Dipangkas, Anggaran Operasional UPTD Pelayanan Kampung Investasi Hati
Kabupaten Tabanan miliki Pondok Jompo Werdhi Santhi dan Pondok Laras Mandiri yang sekarang telah menjadi UPTD Pelayanan Sosial Kampung Investasi Hati. Pondok yang beralamat di Banjar Wanasara, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, ini merawat warga yang lanjut usia (Lansia) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
TABANAN, NusaBali
Tetapi sayang karena defisit, tahun 2020 biaya operasional dipangkas. Sesuai KUA-PPAS 2020 anggaran diplot Rp 200 juta. Padahal dana ideal untuk doa pondok tersebut mencapai Rp 500 juta.
Kepala Dinas Sosial Tabanan Nyoman Gede Gunawan mengatakan anggaran tersebut bukan dipangkas tetapi dikurangi. Ada beberapa pos anggaran yang dikurangi seperti rehab kamar mandi yang klosetnya perlu dibenahi dan rehab gedung. “Tidak banyak, bukan dipangkas tetapi dikurangi. Untuk biaya makan dan minum tidak,” ujarnya, Senin (28/10).
Kata dia pondok digagas memang untuk merawat para lansia yang tinggal sendirian di rumah. Termasuk merawat ODGJ yang keluarganya mempercayakan di pondok demi keamanan. “Pengasuh kami sediakan, mereka menerima uang jasa seperti pegawai kontrak dengan jumlah Rp 1.100.000 per bulan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial Kampung Investasi Hati I Made Sujana mengungkapkan bahwa sesuai KUA-PPAS tahun 2020 anggaran diplot hanya Rp 200 juta untuk kedua pondok, sehingga masing-masing pondok mendapat Rp 100 juta. Harusnya anggaran ideal yang diperlukan sebesar Rp 500 juta, masing-masing pondok Rp 250 juta. “Kalau hanya Rp 100 juta, operasional, minum makan hanya cukup dua bulan, sebab sebagian digunakan untuk uang jasa pengasuh,” ujarnya.
Menurut Sujana, di dua pondok ada 10 pengasuh. Tugas mereka cukup berat karena tidak dapat libur. Mereka harus memasak, memandikan lansia yang tidak bisa bangun, bahkan parahnya membersihkan kotoran ketika ada lansia atau ODGJ yang membuang kotorannya tidak pada tempatnya. “Mereka ini (pengasuh) sungguh-sungguh bekerja, tidak ada istilahnya berbohong sebab tidak ada libur meski hari raya, dan hanya diberlakukan shift saja,” tandas Sujana.
Dengan kondisi itu Sujana berharap anggaran bisa diperjuangkan, sebab saat ini di Pondok Lansia merawat 9 lansia dan di Pondok Laras merawat 10 ODGJ. Namun apabila tidak bisa diganggu gugat mungkin akan mengandalkan donasi dari masyarakat. “Pokoknya berharap agar bisa ditambah, jangan hanya diplot Rp 100 juta karena itu benar-benar belum cukup,” tuturnya. *des
Kepala Dinas Sosial Tabanan Nyoman Gede Gunawan mengatakan anggaran tersebut bukan dipangkas tetapi dikurangi. Ada beberapa pos anggaran yang dikurangi seperti rehab kamar mandi yang klosetnya perlu dibenahi dan rehab gedung. “Tidak banyak, bukan dipangkas tetapi dikurangi. Untuk biaya makan dan minum tidak,” ujarnya, Senin (28/10).
Kata dia pondok digagas memang untuk merawat para lansia yang tinggal sendirian di rumah. Termasuk merawat ODGJ yang keluarganya mempercayakan di pondok demi keamanan. “Pengasuh kami sediakan, mereka menerima uang jasa seperti pegawai kontrak dengan jumlah Rp 1.100.000 per bulan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial Kampung Investasi Hati I Made Sujana mengungkapkan bahwa sesuai KUA-PPAS tahun 2020 anggaran diplot hanya Rp 200 juta untuk kedua pondok, sehingga masing-masing pondok mendapat Rp 100 juta. Harusnya anggaran ideal yang diperlukan sebesar Rp 500 juta, masing-masing pondok Rp 250 juta. “Kalau hanya Rp 100 juta, operasional, minum makan hanya cukup dua bulan, sebab sebagian digunakan untuk uang jasa pengasuh,” ujarnya.
Menurut Sujana, di dua pondok ada 10 pengasuh. Tugas mereka cukup berat karena tidak dapat libur. Mereka harus memasak, memandikan lansia yang tidak bisa bangun, bahkan parahnya membersihkan kotoran ketika ada lansia atau ODGJ yang membuang kotorannya tidak pada tempatnya. “Mereka ini (pengasuh) sungguh-sungguh bekerja, tidak ada istilahnya berbohong sebab tidak ada libur meski hari raya, dan hanya diberlakukan shift saja,” tandas Sujana.
Dengan kondisi itu Sujana berharap anggaran bisa diperjuangkan, sebab saat ini di Pondok Lansia merawat 9 lansia dan di Pondok Laras merawat 10 ODGJ. Namun apabila tidak bisa diganggu gugat mungkin akan mengandalkan donasi dari masyarakat. “Pokoknya berharap agar bisa ditambah, jangan hanya diplot Rp 100 juta karena itu benar-benar belum cukup,” tuturnya. *des
Komentar