan C.
Menurut WHO, hepatitis adalah kondisi peradangan hati. Peradangan ini dapat terbatas atau berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Virus adalah penyebab paling umum hepatitis. Tetapi, infeksi hati atau liver juga dapat dipicu oleh zat beracun (misalnya alkohol dan obat-obatan tertentu). Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan hepatitis. Ada lima jenis virus hepatitis, disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Kelima jenis virus ini menjadi perhatian, karena beban penyakit dan kematian yang mereka bawa, serta berpotensi menyebabkan wabah dan epidemi.
Secara khusus, jenis B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan menjadi penyebab paling umum sirosis (pengerasan) dan kanker hati. Infeksi virus hepatitis dapat terjadi dengan tanpa gejala, sedikit gejala, atau dengan gejala nyata seperti penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), urin berwarna gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut, hilang nafsu makan dan pada hepatitis B kadang disertai sakit di persendian.
- Virus hepatitis A (HAV)
Ada di dalam tinja orang yang terinfeksi dan paling sering ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Kontak seksual juga dapat menjadi media penyebar HAV. Dalam banyak kasus ringan, penderita bisa pulih dan kemudian kebal terhadap HAV.
Namun, infeksi HAV yang parah daapat mengancam kehidupan. Ada banyak orang di daerah dengan sanitasi buruk, terinfeksi virus ini. Saat ini, sudah tersedia vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah HAV. Anda bisa menanyakan kepada dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkannya.
- Virus hepatitis B (HBV)
Ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi melalui transfusi atau produk darah yang terkena virus, alat medis dan jarum suntik narkoba dan tato yang terkontaminasi, air mani, serta cairan tubuh lainnya. HBV juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat proses persalinan dan dari anggota keluarga yang terinfeksi ke bayi atau anak usia dini. Vaksin yang aman dan efektif juga sudah tersedia untuk mencegah HBV.
- Virus hepatitis C (HCV)
Sedangkan, sebagian besar virus hepatitis C (HCV) ditularkan melalui paparan darah. Hal ini bisa terjadi melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi, jarum atau suntikan yang terkontaminasi. Transmisi seksual juga bisa menyebarkan HCV tapi jarang terjadi. Sayangnya, belum ada vaksin untuk mencegah HCV, pengadaan vaksin masih dalam tahap penelitian.
- Virus hepatitis D (HDV)
Infeksi virus hepatitis D (HDV) hanya terjadi pada mereka yang terinfeksi HBV. Infeksi ganda HDV dan HBV dapat mengakibatkan penyakit yang lebih serius. Tapi, vaksin hepatitis B juga memberikan perlindungan terhadap HDV.
- Virus hepatitis E (HEV)
Virus hepatitis E (HEV) sebagian besar ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. HEV merupakan penyebab umum dari wabah hepatitis di negara-negara berkembang. Vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi HEV telah dikembangkan, tetapi tidak banyak tersedia.
Dapatkah hepatitis diobati? Jika Anda menderita hepatitis A, dokter akan memeriksa lebih dulu seberapa baiknya liver bisa bekerja. Jika infeksinya ringan dan kekebalan tubuh Anda prima, liver akan membaik, biasanya dalam waktu dua bulan. Jika sudah parah, belum ada obat untuk menyembuhkannya, demikian yang dilansir dari situs kesehatan WebMD.
Untuk hepatitis B, kondisi infeksi ringan dapat membaik dengan sendirinya berkat sistem imunitas tubuh. Pengobatan antivirus dapat digunakan untuk membantu penyembuhan, namun hanya diberikan pada infeksi yang sudah parah.
Meski sudah diobati, virus tetap ada di dalam tubuh hanya saja tidak aktif. Virus ini bisa aktif lagi jika sistem imun Anda rendah atau pada kasus khusus tertentu seperti penggunaan obat jenis imuno supresif, lansia atau pengidap HIV.
Hepatitis merupakan peradangan sel-sel hati akibat infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak berlebihan, dan penyakit autoimun.
Penularan vertikal dari ibu hamil positif hepatitis ke janin yang dikandung menjadi cara penularan hepatitis B terbanyak di Indonesia. Bayi yang terinfeksi dari ibunya akan hidup dengan virus itu dalam tubuhnya seumur hidup.
Seperti berbagai penyakit kronik lainnya, kunci pengobatan hepatitis B dan C adalah pemeriksaan dini. Semakin awal terdeteksi, makin kecil risiko penyakitnya berkembang menjadi kronis dan berujung pada pengerasan hati, bahkan kanker hati.Pemeriksaan hepatitis bisa dilakukan di laboratorium.
Seperti dikutip dari NHS.uk, hampir semua jenis hepatitis memiliki gejala yang mirip. Gejala itu antara lain:
- Demam
- Nyeri otot dan persendian
- Kelelahan
- Mual
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Nyeri perut
Gejala lainnya antara lain kulit tampak kekuningan dan mata putih. Selain itu, terkadang warna tinja pun menjadi abu-abu dan kaki mulai bengkak. Bila gejala-gejala tersebut menetap dan Anda memiliki faktor risiko tertular hepatitis, segera periksakan ke dokter. */beragam sumber
Komentar