GoMax, Komunitas Gojek Pengguna Yamaha NMax
Drivernya senang karena tidak gampang lelah plus hemat BBM, sedangkan penumpangnya nyaman duduk di boncengan.
DENPASAR, NusaBali
Tak mau kalah dengan komunitas-komunitas otomotif lainnya, driver Gojek yang menggunakan Yamaha NMax di Bali pun membentuk komunitas bernama ‘GoMax’. Komunitas yang berdiri pada 28 Oktober 2016 tersebut kini memiliki 60 anggota. “Awalnya tidak saling kenal, tapi kami melihat ada kesamaan di antara kami yang menggunakan NMax,” kata I Nengah Budiasa alias Unyil, Ketua GoMax Bali, Rabu (30/10/2019).
Sejak setahun silam, klub ‘Abang Gojek’ ini sudah bergabung dalam wadah Yamaha Riders Federation Indonesia (YRFI) atau asosiasi klub-klub yang diakui oleh Yamaha. Klub yang awalnya ‘hanya iseng-iseng’ 10 driver Gojek pengguna NMax ini pun perlahan mulai menambah anggota seiring makin banyaknya pengguna NMax yang menekuni profesi ojek online. Bahkan di antara anggota, terlibat sepasang suami istri, Nanang Arifin dan Novi Yanti, yang sama-sama menggunakan NMax kelir hitam.
Dibanding kendaraan roda dua lainnya, matic NMax ini memang tergolong premium dengan bandrol harga di Bali saat ini, Rp 29.435.000 (tipe standar) dan Rp 32.115.000 (tipe ABS). Padahal untuk bisa menjadi driver Gojek pun sebenarnya sudah cukup dengan kendaraan roda dua langsiran tahun 2012. “Selain lebih keren, pakai NMax karena alasan kenyamanan dan irit BBM juga,” imbuh Djoe Avarell, Penasehat GoMax Bali yang menunggang NMax kelir putih sejak 2015.
Djoe yang menjadi driver Gojek sejak empat tahun silam ini mengungkap hanya mengeluarkan duit Rp 25.000 sehari saat nggojek. “Dengan modal segitu buat BBM, sudah bisa narik sekitar 80 sampai 100 kilometer,” ungkap driver Gojek ‘generasi pertama’ di Bali ini.
Sambil tersenyum, Djoe mengungkap hasil yang didapat pun menggembirakan karena bisa ambil 17-24 orderan per harinya. Djoe pun sepakat bahwa penghasilan yang diperolehnya mencukupi. Dalam sehari, penghasilan antara Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu bisa dikantongi. Bahkan ketika jumlah driver belum sebesar saat ini dan sistem poin berbeda, hasil yang diperoleh juga lebih besar. “Dulu bisa dapat bersih Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu,” imbuh Unyil.
Unyil sendiri mengaku jika NMax memberinya kenyamanan bekerja sebagai driver ojek online. “Riding-nya nyaman, nggak bikin capek di pinggang. Kalau agak capek, kaki juga bisa selonjor,” kata driver asal Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng ini.
Diakuinya bahwa customer pun senang jika dijemput pakai NMax. Pengakuan itu pun diungkapkan oleh pengguna ojek online. “Ya memang enak sih kalau pesan Gojek yang datang NMax,” kata Putu Siska, karyawati di kawasan Teuku Umar Denpasar yang mengaku hampir setiap hari menggunakan jasa Gojek. Sayang, lanjutnya, di aplikasi Gojek tidak bisa memilih kendaraan apa yang datang mengantarnya. “Sayang sih, nggak bisa milih. Nggak enaknya kalau dijemput ojek online yang duduknya sempit,” tambahnya lagi.
Komunitas GoMax sendiri rutin kopdar atau ngumpul setiap sebulan sekali. Layaknya klub otomotif, iuran bulanan pun menjadi kewajiban, meskipun hanya ditarik Rp 10.000. Pada bulan Desember mendatang, GoMax bakal menggelar HUT Ke-3 dengan mengundang komunitas se-Indonesia. “HUT harusnya 28 Oktober, tapi kami undur akhir tahun agar klub luar Bali punya waktu lebih banyak bisa hadir,” tuntas Unyil. *mao
Sejak setahun silam, klub ‘Abang Gojek’ ini sudah bergabung dalam wadah Yamaha Riders Federation Indonesia (YRFI) atau asosiasi klub-klub yang diakui oleh Yamaha. Klub yang awalnya ‘hanya iseng-iseng’ 10 driver Gojek pengguna NMax ini pun perlahan mulai menambah anggota seiring makin banyaknya pengguna NMax yang menekuni profesi ojek online. Bahkan di antara anggota, terlibat sepasang suami istri, Nanang Arifin dan Novi Yanti, yang sama-sama menggunakan NMax kelir hitam.
Dibanding kendaraan roda dua lainnya, matic NMax ini memang tergolong premium dengan bandrol harga di Bali saat ini, Rp 29.435.000 (tipe standar) dan Rp 32.115.000 (tipe ABS). Padahal untuk bisa menjadi driver Gojek pun sebenarnya sudah cukup dengan kendaraan roda dua langsiran tahun 2012. “Selain lebih keren, pakai NMax karena alasan kenyamanan dan irit BBM juga,” imbuh Djoe Avarell, Penasehat GoMax Bali yang menunggang NMax kelir putih sejak 2015.
Djoe yang menjadi driver Gojek sejak empat tahun silam ini mengungkap hanya mengeluarkan duit Rp 25.000 sehari saat nggojek. “Dengan modal segitu buat BBM, sudah bisa narik sekitar 80 sampai 100 kilometer,” ungkap driver Gojek ‘generasi pertama’ di Bali ini.
Sambil tersenyum, Djoe mengungkap hasil yang didapat pun menggembirakan karena bisa ambil 17-24 orderan per harinya. Djoe pun sepakat bahwa penghasilan yang diperolehnya mencukupi. Dalam sehari, penghasilan antara Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu bisa dikantongi. Bahkan ketika jumlah driver belum sebesar saat ini dan sistem poin berbeda, hasil yang diperoleh juga lebih besar. “Dulu bisa dapat bersih Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu,” imbuh Unyil.
Unyil sendiri mengaku jika NMax memberinya kenyamanan bekerja sebagai driver ojek online. “Riding-nya nyaman, nggak bikin capek di pinggang. Kalau agak capek, kaki juga bisa selonjor,” kata driver asal Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng ini.
Diakuinya bahwa customer pun senang jika dijemput pakai NMax. Pengakuan itu pun diungkapkan oleh pengguna ojek online. “Ya memang enak sih kalau pesan Gojek yang datang NMax,” kata Putu Siska, karyawati di kawasan Teuku Umar Denpasar yang mengaku hampir setiap hari menggunakan jasa Gojek. Sayang, lanjutnya, di aplikasi Gojek tidak bisa memilih kendaraan apa yang datang mengantarnya. “Sayang sih, nggak bisa milih. Nggak enaknya kalau dijemput ojek online yang duduknya sempit,” tambahnya lagi.
Komunitas GoMax sendiri rutin kopdar atau ngumpul setiap sebulan sekali. Layaknya klub otomotif, iuran bulanan pun menjadi kewajiban, meskipun hanya ditarik Rp 10.000. Pada bulan Desember mendatang, GoMax bakal menggelar HUT Ke-3 dengan mengundang komunitas se-Indonesia. “HUT harusnya 28 Oktober, tapi kami undur akhir tahun agar klub luar Bali punya waktu lebih banyak bisa hadir,” tuntas Unyil. *mao
1
Komentar