Guide Lokal Besakih Dibekali Ilmu Mitigasi Bencana
BPBD dan Dinas Pariwisata Karangasem bekali guide lokal di kawasan Pura Besakih dengan ilmu mitigasi bencana.
AMLAPURA, NusaBali
Pembekalan digelar di Taman Edelweis, Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (27/10). Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB III) di luar radius 4 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung diimbau pakai topi dan pakaian lengan panjang agar tidak kena abu vulkanik jika terjadi erupsi.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa mengatakan ciri-ciri Gunung Agung akan mengalami erupsi yakni tingkat kegempaan meningkat tajam, apalagi tinggal di KRB III, gempa sangat terasa setiap saat. Selama sehari gempa mencapai ratusan ribu. Juga terdengar suara gemuruh dan lebih sering terjadi hembusan dan kepulan asap berupa material abu vulkanik. “Asal ada material yang keluar dari puncak kawah Gunung Agung, entah itu abu, pasir, kerikil atau yang lainnya, berarti Gunung Agung erupsi," jelas Ida Ketut Arimbawa.
Jika Gunung Agung mengepulkan asap, mengeluarkan gas belerang, belum erupsi. Satu hal yang paling membahayakan adalah keluarnya gas beracun dari puncak kawah Gunung Agung mencapai jutaan kilogram, terutama gas belerang. “Itu juga yang perlu diwaspadai, gas belerang yang keluar dalam jumlah banyak sangat membahayakan nyawa manusia, makanya perlu mengungsi menjauhi KRB III,” katanya. Materi yang disampaikan kepada pramuwisata lokal diharapkan digetoktularkan ke masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata I Ketut Sedana Mertha mengatakan, Festival Pesona Edelweiss sebagai awal untuk melangkah lebih maju. Kemajuan agar bisa dicapai secara terpadu, mulai dari pengelolaan taman, meningkatkan sumber daya manusia, termasuk meningkatkan kemampuan pramuwisata lokal. Apalagi beraktivitas di KRB III, yang rentang kena dampak langsung dari erupsi Gunung Agung. Munculnya Taman Edelweiss tak lepas dari hikmah Gunung Agung erupsi. Warga setempat bangkit melakukan inovasi, mendirikan objek wisata dengan mengoptimalkan potensi padang kasna. *k16
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa mengatakan ciri-ciri Gunung Agung akan mengalami erupsi yakni tingkat kegempaan meningkat tajam, apalagi tinggal di KRB III, gempa sangat terasa setiap saat. Selama sehari gempa mencapai ratusan ribu. Juga terdengar suara gemuruh dan lebih sering terjadi hembusan dan kepulan asap berupa material abu vulkanik. “Asal ada material yang keluar dari puncak kawah Gunung Agung, entah itu abu, pasir, kerikil atau yang lainnya, berarti Gunung Agung erupsi," jelas Ida Ketut Arimbawa.
Jika Gunung Agung mengepulkan asap, mengeluarkan gas belerang, belum erupsi. Satu hal yang paling membahayakan adalah keluarnya gas beracun dari puncak kawah Gunung Agung mencapai jutaan kilogram, terutama gas belerang. “Itu juga yang perlu diwaspadai, gas belerang yang keluar dalam jumlah banyak sangat membahayakan nyawa manusia, makanya perlu mengungsi menjauhi KRB III,” katanya. Materi yang disampaikan kepada pramuwisata lokal diharapkan digetoktularkan ke masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata I Ketut Sedana Mertha mengatakan, Festival Pesona Edelweiss sebagai awal untuk melangkah lebih maju. Kemajuan agar bisa dicapai secara terpadu, mulai dari pengelolaan taman, meningkatkan sumber daya manusia, termasuk meningkatkan kemampuan pramuwisata lokal. Apalagi beraktivitas di KRB III, yang rentang kena dampak langsung dari erupsi Gunung Agung. Munculnya Taman Edelweiss tak lepas dari hikmah Gunung Agung erupsi. Warga setempat bangkit melakukan inovasi, mendirikan objek wisata dengan mengoptimalkan potensi padang kasna. *k16
1
Komentar