Warga Keramas Pelihara Koi di Sungai
Kesadaran warga di Gianyar untuk menjaga kebersihan lingkungan makin meningkat.
GIANYAR, NusaBali
Terutama dengan membersihkan sungai. Namun, warga Banjar Lebah, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, menjaga kebersihan sungai dengan cara memelihara ikan Koi di Sungai Kecung, desa setempat.
Hal itu tersirat saat kegiatan penebaran benih ikan Koi dan Nila di Sungai Kecung, Selasa (29/10). Hadir, Bupati Gianyar Made Mahayastra, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, dan pihak terkait, serta warga setempat.
Perbekel Keramas Gusti Sarjana mengatakan, untuk mengatasi permasalahan sampah-sampah yang sering ada di sungai, warganya memasang jaring di bagian hulu sungai. Sehingga sampah tersebut tidak mengotori Sungai Kecung yang telah ditebari benih Koi dan Nila. Dia berharap momen ini akan menjadi langkah awal bagi masyarakat Keramas untuk menjaga kebersihan lingkungan desa. “Setiap hari, warga kami yang tergabung dalam Kru Kucit membersihkan sampah yang tersangkut di jaring tersebut, sehingga Sungai Kecung ini tetap bersih,” ujarnya,
Penebaran benih ikan tersebut serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat Keramas dalam menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai. Dikatakan Gusti Sarjana, di Keramas masih sering ditemukan sampah mengotori sungai. “Saya sangat berterima kasih kepada warga yang setiap hari membersihkan sungai dan membantu kami menjaga lingkungan Keramas tetap bersih, kegiatan penebaran benih ikan koi inipun adalah inisiatif mereka, terima kasih,” ujar Gusti Sarjana.
Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra meminta seluruh desa serius menjaga lingkungan. Tidak cukup sebulan sekali atau saat momen tertentu, melainkan harus dibiasakan setiap hari. “Suatu saat, warga di hulu sungai akan mendengar kegiatan ini. Mereka akan malu untuk terus-menerus membuang sampah karena daerah-daerah yang ada di hilir pastilah tidak akan senang,” tambah Mahayastra.
Bupati Mahayastra mengucapkan terima kasih kepada kelompok pecinta lingkungan dan pihak lain yang telah membantu mengingatkan masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan. Bupati juga kepada para pengusaha yang membuka usaha di Desa Keramas yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Mahayastra menambahkan, jika pemerintah desa mendapat tawaran bantuan truk sampah dan tawaran pengelolaan terpadu sampah pedesaan dari pengusaha atau pihak manapun, agar diterima. Perbekel jangan terlalu memikirkan biaya operasional, pemkab akan membantu jika memang dibutuhkan. “Saya memberikan banyak bantuan khusus, BKK di desa-desa, pertama (untuk desa) yang berhasil menurunkan kemiskinan, kedua yang serius menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Mahayastra.
Di sela-sela acara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menyatakan, kebersihan sungai merupakan tanda utama kebersihan lingkungan. Ikan yang dapat hidup di sungai seperti ini merupakan fakta nyata tentang kesehatan dan kebersihan sungai. Tak kalah penting, pemeliharaan ikan ini pasti akan berbuah nilai ekonomis dan sungai akan jadi indah karena warna warni ikan. ‘’Apa yang dilakukan warga Lebah ini sangat pantas diketoktularkan ke wilayah banjar lain yang dialiri sungai. Ini contoh yang baik,’’ jelasnya. *nvi
Hal itu tersirat saat kegiatan penebaran benih ikan Koi dan Nila di Sungai Kecung, Selasa (29/10). Hadir, Bupati Gianyar Made Mahayastra, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, dan pihak terkait, serta warga setempat.
Perbekel Keramas Gusti Sarjana mengatakan, untuk mengatasi permasalahan sampah-sampah yang sering ada di sungai, warganya memasang jaring di bagian hulu sungai. Sehingga sampah tersebut tidak mengotori Sungai Kecung yang telah ditebari benih Koi dan Nila. Dia berharap momen ini akan menjadi langkah awal bagi masyarakat Keramas untuk menjaga kebersihan lingkungan desa. “Setiap hari, warga kami yang tergabung dalam Kru Kucit membersihkan sampah yang tersangkut di jaring tersebut, sehingga Sungai Kecung ini tetap bersih,” ujarnya,
Penebaran benih ikan tersebut serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat Keramas dalam menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai. Dikatakan Gusti Sarjana, di Keramas masih sering ditemukan sampah mengotori sungai. “Saya sangat berterima kasih kepada warga yang setiap hari membersihkan sungai dan membantu kami menjaga lingkungan Keramas tetap bersih, kegiatan penebaran benih ikan koi inipun adalah inisiatif mereka, terima kasih,” ujar Gusti Sarjana.
Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra meminta seluruh desa serius menjaga lingkungan. Tidak cukup sebulan sekali atau saat momen tertentu, melainkan harus dibiasakan setiap hari. “Suatu saat, warga di hulu sungai akan mendengar kegiatan ini. Mereka akan malu untuk terus-menerus membuang sampah karena daerah-daerah yang ada di hilir pastilah tidak akan senang,” tambah Mahayastra.
Bupati Mahayastra mengucapkan terima kasih kepada kelompok pecinta lingkungan dan pihak lain yang telah membantu mengingatkan masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan. Bupati juga kepada para pengusaha yang membuka usaha di Desa Keramas yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Mahayastra menambahkan, jika pemerintah desa mendapat tawaran bantuan truk sampah dan tawaran pengelolaan terpadu sampah pedesaan dari pengusaha atau pihak manapun, agar diterima. Perbekel jangan terlalu memikirkan biaya operasional, pemkab akan membantu jika memang dibutuhkan. “Saya memberikan banyak bantuan khusus, BKK di desa-desa, pertama (untuk desa) yang berhasil menurunkan kemiskinan, kedua yang serius menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Mahayastra.
Di sela-sela acara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menyatakan, kebersihan sungai merupakan tanda utama kebersihan lingkungan. Ikan yang dapat hidup di sungai seperti ini merupakan fakta nyata tentang kesehatan dan kebersihan sungai. Tak kalah penting, pemeliharaan ikan ini pasti akan berbuah nilai ekonomis dan sungai akan jadi indah karena warna warni ikan. ‘’Apa yang dilakukan warga Lebah ini sangat pantas diketoktularkan ke wilayah banjar lain yang dialiri sungai. Ini contoh yang baik,’’ jelasnya. *nvi
1
Komentar