Bendera Jatuh Usai Dikerek, Tentara Panjat Tiang
Peristiwa unik sekaligus menegangkan terjadi saat apel peringatan 91 Tahun Sumpah Pemuda di Lapangan Astina Raya Gianyar, Senin (28/10) pagi.
GIANYAR, NuasBali
Masalahnya, Bendera Merah Putih tiba-tiba jatuh setelah dikerek naik, gara-gara kaitnya lepas dari tali penggerek. Apel peringatan 91 Tahun Sumpah Pemuda di Lapangan Astina Raya Gianyar, Senin pagi pukul 08.00 Wita, dihadiri Bupati I Made ‘Agus’ Mahayastra yang sekaligus bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup). Awalnya, pelaksanaan apel bendera berlangsung tertib dan lancar. Pasukan Pengkibar Bendera (Paskibra) pun menjalankan tugasnya dengan baik, hingga bendera sempat berkibar sejenak di ujung atas tiang.
Namun, suasana mendadak berubah tegang. Masalahnya, bendera yang sudah sempat berkibar, tiba-tiba jatuh lantaran kaitannya lepas dari tali penggerek. Seketika itu pula bendera ditangkap oleh dua petugas penggerek, sehingga tidak sampai tergelatk ke tanah. Bendera pun dibentangkan kembali untuk dikerek ke atas lagi.
Peristiwa unik ini kontan bikin kaget ratusan peserta apel bendera, termasuk undangan yang duduk di Tribun VIP Lapangan Astina Raya Gianyar. Bukan hanya Paskibra yang panik, namun juga Bagian Tata Pemerintahan dan Bagian Administrasi Pimpinan Setda Gianyar selaku protokol kegiatan apel.
Bupat Agus Mahayastra selaku Irup Apel Bendara kemarin pun langsung memerintahkan Paskibra melipat kembali bendera. Kemudian, Paskibra diminta membawa bendera untuk kembali ke tempat semula. Bupati Agus Mahayastra juga perintahkan Sekda Gianyar, Made Wisnu Wijaya, mengambil langkah darurat untuk mengambil kait bendera yang masih nyantol ujung atas tiang.
Selanjutnya, Sekda Wisnu Wijaya memerintahkan petugas Dinas Perhubungan Gianyar mendatangkan Truk Tower ke lapangan. Di kotak Truk Tower itu, seorang petugas Dinas Perhubungan naik sambil membawa jala untuk melepas kait bendera yang nyantol di ujung atas tiang.
Pada saat bersamaan, seorang anggota TNI dari Yon Zipur Gianyar, Prada Zainal, membuka baju dinasnya untuk berinisiatif mengambil kait bendera dimaksud. Prada Zainal hanya mengenakan baju kaos loreng TNI dan celana pendek hitam saat memanjat tiang bendera, Namun, kait bendaera lebih dulu berhasil diambil dengan jala oleh petugas Dihub. Proses evakuasi kait bendera ini disaksikan langsung para undangan VIP, yang rata-rata turun dari tribun utama dan mendekat ke tiang ben-dera.
Setelah evakuasi selesai, Paskibra kembali menaikkan Bendera Merah Putih dengan iringan marching band dan tanda penghormatan oleh seluruh peserta apel. Begitu bendera berhasil berkibar di ujung atas tiang, langsung disambut tepuk tangan oleh Irup Agus Mahayastra dan para undangan.
Usai upacara, Bupati Agus Mahayastra langsung mengajak Prada Zainal untuk naik ke Tribun VIP Lapangan Astina Raya Gianyar. Bupati Agus Mahayastra yang didampingi Wabkil Bupati AA Gde Mayun, Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, dan Wakil Ketua DPRD Gianyar IGN Anom Masta, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Prada Zainal, yang telah naik tiang bendera untuk mengambil pengait.
Menurut Agus Mahayastra, saat bendara jatuh dan dibentangkan lagi, dirinya selaku Irup terpaksa ambil keputusan dengan memerintahkan Paskibra meninggalkan lapangan. Sebab, dia melihat wajah anggota Paskibra seperti mau nangis, dalam kondisi tangan gemetar. “Jika apel dilajutkan dengan kondisi seperti itu, mereka seolah-olah dihukum bersama,” jelas Agus Mahayastra.
Menurut Agus Mahayastra, peristiwa seperti ini bisa terjadi di mana dan kapan saja. Kejadian ini layak jadi pembelajaran bersama dalam setiap pelaksanaan apel bendera. ‘’Harusnya, penyelanggara upacara memeriksa terlebih dulu bendera yang akan dinaikkan. Ternyata, di bendera ini tak ada talinya, hanya pakai tali dari jaritan kain,” sesal Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Dia juga tidak menyalahkan Plt Kabag Tata Pemerintahan Setda Gianyar, AA Putri Ari, selaku leading sector apel seperti ini. “Ya, yang penting bendera kembali bisa dinaikkan dengan khidmat,” tegas Agus Mahayastra.
Sementara itu, Plt Kabag Tata Pemerintahan Setda Gianyar, AA Putri Ari, mengatakan sebelum apel peringatan 91 Tahun Sumpah Pemuda kemarin pagi, dirinya telah wanti-wanti kepada staf yang membidanginya untuk menyiapkan peralatan sebaik mungkin, terutama Bendara Merah Putih. Menurut Putri Ari, kait lepas karena bagian atas bendera robek.
Meski tak tahu berapa usia bendera yang disimpan di almari Bagian Tapem Gianyar ini, namun Putri Ari menolak jika dikatakan bendera tersebut sudah lapuk. Dia mengaku bersyukur, karena bendera jatuh masih sempat ditangkap oleh petugas penggerek. “Mungkin karena tarikan talinya saat dikerek terlalu kencang, sehingga kait bendera lepas. Ya, inilah yang namanya musibah, tak bisa kita hindari,” jelas birokrat asal asal Puri Bitera, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar yang juga menjabat Kepala Dinas Sosial Gianyar ini. *lsa
Namun, suasana mendadak berubah tegang. Masalahnya, bendera yang sudah sempat berkibar, tiba-tiba jatuh lantaran kaitannya lepas dari tali penggerek. Seketika itu pula bendera ditangkap oleh dua petugas penggerek, sehingga tidak sampai tergelatk ke tanah. Bendera pun dibentangkan kembali untuk dikerek ke atas lagi.
Peristiwa unik ini kontan bikin kaget ratusan peserta apel bendera, termasuk undangan yang duduk di Tribun VIP Lapangan Astina Raya Gianyar. Bukan hanya Paskibra yang panik, namun juga Bagian Tata Pemerintahan dan Bagian Administrasi Pimpinan Setda Gianyar selaku protokol kegiatan apel.
Bupat Agus Mahayastra selaku Irup Apel Bendara kemarin pun langsung memerintahkan Paskibra melipat kembali bendera. Kemudian, Paskibra diminta membawa bendera untuk kembali ke tempat semula. Bupati Agus Mahayastra juga perintahkan Sekda Gianyar, Made Wisnu Wijaya, mengambil langkah darurat untuk mengambil kait bendera yang masih nyantol ujung atas tiang.
Selanjutnya, Sekda Wisnu Wijaya memerintahkan petugas Dinas Perhubungan Gianyar mendatangkan Truk Tower ke lapangan. Di kotak Truk Tower itu, seorang petugas Dinas Perhubungan naik sambil membawa jala untuk melepas kait bendera yang nyantol di ujung atas tiang.
Pada saat bersamaan, seorang anggota TNI dari Yon Zipur Gianyar, Prada Zainal, membuka baju dinasnya untuk berinisiatif mengambil kait bendera dimaksud. Prada Zainal hanya mengenakan baju kaos loreng TNI dan celana pendek hitam saat memanjat tiang bendera, Namun, kait bendaera lebih dulu berhasil diambil dengan jala oleh petugas Dihub. Proses evakuasi kait bendera ini disaksikan langsung para undangan VIP, yang rata-rata turun dari tribun utama dan mendekat ke tiang ben-dera.
Setelah evakuasi selesai, Paskibra kembali menaikkan Bendera Merah Putih dengan iringan marching band dan tanda penghormatan oleh seluruh peserta apel. Begitu bendera berhasil berkibar di ujung atas tiang, langsung disambut tepuk tangan oleh Irup Agus Mahayastra dan para undangan.
Usai upacara, Bupati Agus Mahayastra langsung mengajak Prada Zainal untuk naik ke Tribun VIP Lapangan Astina Raya Gianyar. Bupati Agus Mahayastra yang didampingi Wabkil Bupati AA Gde Mayun, Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, dan Wakil Ketua DPRD Gianyar IGN Anom Masta, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Prada Zainal, yang telah naik tiang bendera untuk mengambil pengait.
Menurut Agus Mahayastra, saat bendara jatuh dan dibentangkan lagi, dirinya selaku Irup terpaksa ambil keputusan dengan memerintahkan Paskibra meninggalkan lapangan. Sebab, dia melihat wajah anggota Paskibra seperti mau nangis, dalam kondisi tangan gemetar. “Jika apel dilajutkan dengan kondisi seperti itu, mereka seolah-olah dihukum bersama,” jelas Agus Mahayastra.
Menurut Agus Mahayastra, peristiwa seperti ini bisa terjadi di mana dan kapan saja. Kejadian ini layak jadi pembelajaran bersama dalam setiap pelaksanaan apel bendera. ‘’Harusnya, penyelanggara upacara memeriksa terlebih dulu bendera yang akan dinaikkan. Ternyata, di bendera ini tak ada talinya, hanya pakai tali dari jaritan kain,” sesal Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Dia juga tidak menyalahkan Plt Kabag Tata Pemerintahan Setda Gianyar, AA Putri Ari, selaku leading sector apel seperti ini. “Ya, yang penting bendera kembali bisa dinaikkan dengan khidmat,” tegas Agus Mahayastra.
Sementara itu, Plt Kabag Tata Pemerintahan Setda Gianyar, AA Putri Ari, mengatakan sebelum apel peringatan 91 Tahun Sumpah Pemuda kemarin pagi, dirinya telah wanti-wanti kepada staf yang membidanginya untuk menyiapkan peralatan sebaik mungkin, terutama Bendara Merah Putih. Menurut Putri Ari, kait lepas karena bagian atas bendera robek.
Meski tak tahu berapa usia bendera yang disimpan di almari Bagian Tapem Gianyar ini, namun Putri Ari menolak jika dikatakan bendera tersebut sudah lapuk. Dia mengaku bersyukur, karena bendera jatuh masih sempat ditangkap oleh petugas penggerek. “Mungkin karena tarikan talinya saat dikerek terlalu kencang, sehingga kait bendera lepas. Ya, inilah yang namanya musibah, tak bisa kita hindari,” jelas birokrat asal asal Puri Bitera, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar yang juga menjabat Kepala Dinas Sosial Gianyar ini. *lsa
1
Komentar