Tim KSPAN Provinsi Bali Nilai SMAN 3 Denpasar
Tim Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) Provinsi Bali menilai SMAN 3 Denpasar sebagai duta Kota Denpasar dalam lomba KSPAN Provinsi Bali Tahun 2019.
DENPASAR, NusaBali
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, Ketua Tim Penilai KSPAN Provinsi Bali, Made Dana Tenaya berserta tim di SMAN 3 Denpasar pada Rabu (30/10).
Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan berdasarkan survey terpadu biologis dan perilaku tahun 2015, data nasional menunjukkan hanya 19,77% remaja memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS secara komprehensif. Hasil survei ini sangat jauh sekali dari target nasional yaitu 95% remaja mengetahui HIV/AIDS secara komprehensif.
"Kita ketahui bahwa di seluruh dunia termasuk di Bali, HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman serius karena kasusnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan," katanya.
Sebagai duta Pemkot Denpasar diharapkan SMAN 3 Denpasar menjadi pelopor bagi seluruh pelajar untuk mengerti dan paham akan bahaya HIV/AIDS. “Jika kita mengabaikan situasi ini maka resiko besar akan dihadapi kelompok penduduk usia remaja dan hal ini berdamapak buruk pada generasi penerus bangsa. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi pemahaman terhadap pelajar akan pentingnya bahaya HIV/AIDS dan narkoba,” ujarnya.
Jaya Negara mengatakan, masalah narkoba, HIV, dan AIDS yang dihadapi semakin komplek, penggunaan narkoba suntik yang tidak steril secara bersama-sama sangat potensial menularkan virus HIV dengan prevalensi penularan hingga 100 persen. Berbagai upaya dilakukan untuk menghambat laju penularan HIV, salah satunya adalah intervensi melalui jalur sekolah. Hal ini terlaksana bukan semata-mata hanya upaya Komisi Penanggulangan AIDS Kota Denpasar namun juga atas kerja sama semua pihak termasuk Forum Guru Pembina KSPAN, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Lembaga Swadaya Masyarakat. "Saya memandang lomba ini sudah tepat dan upaya ini hendaknya terus dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun, dan saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada sekolah yang telah melaksanakan KSPAN," ujar Jaya Negara.
Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar, IB Sudirga dalam kesempatan tersebut mengatakan, pendidikan kesehatan dengan menekankan pada pencegahan dan penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan narkoba, baik secara formal dalam pembelajaran maupun aktivitas kurikulum dan ekstrakulikuler di SMAN 3 Denpasar. "Menjadi kewajiban bersama untuk menyampaikan kepada siswa didik, betapa dahsyatnya persoalan bangsa ini yang akan membawa kehancuran masa depan generasi muda. Semua komponen sekolah tiada henti dan tanpa mengenal lelah upaya menuturkan kepada siswa didik bahayanya HIV/ AIDS, dan narkoba untuk dijadikan musuh bagi kita bersama," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Juri Lomba KSPAN Provinsi Bali, Made Dana Tenaya mengatakan masalah HIV/AIDS, dan narkoba yang dihadapi semakin berkembang dan kompleks. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali tercatat ada ribuan kasus HIV/AIDS dan hal itu sangat memprihatinkan dan dibutuhkan perhatian bersama. "Melalui lomba ini, kami berharap bisa dijadikan kegiatan kreativitas dalam membangun jejaring kerja, baik antarsiswa, guru, forum guru, pembina KSPAN, serta sebagai upaya untuk menyusun strategi untuk meningkatkan peran pembinaan KSPAN dalam penanggulangan AIDS/HIV, dan narkoba melalui jalur sekolah," katanya.*mis
Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan berdasarkan survey terpadu biologis dan perilaku tahun 2015, data nasional menunjukkan hanya 19,77% remaja memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS secara komprehensif. Hasil survei ini sangat jauh sekali dari target nasional yaitu 95% remaja mengetahui HIV/AIDS secara komprehensif.
"Kita ketahui bahwa di seluruh dunia termasuk di Bali, HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman serius karena kasusnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan," katanya.
Sebagai duta Pemkot Denpasar diharapkan SMAN 3 Denpasar menjadi pelopor bagi seluruh pelajar untuk mengerti dan paham akan bahaya HIV/AIDS. “Jika kita mengabaikan situasi ini maka resiko besar akan dihadapi kelompok penduduk usia remaja dan hal ini berdamapak buruk pada generasi penerus bangsa. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi pemahaman terhadap pelajar akan pentingnya bahaya HIV/AIDS dan narkoba,” ujarnya.
Jaya Negara mengatakan, masalah narkoba, HIV, dan AIDS yang dihadapi semakin komplek, penggunaan narkoba suntik yang tidak steril secara bersama-sama sangat potensial menularkan virus HIV dengan prevalensi penularan hingga 100 persen. Berbagai upaya dilakukan untuk menghambat laju penularan HIV, salah satunya adalah intervensi melalui jalur sekolah. Hal ini terlaksana bukan semata-mata hanya upaya Komisi Penanggulangan AIDS Kota Denpasar namun juga atas kerja sama semua pihak termasuk Forum Guru Pembina KSPAN, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Lembaga Swadaya Masyarakat. "Saya memandang lomba ini sudah tepat dan upaya ini hendaknya terus dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun, dan saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada sekolah yang telah melaksanakan KSPAN," ujar Jaya Negara.
Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar, IB Sudirga dalam kesempatan tersebut mengatakan, pendidikan kesehatan dengan menekankan pada pencegahan dan penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan narkoba, baik secara formal dalam pembelajaran maupun aktivitas kurikulum dan ekstrakulikuler di SMAN 3 Denpasar. "Menjadi kewajiban bersama untuk menyampaikan kepada siswa didik, betapa dahsyatnya persoalan bangsa ini yang akan membawa kehancuran masa depan generasi muda. Semua komponen sekolah tiada henti dan tanpa mengenal lelah upaya menuturkan kepada siswa didik bahayanya HIV/ AIDS, dan narkoba untuk dijadikan musuh bagi kita bersama," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Juri Lomba KSPAN Provinsi Bali, Made Dana Tenaya mengatakan masalah HIV/AIDS, dan narkoba yang dihadapi semakin berkembang dan kompleks. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali tercatat ada ribuan kasus HIV/AIDS dan hal itu sangat memprihatinkan dan dibutuhkan perhatian bersama. "Melalui lomba ini, kami berharap bisa dijadikan kegiatan kreativitas dalam membangun jejaring kerja, baik antarsiswa, guru, forum guru, pembina KSPAN, serta sebagai upaya untuk menyusun strategi untuk meningkatkan peran pembinaan KSPAN dalam penanggulangan AIDS/HIV, dan narkoba melalui jalur sekolah," katanya.*mis
Komentar