Unggah Foto Syur saat Mandi, Tetangga Dipolisikan
Viral di FB, Keluarga Korban Tidak Terima
Saat itu, korban sudah bilang kepada pelaku agar menghapus fotonya dan jangan sampai mengunggah di FB. Tetapi nyatanya, pelaku tidak menghiraukan.
NEGARA, NusaBali
Seorang warga Banjar Sekar Pancasari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, I Putu ESY, 28, belakangan terancam dilaporkan ke pihak Kepolisian oleh keluarga tetangganya. Hal ini menyusul ulah iseng I Putu ESY, yang mengunggah foto dua orang perempuan tetangganya dalam keadaan telanjang dada saat mandi di sungai, pada akun Facebook (FB) pribadinya.
Berdasar informasi, Senin (28/10), I Putu ESY yang sudah berkeluarga, ini sebelumnya memfoto dua orang perempuan tetangganya saat mandi di Sungai Pancasari, itu menggunakan kamera HP miliknya, Sabtu (26/10) sore lalu. Berselang beberapa jam, foto dua wanita dalam keadaan telanjang dada yang tidak lain merupakan tetangga pelaku, yakni Ni Made AS, 50, dan Ni Wayan HA, 30, itu diunggah pelaku di akun FB-nya, dengan mengisi caption ‘efek kerink’.
Tal ayal, unggahan dua wanita dalam keadaan telanjang dada saat mandi di sungai, dan terlihat jelas buah dada kedua perempuan yang merupakan mertua dan menantu, itu pun menjadi viral. Meski bagian wajah kedua perempuan tetangganya, itu berusaha disamarkan pelaku, namun unggahan foto yang akhirnya sampai ke tangan suami dari Ni Wayan HA, dan dua anak Ni Made AS, itu membuat pihak keluarga korban tidak terima dengan tindakan pelaku tersebut.
“Waktu difoto pelaku, kedua korban tahu kalau pelaku sedang berusaha mencuri foto mereka. Saat itu, korban sudah bilang kepada pelaku agar menghapus fotonya, itu dan jangan sampai mengunggah di FB. Tetapi nyatanya, pelaku tidak menghiraukan, makanya keluarga korban tidak terima. Apalagi banyak orang yang menscreenshot foto, itu dan banyak tersebar di WA,” ujar salah satu sumber warga Mendoyo Dauh Tukad.
Saat mengetahui unggahan foto tersebut, dari pihak keluarga korban sempat melabrak pelaku ke rumahnya, agar menghapus unggah foto senonoh tersebut. Meski pelaku sudah langsung menghapus unggahan foto, itu dan meminta maaf, namun dari pihak keluarga korban yang mengetahui foto itu sudah viral, bersikukuh menuntut pelaku. “Sabtu malam itu juga langsung dilakukan mediasi Kelian Banjar. Tetapi dari pihak keluarga korban, tetap tidak terima, dan katanya mau lapor polisi,” ucapnya.
Perbekel Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana, dikonfirmasi Senin kemarin, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, sudah berusaha dilakukan mediasi di tingkat Banjar, namun tidak membuahkan kesepakatan damai antara pelaku dengan keluarga korban.
Setelah dari Banjar, Senin pagi kemarin, juga sudah berusaha dilakukan mediasi di tingkat Desa, dan tetap gagal. “Keluarga korban tetap tidak terima dengan permasalah, itu jika diselesaikan secara kekeluargaan. Mereka tidak terima karena merasa sudah menyangkut harga diri keluarga, dan keluarga korban katanya akan melapor ke Polisi,” ujarnya.
Berkaitan dengan kasus tersebut, pihaknya yang sudah berusaha memberikan kesempatan mediasi, namun tidak membuahkan kesepakatan damai, tetap menyerahkan keputusan terhadap keluarga korban. Namun, pihaknya berharap kasus, ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh warganya, agar bijak dalam menggunakan media sosial, dan tidak membuat hal-hal yang bisa menimbulkan persoalan hukum. “Kalau memang keluarga korban tetap melapor ke Polisi, kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat Kepolisian, karena mediasi di banjar dan di desa sudah tidak ada kesepakatan damai,” ucapnya.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, Ipda Gusti Ngurah Artha Kumara, Senin kemarin, mengatakan, sementara belum ada menerima laporan terkait dugaan kasus penyebaran foto senonoh tersebut. Pihaknya sendiri belum mengetahui secara jelas kasusnya, dan akan segera mengecek lebih lanjut. “Belum ada laporan yang kami terima. Coba nanti saya cek kembali,” ujarnya. *ode
Berdasar informasi, Senin (28/10), I Putu ESY yang sudah berkeluarga, ini sebelumnya memfoto dua orang perempuan tetangganya saat mandi di Sungai Pancasari, itu menggunakan kamera HP miliknya, Sabtu (26/10) sore lalu. Berselang beberapa jam, foto dua wanita dalam keadaan telanjang dada yang tidak lain merupakan tetangga pelaku, yakni Ni Made AS, 50, dan Ni Wayan HA, 30, itu diunggah pelaku di akun FB-nya, dengan mengisi caption ‘efek kerink’.
Tal ayal, unggahan dua wanita dalam keadaan telanjang dada saat mandi di sungai, dan terlihat jelas buah dada kedua perempuan yang merupakan mertua dan menantu, itu pun menjadi viral. Meski bagian wajah kedua perempuan tetangganya, itu berusaha disamarkan pelaku, namun unggahan foto yang akhirnya sampai ke tangan suami dari Ni Wayan HA, dan dua anak Ni Made AS, itu membuat pihak keluarga korban tidak terima dengan tindakan pelaku tersebut.
“Waktu difoto pelaku, kedua korban tahu kalau pelaku sedang berusaha mencuri foto mereka. Saat itu, korban sudah bilang kepada pelaku agar menghapus fotonya, itu dan jangan sampai mengunggah di FB. Tetapi nyatanya, pelaku tidak menghiraukan, makanya keluarga korban tidak terima. Apalagi banyak orang yang menscreenshot foto, itu dan banyak tersebar di WA,” ujar salah satu sumber warga Mendoyo Dauh Tukad.
Saat mengetahui unggahan foto tersebut, dari pihak keluarga korban sempat melabrak pelaku ke rumahnya, agar menghapus unggah foto senonoh tersebut. Meski pelaku sudah langsung menghapus unggahan foto, itu dan meminta maaf, namun dari pihak keluarga korban yang mengetahui foto itu sudah viral, bersikukuh menuntut pelaku. “Sabtu malam itu juga langsung dilakukan mediasi Kelian Banjar. Tetapi dari pihak keluarga korban, tetap tidak terima, dan katanya mau lapor polisi,” ucapnya.
Perbekel Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana, dikonfirmasi Senin kemarin, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, sudah berusaha dilakukan mediasi di tingkat Banjar, namun tidak membuahkan kesepakatan damai antara pelaku dengan keluarga korban.
Setelah dari Banjar, Senin pagi kemarin, juga sudah berusaha dilakukan mediasi di tingkat Desa, dan tetap gagal. “Keluarga korban tetap tidak terima dengan permasalah, itu jika diselesaikan secara kekeluargaan. Mereka tidak terima karena merasa sudah menyangkut harga diri keluarga, dan keluarga korban katanya akan melapor ke Polisi,” ujarnya.
Berkaitan dengan kasus tersebut, pihaknya yang sudah berusaha memberikan kesempatan mediasi, namun tidak membuahkan kesepakatan damai, tetap menyerahkan keputusan terhadap keluarga korban. Namun, pihaknya berharap kasus, ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh warganya, agar bijak dalam menggunakan media sosial, dan tidak membuat hal-hal yang bisa menimbulkan persoalan hukum. “Kalau memang keluarga korban tetap melapor ke Polisi, kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat Kepolisian, karena mediasi di banjar dan di desa sudah tidak ada kesepakatan damai,” ucapnya.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, Ipda Gusti Ngurah Artha Kumara, Senin kemarin, mengatakan, sementara belum ada menerima laporan terkait dugaan kasus penyebaran foto senonoh tersebut. Pihaknya sendiri belum mengetahui secara jelas kasusnya, dan akan segera mengecek lebih lanjut. “Belum ada laporan yang kami terima. Coba nanti saya cek kembali,” ujarnya. *ode
Komentar