Adiknya ke Golkar, Bupati Bangli Akan Diajak Dialog PDIP
Kutha Parwata Gandengan dengan Subrata, Beberapa Kader PDIP Tembuku Siap Kabur
DPD PDIP Bali kaget dengan manuver adik Bupati Bangli I Made Gianyar, I Made Subrata, yang maju tarung ke Pilkada Bangli 2020 dengan naik kendaraan Partai Golkar.
DENPASAR, NusaBali
PDIP pun siapkan dialog dengan Bupati Made Gianyar, yang notabene Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Politik DPD PDIP Bali. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP Bali, IGN Alit Kusuma Kelakan, mengatakan saat ini partainya sedang berproses dalam pemetaan dan menjaring calon hadapi Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali. “Termasuk untuk Pilkada Bangli 2020, PDIP sedang berproses. Kita masih menunggu survei dan sebagainya, sambil memetakan kekuatan elektabilitas tokoh-tokoh,” ujar Alit Kelakan saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Selasa (29/10).
Terkait manuver adiknya yang merapat ke Golkar untuk Pilkada Bangli 2020, menurut Alit Kelakang, Bupati Made Gianyar sudah tahu apa yang harus dilakukan. Pasalnya, Made Gianyar adalah kader PDIP dan pengurus partai. “Kita perlu secepatnya komunikasi dan dialog dengan Made Gianyar,” jelas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang juga anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali 2019-2024 ini.
Alit Kelakan mengatakan tidak bisa menghalangi seseorang untuk menentukan langkah politiknya. Apalagi, rekomendasi pasangan Cabup-Cawabup untuk Pilkada 2020 belum diturunkan DPP PDIP. Sejauh ini, PDIP belum memutuskan apa pun terkait Made Subrata, yang nyalon Bupati Bangli dari Golkar. “Ya, karena rekomendasi belum keluar. Kita juga baru proses pendaftaran calon. Yang jelas, Made Gianyar sudah paham itu,” tandas Alit Kelakan.
Bagaimana dengan Ngakan Made Kutha Parwata, politisi senior PDIP yang ikut merapat ke Golkar sebagai tandsem Made Subrata di posisi Cawabup untuk Pilkada Bangli 2020? “Kalau ada kader tidak melaksanakan rekomendasi, saat itulah ada konsekuensinya. Kutha Parwata juga pasti sudah paham itu. Nanti kita tunggu kalau sudah ada keputusan dari DPP PDIP soal Pilkada 2020,” tegas Alit Kelakan yang juga mantan Wakil Gubernur Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014.
Made Subrata sendiri sempat mendaftar nyalon sebagai Cawabup di PDIP untuk tarung Pilkada Bangli 2020, namun kemudian undur diri. Kemudian, dia merapat ke golkar. Bahkan, Subratasudah kantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar. KTA tersebut diperoleh saat Kepala Desa (Perbekel) Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini mendatangi Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (28/10) pagi pukul 10.00 Wita.
Adik Bupati Made Gianyar ini saat itu datang ke DPD I Golkar Bali gerama Ngakan Kutha Parwata, politisi PDIP asal Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli yang notabene mantan Ketua DPRD Bangli 2014-2019. Selain diantar 6 anggota Fraksi Golkar DPRD Bangli, Subratha dan Kutha Parwata yang akan maju berpaket sebagai Cabup-Cawabup Bangli, juga diantar sejumlah Perbekel dari Kecamatan Kintamani dan Kecamatan Tembuku.
Subrata menegaskan dirinya siap menjadi kader Golkar untuk bisa maju naik kendaraan Partai Beringin di Pilkada Bangli 2020. ”Saya punya komitmen untuk membesarkan Partai Golkar ke depan,” tandas Subrata, yang sebelumnya sempat mendaftar nyalon dan berharap jadi pendamping Sang Nyoman Sedana Artha sebagai Cawabup Bangli dari PDIP.
Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, pun memberikan angin segar bahwa Made Subrata bakal dapat rekomendasi sebagai Cabup Bangli untuk Pilkada 2020. Hari itu pula, Demer menerbitkan KTA Partai Golkar untuk Subrata. KTA tersebut bernomor 51060405368220001. Golkar pun persilakan Subrata mulai turun sosialisai ke akar rumput dengan kibarkan atribut partai.
Sementara itu, sejumlah kader PDIP di wilayah Kecamatan Tembuku, Bangli bersiap-siap hengkang setelah senior mereka, Ngakan Kutha Parwata, merapat ke Golkar. Seorang kader PDIP di Bangli menyebutkan, mereka bersiap hengkang karena beberapa faktor. Salah satunya, proses demokrasi di internal PDIP dianggap tidak berjalan.
“Indikasinya, calon (Cabup-Cawabup) yang diajukan ke DPP PDIP untuk dimintakan rekomendasi, tidak melaui proses penyerapan asiparsi dari bawah setingkat Anak ranting dan Ranting. Ini beda dengan hajatan Pilkada Bangli sebelumnya, di mana paket calon yang diusung terjaring melalui rapat yang diawali dari tingkat terbawah, Anak Ranting,” katanya kepada NusaBali di Bangli, Selasa kemarin.
Dia menyebutkan, pasangan calon seharusnya digodok lebih dulu di tingkat Ranting, lanjut ke PAC PDIP (tingkat kecamatan), lalu aspirasi diusulkan ke DPC PDIP (tingkat kabupaten). “Kalau sekarang kan ujug-ujug langsung muncul dari DPC PDIP Bangli, tanpa melalui penyerapan aspirasi di bawah. Katanya ni partai rakyat, tapi suara rakyat tidak didengarkan,” ujar mantan pengurus PAC PDIP Tembuku ini.
Sedangkan tokoh PDIP yang mantan Bupati Bangli (2000-2005, 2005-2010), I Nengah Arnawa, menyatakan keputusan Kutha Parwata maju dari luar PDIP merupakan hak yang bersangkutan. Meski demikian, Kutha Parwata diharapkan tetap bertahan di PDIP. “Jika ingin maju ke Pilkada 2020, seharunya Kutha Parwata mendaftar dalam penjaringan calon di PDIP. Tapi, yang bersangkutan tidak mendaftar,” tandas Arnawa.
Yang jelas, jika Kutha Parwata maju tarung Pilkada Bangli 2020 dengan kendaraan partai lain, menurut Arnawa, ini akan berpengaruh terhadap suara PDIP. Bagaimana pun, Kutha Parwata punya basis massa dalam kapasitas dan ketokohannya sebagai mantan Ketua DPC PDIP Bangli 2005-2010, 2010- 2015 dan Ketua DPRD Bangli 2014-2019. “Kalau ini sampai terjadi, saya prediksi suara PDIP di Bangli akan turun kisaran 15-20 persen,” papar mantan Wakil Ketua Bappilu DPD PDIP Bali ini.
Dikonfirmasi terpisah terkait pasangan Made Subrata-Kutha Parwata yang merapat ke Golkar, Ketua DPC PDIP Bangli Sang Nyoman Sedana Arta jusru irit bicara. Politisi PDIP asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini mengatakan rekomendasi Cabup-Cawabup belum diturunkan DPP PDIP.
Sedana Arta menegaskan, jika rekomendasi dari DPP PDIP sudah turun, dapat dipastikan seluruh kader dan simpatisan PDIP akan mengamankan dan memenangkan paket calon yang diusung. “PDIP Bangli tetap solid untuk mengamankan dan memenangkan paket calon yang direkomendasikan Ibu Ketua Umum PDIP (Megawati, Red),” tegas Wakil Bupati Bangli yang akan diusung partainya sebagai Cabup Bangli di Pilkada 2020 ini. *nat,esa
Terkait manuver adiknya yang merapat ke Golkar untuk Pilkada Bangli 2020, menurut Alit Kelakang, Bupati Made Gianyar sudah tahu apa yang harus dilakukan. Pasalnya, Made Gianyar adalah kader PDIP dan pengurus partai. “Kita perlu secepatnya komunikasi dan dialog dengan Made Gianyar,” jelas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang juga anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali 2019-2024 ini.
Alit Kelakan mengatakan tidak bisa menghalangi seseorang untuk menentukan langkah politiknya. Apalagi, rekomendasi pasangan Cabup-Cawabup untuk Pilkada 2020 belum diturunkan DPP PDIP. Sejauh ini, PDIP belum memutuskan apa pun terkait Made Subrata, yang nyalon Bupati Bangli dari Golkar. “Ya, karena rekomendasi belum keluar. Kita juga baru proses pendaftaran calon. Yang jelas, Made Gianyar sudah paham itu,” tandas Alit Kelakan.
Bagaimana dengan Ngakan Made Kutha Parwata, politisi senior PDIP yang ikut merapat ke Golkar sebagai tandsem Made Subrata di posisi Cawabup untuk Pilkada Bangli 2020? “Kalau ada kader tidak melaksanakan rekomendasi, saat itulah ada konsekuensinya. Kutha Parwata juga pasti sudah paham itu. Nanti kita tunggu kalau sudah ada keputusan dari DPP PDIP soal Pilkada 2020,” tegas Alit Kelakan yang juga mantan Wakil Gubernur Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014.
Made Subrata sendiri sempat mendaftar nyalon sebagai Cawabup di PDIP untuk tarung Pilkada Bangli 2020, namun kemudian undur diri. Kemudian, dia merapat ke golkar. Bahkan, Subratasudah kantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar. KTA tersebut diperoleh saat Kepala Desa (Perbekel) Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini mendatangi Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (28/10) pagi pukul 10.00 Wita.
Adik Bupati Made Gianyar ini saat itu datang ke DPD I Golkar Bali gerama Ngakan Kutha Parwata, politisi PDIP asal Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli yang notabene mantan Ketua DPRD Bangli 2014-2019. Selain diantar 6 anggota Fraksi Golkar DPRD Bangli, Subratha dan Kutha Parwata yang akan maju berpaket sebagai Cabup-Cawabup Bangli, juga diantar sejumlah Perbekel dari Kecamatan Kintamani dan Kecamatan Tembuku.
Subrata menegaskan dirinya siap menjadi kader Golkar untuk bisa maju naik kendaraan Partai Beringin di Pilkada Bangli 2020. ”Saya punya komitmen untuk membesarkan Partai Golkar ke depan,” tandas Subrata, yang sebelumnya sempat mendaftar nyalon dan berharap jadi pendamping Sang Nyoman Sedana Artha sebagai Cawabup Bangli dari PDIP.
Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, pun memberikan angin segar bahwa Made Subrata bakal dapat rekomendasi sebagai Cabup Bangli untuk Pilkada 2020. Hari itu pula, Demer menerbitkan KTA Partai Golkar untuk Subrata. KTA tersebut bernomor 51060405368220001. Golkar pun persilakan Subrata mulai turun sosialisai ke akar rumput dengan kibarkan atribut partai.
Sementara itu, sejumlah kader PDIP di wilayah Kecamatan Tembuku, Bangli bersiap-siap hengkang setelah senior mereka, Ngakan Kutha Parwata, merapat ke Golkar. Seorang kader PDIP di Bangli menyebutkan, mereka bersiap hengkang karena beberapa faktor. Salah satunya, proses demokrasi di internal PDIP dianggap tidak berjalan.
“Indikasinya, calon (Cabup-Cawabup) yang diajukan ke DPP PDIP untuk dimintakan rekomendasi, tidak melaui proses penyerapan asiparsi dari bawah setingkat Anak ranting dan Ranting. Ini beda dengan hajatan Pilkada Bangli sebelumnya, di mana paket calon yang diusung terjaring melalui rapat yang diawali dari tingkat terbawah, Anak Ranting,” katanya kepada NusaBali di Bangli, Selasa kemarin.
Dia menyebutkan, pasangan calon seharusnya digodok lebih dulu di tingkat Ranting, lanjut ke PAC PDIP (tingkat kecamatan), lalu aspirasi diusulkan ke DPC PDIP (tingkat kabupaten). “Kalau sekarang kan ujug-ujug langsung muncul dari DPC PDIP Bangli, tanpa melalui penyerapan aspirasi di bawah. Katanya ni partai rakyat, tapi suara rakyat tidak didengarkan,” ujar mantan pengurus PAC PDIP Tembuku ini.
Sedangkan tokoh PDIP yang mantan Bupati Bangli (2000-2005, 2005-2010), I Nengah Arnawa, menyatakan keputusan Kutha Parwata maju dari luar PDIP merupakan hak yang bersangkutan. Meski demikian, Kutha Parwata diharapkan tetap bertahan di PDIP. “Jika ingin maju ke Pilkada 2020, seharunya Kutha Parwata mendaftar dalam penjaringan calon di PDIP. Tapi, yang bersangkutan tidak mendaftar,” tandas Arnawa.
Yang jelas, jika Kutha Parwata maju tarung Pilkada Bangli 2020 dengan kendaraan partai lain, menurut Arnawa, ini akan berpengaruh terhadap suara PDIP. Bagaimana pun, Kutha Parwata punya basis massa dalam kapasitas dan ketokohannya sebagai mantan Ketua DPC PDIP Bangli 2005-2010, 2010- 2015 dan Ketua DPRD Bangli 2014-2019. “Kalau ini sampai terjadi, saya prediksi suara PDIP di Bangli akan turun kisaran 15-20 persen,” papar mantan Wakil Ketua Bappilu DPD PDIP Bali ini.
Dikonfirmasi terpisah terkait pasangan Made Subrata-Kutha Parwata yang merapat ke Golkar, Ketua DPC PDIP Bangli Sang Nyoman Sedana Arta jusru irit bicara. Politisi PDIP asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini mengatakan rekomendasi Cabup-Cawabup belum diturunkan DPP PDIP.
Sedana Arta menegaskan, jika rekomendasi dari DPP PDIP sudah turun, dapat dipastikan seluruh kader dan simpatisan PDIP akan mengamankan dan memenangkan paket calon yang diusung. “PDIP Bangli tetap solid untuk mengamankan dan memenangkan paket calon yang direkomendasikan Ibu Ketua Umum PDIP (Megawati, Red),” tegas Wakil Bupati Bangli yang akan diusung partainya sebagai Cabup Bangli di Pilkada 2020 ini. *nat,esa
1
Komentar